IBL

Grand Final musim pertama WNBL (Women's National Basketball League) Indonesia (2011-2012) diprediksi akan sangat seru. Dua tim teratas sepanjang musim reguler akan bertemu. Surabaya Fever melawan Tomang Sakti Mighty Bees Jakarta. Surabaya Fever unggulan. Mereka tak pernah kalah. Tomang Sakti unggulan kedua. Mereka punya trio berbahaya pada diri Jacklien Ibo, Wulan Ayu Ningrum, dan Fanny Kalumata.

Berlangsung di GOR UNY Yogyakarta yang penuh oleh ribuan penonton, 29 April 2012, Tomang Sakti langsung membuka keunggulan 4-0 di kuarter pembuka. Namun Fever langsung membalas dan tak pernah lagi tertinggal dengan selisih lebih besar. Kuarter pembuka ditutup dengan keunggulan Tomang Sakti 21-19.

Laga semakin ketat dan keras di kuarter kedua. Hanya satu gim final. Menang juara, dan kalah harus coba lagi musim depan. Dua tim yang merupakan kantung terbesar sumber pemain-pemain nasional jelas menunjukkan semangat tak mau mengalah. Surabaya Fever punya Yunita Sugianto, Gabriel Sophia, Marjorice, Henny Sutjiono yang mengimbangi trio Tomang Sakti.

Pada pertengahan kuarter kedua, skor sama di angka 24. Laga semakin keras. Fever berbalik unggul 38-31 di akhir kuarter kedua. Unggul 52-44 di akhir kuarter ketiga, Fever menjadi juara musim pertama WNBL Indonesia dengan kemenangan 81-58 atas Tomang Sakti. Pengumpul angka terbanyak bagi Tomang Sakti adalah Jacklien Ibo dengan 18 poin.

Secara individu, Jacklienlah yang mendominasi musim pertama WNBL Indonesia 2011-2012. Enam penghargaan individu tertinggi WNBL Indonesia musim 2011-2012 adalah bukti dominasi Jacklien. Defensive Player of the Year, WNBL Indonesia 2012 First Team, Top Rebound, Top Block, dan Sportsmanship Award, serta MVP WNBL Indonesia 2012 semua disabet Jacklien.

Namun demikian, banyak penggemarnya saat itu mengatakan bahwa Jacklien masih kurang sangar di lapangan. Termasuk Kepala Pelatih Tomang Sakti saat itu, Hendrawan Kaluku yang mengatakan, “Perannya memang sangat vital bagi tim ini. Dia adalah penyeimbang. Tapi, menurut saya, penampilannya masih kurang. Saya harus mengubah dia menjadi lebih garang lagi. Dia masih terlalu lembut.”

Kata sangar dan garang memang sepertinya akan sulit menempel pada sosok Jacklien. Karena dua kata tersebut kadang kala lebih diasosiasikan dengan mimik dan bahasa tubuh. Dengan dua mata yang sayu dan tidak pernah berapi-api di lapangan, Jacklien memang tidak akan terlihat sangar apalagi garang. Ia malah terlihat manis. Apalagi bila tersenyum ke arah kawan-kawannya.

Senyuman manis Jacklien bisa menipu lawan. Menghentikan Jacklien di lapangan akan selalu menjadi masalah besar bagi lawan-lawan Tomang Sakti. Kokoh di bawah ring dan mampu menembak dari jarak jauh, Jacklien lebih mirip pendekar berbahaya. Terdengar berlebihan memang. Tetapi rasanya para pemain Singapura yang dikalahkan Indonesia 74-58 di kejuaraan FIBA Asia di Omura dan Nagasaki, Jepang 2011 lalu akan setuju. Saat itu Jacklien mencetak 20 poin. Di ajang itu, rata-rata poin Jacklien menyentuh angka belasan. Jacklien mencetak 17 poin dan 11 rebound saat kalah melawan Uzbekistan 65-68, kemudian 14 poin melawan Malaysia (Indonesia menang 74-66), dan 17 poin saat melawan Kazakhstan (Indonesia menang 87-69). Gw tidak menemukan data individu Jacklien di kemanangan melawan Sri Lanka 67-53.

Gw pernah berbicara dengan Jacklien di bulan Agustus 2012 lewat telepon. Waktu itu untuk keperluan artikel majalah Mainbasket. Menurut pengakuannya, Jackilen mulai mengenal basket sejak 2003. Namun, setahun kemudian bakat lain Jacklien tampaknya lebih menonjol sehingga ia ditarik untuk bertanding di Pekan Olahraga Wilayah (Popwil) untuk cabang olahraga bola voli.

