IBL

Jordan boleh jadi tampak sibuk dengan segala hal yang mereka lakukan di kancah basket dan gaya hidup. Kepopuleran merek yang dipunya Michael Jordan itu memang luar biasa. Tak jarang ada phak-pihak yang berusaha mendompleng guna meraih komoditi penjualan. Yang terbaru, sebuah merek Tiongkok bernama Qiaodan harus gigit jari setelah Pengadilan Tinggi Tiongkok memenangkan gugatan yang diajukan Jordan.

Hasil yang dirilis ini merupakan buah delapan tahun proses tuntutan, sidang, dan putusan. Apalagi, pengajuan dilaksanakan di negara orang. Meski demikian, Tiongkok merupakan pangsa pasar efektif bagi Nike dan Jordan. Hal itu dibuktikan dengan penurunan penjualan global hingga 20% semenjak wabah COVID-19 merebak di sana melansir Reuters. Oleh karenanya, wajar bila kemudian usaha maksimal terus dilakukan karena hasilnya dirasa sepadan.

Dikonfirmasi beberapa minggu yang lalu, Mahkamah Agung Republik Rakyat Tiongkok memutuskan memenangkan Jordan Brand atas Qiaodan Sports. Putusan ini secara historis sekaligus membatalkan dua putusan sebelumnya yang mendukung merek olahraga Tiongkok tersebut.

Ada dua poin penting yang mendasari tuntutan ini. Qiaodan merupakan "Jordan" dalam bahasa Mandarin. Mereka memiliki kemiripan logo yang mencolok dengan logo Jordan. Yaitu sama-sama memakai siluet pemain basket yang dirasa sama, Bila Jordan memakai siluet Sang pemain saat melompat, Qiaodan menggunakan siluet lain yang terlihat sebagai versi cermin dari foto Michael Jordan yang diambil kala Bulls melawan Orlando Magic tahun 1996.

Foto yang diambil pada 20 Oktober 1996 ini dipercaya sebagai dasar logo Qiaodan.

Jordan telah menunjuk beberapa pihak yang membantu segala proses hokum yang dimau. Merekalah yang menjadi perwakilan Sang klien baik secara legal maupun ke media. Kang Lixia, seorang pengacara kekayaan intelektual dari Beijing Conzen Law Firm, berkomentar, "Putusan yang dibuat oleh Pengadilan Tinggi tidak hanya mengakui hak Jordan untuk melindungi namanya di seluruh China, tetapi juga menegakkan standar perlindungan yang sama yang ditawarkan dalam sengketa IP," tuturnya kepada China Daily.

South China Morning Daily melaporkan bahwa Qiaodan sudah mendaftarkan kurang lebih 200 Hak Kekayaan Intelektual ke Pemerintah Tiongkok yang dianggap terafiliasi dengan Jordan hingga tahun 2016. Termasuk pula tulisan “Jordan” dalam ejaan Pinyin juga logo yang terbilang mirip. Tahun lalu, Qiaodan mengajukan 12 merek dagang baru yang melibatkan nama Jordan dalam bahasa Cina, termasuk "Qiaodan Superdry". Walau demikian, hasil belum bisa diketahui karena masih menunggu persetujuan Kantor Merek Dagang Administrasi Kekayaan Intelektual.

Sementara itu, Agence France-Presse (AFP) mengabarkan bahwa ini tidak akan menjadi akhir perjalanan dari merek olahraga Tiongkok yang berdiri pada tahun 2000 itu. Mereka tetap dapat menggunakan nama Qiaodan dalam bentuk tulisan alphabet. Sementara Jordan telah mengantongi lisensi untuk memasarkan produk Jordan dalam format tulisan mandarin dan Pinyin.

Sepatu Qiaodan yang dibuat mirip dengan New Balance 574.

Laman berita asal Prancis tersebut juga mengabarkan rekam jejak Qiaodan di kancah produk olahraga Tiongkok. Namanya boleh jadi kurang begitu dikenal dalam dunia persepatuan interasional bila dibandingkan dengan Li-Ning, Anta, atau Peak. Akan tetapi, mereka sudah membuka sekitar 5400 gerai di Tiongkok dengan menempatkan logo serupa siluet Michael Jordan di sana. Mereka juga mengabarkan produk-produk dengan aura Jordan memakai ejaan seperti "Flying Power" dan "Qiaodan King".

Bukan kali pertama Qiaodan berhadapan dengan merek internasional di meja hijau. Tiga tahun lalu, New Balance memenangkan gugatan A$1,5 juta terhadap tiga pembuat sepatu Tiongkok termasuk Qiaodan karena menggunakan logo perusahaan miring "N" pada 2017, menurut Pei Li dari Reuters. Putusan itu muncul tak lama setelah Presiden Xi Jinping mengatakan akan ada peningkatan pengawasan dan hukuman untuk klaim kekayaan intelektual. Denda yang diberikan diyakini sebagai hadiah keuangan tertinggi yang kepada perusahaan asing untuk sengketa merek dagang menurut berita dari BBC.

Putusan tersebut dibilang kemenangan langka untuk merek Barat dalam kasus pelanggaran kekayaan intelektual di Negeri Tirai Bambu. Momen tersebut diumumkan tak lama setelah Presiden AS Donald Trump meluncurkan penyelidikan menyeluruh ke catatan China tentang kekayaan intelektual. AFP menyebut bahwa Tiongkok memimpin dalam pengajuan paten internasional tahun lalu seperti data yang dilaporkan PBB. Pencapaian itu menggulingkan Amerika Serikat yang telah memegang posisi teratas selama lebih dari empat dekade.

Foto: AFP, Associated Press

Komentar