IBL

Lotre NBA Draft 2021 telah digelar Selasa, 22 Juni 2021, waktu setempat. Ajang ini adalah salah satu ajang awal dari seluruh rangkaian gelaran NBA Draft di tiap musimnya. Lotre ini sebenarnya hanya berguna untuk menentukan empat pemilih pertama dalam proses draft nanti. Untuk peringkat lima hingga selanjutnya, ditentukan berdasarkan rekor menang-kalah di musim reguler.

Untuk gelaran 2021 ini, Detroit Pistons yang memiliki rekor terburuk kedua di liga (20-52) berhasil memenangkan lotre dan meraih urutan pertama NBA Draft 2021. Houston Rockets sebagai tim dengan rekor terburuk di liga (17-55) berada tepat di belakang Pistons. Cleveland Cavaliers dan Toronto Raptors sedang dinaungi keberuntungan dengan mendapatkan hak memilih urutan 3 dan 4. Mereka menggeser Orlando Magic dan Oklahoma City Thunder sebagai tim dengan rekor teburuk urutan 3 dan 4. Magic dan Thunder pun harus rela turun mendapatkan hak memilih urutan 5 dan 6.

Hasil Lotre NBA Draft 2021:

Tak lama setelah proses lotre berakhir, ESPN datang dengan kabar yang menarik. Garda Oklahoma State University, Cade Cunningham, yang digadang-gadang akan menjadi pilihan pertama NBA Draft 2021 seolah sudah mantap dengan status tersebut. Sumber ESPN mengatakan bahwa Cade hanya akan datang berlatih ke Pistons saja, tidak mencoba ke tim-tim lain. Sebuah gerakan yang membuatnya sudah 99 persen akan menjadi pilihan pertama NBA Draft 2021 nanti.

Saya pribadi cukup tertarik melihat kemungkinan ini. Cade adalah garda oversized (6’8”) dengan gaya bermain yang flamboyan. Tak seperti rata-rata pemain muda Amerika Serikat yang mengandalkan atletisme dan kecepatan dalam menyerang, Cade lebih tenang namun pasti. Hal ini pula yang membuatnya memiliki catatan efektivitas serangan cukup baik.

Frame tubuh yang juga cukup proposional (tidak terlalu kurus atau terlalu berisi), membuat Cade semakin sulit diganggu saat membawa bola. Beberapa media Amerika Serikat bahkan menyebut Cade sangat mungkin dimainkan di posisi 1 hingga 4 atau sebagai point guard hingga power forward. Hal ini berkaca pada kemampuan fisiknya yang sekali lagi cukup mumpuni.

Satu hal lagi yang membuat saya cukup tertaik melihat pemain ini adalah kemampuannya membaca permainan. Cade sadar bahwa ia adalah magnet pemain bertahan saat menerobos ke area kunci. Hal itu ia manfaatkan untuk mencari rekan setim lainnya guna mengeksekusi penguasaan bola tersebut. Meski catatan asisnya bukan yang tinggi sekali, apa yang Cade lakukan di sini cukup untuk merusak ritme pertahanan lawan.

Pun demikian, bukan berarti Cade tak punya celah. Catatan 4,0 turnover per gim harus bisa ia tekan lagi ke depannya. Di samping itu, dari saya pribadi, Cade harus mengembangkan lagi gerakan mekanik menembaknya. Meski memiliki akurasi tripoin yang cukup baik (40 persen dari 5,7 percobaan per gim), gerakan mekanik Cade masih bisa dibilang lambat. Jika ia bisa meningkatkan kecepatan proses menembaknya dengan akurasi yang masih stabil, Cade akan menjadi ancaman nyata musim depan.

Ditambah lagi, Pistons masih memiliki pemain-pemain inti berusia muda yang penuh potensi. Cade diyakini akan menjadi tandem dari Killian Hayes, seorang garda eksplosif yang kalau kita lihat seklias, mengingatkan kita kepada Derrick Rose masa muda dahulu. Pistons memiliki Saddiq Bey, Josh Jackson, dan Jerami Grant untuk mengisi dua posisi sayap. Untuk posisi senter, Isaiah Stewart akan menjadi kunci di masa mendatang.

Susunan ini akan membuat pekerjaan manajemen Pistons relatif lebih mudah. Tugas mereka di jeda musim nanti adalah mencari veteran yang tepat untuk mengarahkan “adik-adiknya.” Mason Plumlee adalah satu-satunya veteran yang mereka layak pertahankan. Nama-nama seperti Cory Joseph dan Rodney McGruder hingga Jahlil Okafor ada baiknya ditukar ke tim lain (masih punya kontrak). Ada baiknya juga, Pistons mencari veteran yang tak terlalu ingin membuktikan diri, lebih ke memiliki mentalitas siap mengalah demi pengembangan pemain-pemain muda.

Melihat daftar unrestricted free agent yang ada, saya melihat pilihan terbaik Pistons adalah Kyle Lowry dan DeMar DeRozan. Tentu Anda sudah bisa menebak arah tulisan saya ini hehe. Masih percayanya manajemen Pistons kepada Dwane Casey sebagai kepala pelatih membuat Lowry dan DeRozan jadi dua pilihan paling masuk akal. Ketiganya pernah kerja sama di Raptors dan memiliki masa-masa indah bersama. Satu-satunya halangan adalah seberapa besar keinginan kedua pemain ini untuk pindah ke kota Detroit, sebuah kota industri.

Saya belum melihat Pistons akan tiba-tiba melejit musim depan. Bahkan jika Lowry atau DeRozan atau pemain-pemain lain hadir, saya tak merasa mereka akan memiliki peningkatan signifikan. Maksud saya di sini, saya belum memberi ekspektasi tinggi untuk tim yang baru mencanangkan pembangunan ulang skuat pada musim lalu. Jika Pistons masih akan terseok-seok sampai dua musim lagi, selama pemain-pemain muda mereka mengalami peningkatan, rasanya tak akan menjadi masalah.

Kini kuncinya hanyalah bersabar dan terus berikhtiar (meningkatkan kemampuan). Pistons harus berkaca pada Utah Jazz dan Denver Nuggets yang membangun skuat secara perlahan tapi pasti. Kuncinya adalah progress, selama ada peningkatan yang terus terjaga dan terukur, maka Pistons berpotensi akan menjadi kekuatan baru di NBA setidaknya tiga musim lagi.

Foto: okstate.com, NBA

 

Komentar