Sekolah Olahraga Ragunan, Jakarta “menyelamatkan” Jacklien pada tahun 2004 dan membimbingnya kembali ke “jalan yang benar”. Sekolah ini membuat Jacklien fokus ke dunia basket. Ini termasuk bermain di klub Scorpio Jakarta pada era Kobanita. Kobanita hanya bertahan hingga 2008. Setelah itu, Jacklien tak bisa berlatih di klub.

Di balik dominasinya saat itu (2012), Jacklien masih belum bisa mendapat gelar juara di kompetisi bergengsi. Di Kobanita, ia hanya sanggup mengantarkan Scorpio ke semifinal. Di PON 2008, ia juga hanya bisa membantu Papua meraih perak. Dan terakhir, bersama Tomang Sakti, langkah Jacklien untuk meraih gelar juara terganjal oleh Surabaya Fever.

Berikut beberapa petikan obrolan gw dengan Jacklien waktu itu.

Apa yang membuat Jacklien tertarik menekuni basket?

Sebenarnya biasa-biasa saja, tetapi sepertinya talenta saya memang ke arah basket.

Apa yang membedakan main basket di Papua dengan berlatih di Jakarta?

Berbeda sekali. Di sini (Jakarta) latihannya lebih keras. Tidak seperti di Papua. Apalagi dulu ketika pertama bermain basket saya hanya bermain di lapangan yang berlantai tanah.

 

Gw ingat betul, setiap kali selesai memberikan pertanyaan, Jacklien terdengar seolah mencari jawaban kepada beberapa temannya yang sepertinya ikut mendengar percakapan kami. Ada tertawa cekikikan menggoda Jacklien ketika ia melempar pertanyaan gw kepada rekan-rekannya. Terdengar lucu sekaligus terasa sangat rendah hati.

Sebenarnya bagus mana pemain Fever dengan Tomang Sakti?

Sama-sama bagus. Tapi memang waktu itu kami belum terlalu kompak.

Apa harapan Jacklien bermain basket bersama Tomang Sakti?

Saya sangat ingin sukses. Ingin juara bersama Tomang Sakti.

 

Sulit mendapat jawaban panjang dari Jacklien. Terdengar malu-malu, dan memang terlihat malu-malu kalau bertemu muka. Jawaban Jacklien selalu singkat-singkat. Karena itu, gw mencoba keluar dari topik basket dan mencoba masuk ke pendidikan yang sedang Jacklien jalani.

Seperti halnya para pemain lain. Selain fokus pada prestasi basket, Jacklien juga serius ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Sambil tertawa, Jacklien menjelaskan bahwa ia ingin segera berkuliah.

Jacklien ingin berkuliah di mana?

Saya sedang mencari-cari kampus. Ingin masuk jurusan hukum.

Cita-cita masa kecil?

Hahaa, saya sebenarnya ingin jadi polwan (polisi wanita). Tapi sepertinya sudah lewat. Sekarang saya mulai berangan-angan ingin menjadi seorang pengacara, atau setidaknya bekerja di bidang hukum.

Cita-cita di dunia basket?

Saya mau jadi pelatih jika saya sudah tidak aktif bermain nanti.

Obrolan gw dan Jacklien saat itu tidak panjang. Namun sebelum menutup obrolan, gw sempat bertanya ke Jacklien, apa kekurangannya di musim 2012, terlepas ia meraih banyak gelar individu. Jacklien dengan mantap mengatakan, “Saya masih kurang garang.”

Jacklien membuktikan omongannya setahun kemudian dan tahun-tahun berikutnya. Konsisten sepanjang musim reguler, Jacklien kembali membawa Tomang Sakti ke final dan kembali berhadapan dengan Surabaya Fever. Meski tak mencetak angka pada laga final, Tomang Sakti keluar sebagai juara WNBL Indonesia 2013 dengan kemenangan 61-47.

Tahun berikutnya, Tomang Sakti kembali lagi ke final WNBL Indonesia 2014. Kali ini, Surabaya Fever tak ikut serta. Lawan Tomang Sakti di final adalah Sahabat Semarang. Tomang Sakti keluar sebagai juara dengan susah payah. Nyaris kalah dan hanya menang 56-54. Jacklien Ibo mencetak poin terbanyak dengan 15 poin dan 8 rebound.

Jacklien Ibo adalah bagian dari timnas yang meraih perak di SEA Games 2015. Pencapaian ini terasa istimewa karena sebelumnya, Indonesia terakhir kali meraih perak di basket putri pada SEA Games 1991. Basket putri Indonesia kemudian meraih perunggu di SEA Games 1997 dan tidak pernah meraih medali apapun hingga 2015. Sampai dua SEA Games setelah 2015 (2017 dan 2019) pun Indonesia hanya merebut perunggu.

Selamat jalan Jacklien Ibo. Semoga basket Indonesia terus menemukan bakat-bakat hebat seperti yang pernah Jacklien tunjukkan sepanjang hayat. Istirahat dengan damai Jacklien Ibo.(*)

Komentar