IBL

Kontes Slam Dunk pada All-Star tahun ini dimeriahkan kolaborasi antara bintang NBA dan tiga penari cantik yang menjadi ikon TikTok. Sebuah aplikasi dari Cina yang meledak belakangan ini. Pemerintah Amerika Serikat di bawah Donald Trump ingin melarang TikTok beredar di negaranya. Justru semakin dilarang, NBA malah ingin tingkatkan kerjasama dengan TikTok.

Aksi Aaron Gordon mencetak slam dunk di atas kepala Chance The Rapper tidak hanya mendapatkan nilai sempurna dari juri. Aksi tersebut juga disukai jutaan orang. Bagi NBA, mereka bisa memanfaatkan aplikasi yang baru lahir tersebut sebagai saluran promosi yang baru.

"NBA adalah organisasi olahraga terbaik di TikTok," kata Roger Breum, kepala pemasaran Hookit, perusahaan analisis media sosial.

NBA pertama kali bermitra dengan TikTok pada November 2018. NBA saat itu langsung menyajikan beberapa pilihan bahasa seperti Brasil, Cina, dan India. NBA seperti menemukan cara baru untuk menggaet audiens. NBA melihat TikTok sebagai platform media sosial yang tumbuh paling cepat di dunia. Karena itu, NBA memilih tiga influencer cantik bernama Addison Rae Easterling, Charli Rae Aesterling, dan Dixie D'Amelio. Ketiganya langsung menghujani laman TikTok dengan video pendek, seperti menari dengan bintang-bintang NBA. Bahkan video pemandu sorak Chicago Bulls berdurasi 20 detik menduduki peringkat pertama sebagai video bertema NBA dengan 49 juta penayangan (viewers).

NBA sedang berupaya menjadi liga olahraga yang bisa mencetak hit di TikTok. Tetapi mereka harus melawan pemerintah Amerika Serikat, yang secara efektif melarang aplikasi tersebut. Orang Amerika Serikat yang punya TikTok di smartphone, mereka biasanya membeli dari Beijing, lalu memakainya di Amerika Serikat. Menurut Sensor Tower, TikTok yang masih dalam tahap awal pengembangan itu sudah diunduh 300 juta orang dalam kuartal pertama peluncuran di Amerika Serikat saja. Kalau di seluruh dunia, jumlahnya bisa mencapai 2 miliar unduhan.

Alasan NBA ingin meningkatkan kemitraan dengan TikTok memang masuk akal. Pemirsa televisi yang menyaksikan pertandingan NBA, rata-rata berusia 43 tahun. Sedangkan di TikTok, NBA dilihat lebih dari 60 persen pemirsa berusia rata-rata di bawah 30 tahun. Menurut Hookit, NBA kini punya 11,7 pengikut di TikTok dan terus bertambah. NBA menjadi liga olahraga dengan pengikut tertinggi di TikTok. NBA membuat 2.210 video dengan total penayangan (viewers) sejumlah 1,5 miliar.

Roger Breum dari Hookit juga menjelaskan bahwa tim olahraga biasanya punya pengikut enam hingga tujuh kali lebih banyak di Instagram, dibandingkan TikTok. Meski basis pengguna lebih rendah, namun rata-rata penayangan per video di TikTok 20 persen lebih besar dibandingkan Instagram. Breum memuji TikTok bisa merangku audiens lebih buda yang tubuh dengan keterlibatan secara digital.

"Kontennya unik dan baru," kata Breum. "Platform lain memang lebih mewah. Tetapi TikTok menyajikan kejujuran. Tim atau pemain di liga bisa menunjukkan hal yang lebih pribadi, tanpa terlalu banyak polesan."

Hookit mencatat beberapa akun TikTok bertema olahraga dengan pengikut terbanyak. Pertama ada NBA dengan 11,7 juta pengikut. Kemudian di tempat kedua ada bintang sepak bola Neymar Jr. dengan pengikut 8 juta. Disusul, FC Barcelona dengan pengikut 5,5 juta. Dari cabang olahraga kriket, ada David Warner dengan pengikut 4,8 juta. Serta di urutan kelima ada NFL dengan 4,5 juta pengikut di TikTok. (tor)

Foto: Forbes

Komentar