IBL

SEA Games 2019 untuk cabang olahraga basket 5v5 telah berakhir. Tuan rumah Filipina berhasil mengawinkan gelar. Untuk pertama kalinya, tim putri Filipina mendapatkan medali emas setelah mengalahkan Thailand dengan skor 91-71. Sedangkan pada kategori putra, Filipina masih menjadi yang terbaik di Asia Tenggara setelah mengakhiri perlawanan juara Grup B, Thailand, dengan skor 115-81.

Pada kategori putri, eFG% dan persentase turnover memegang peranan penting terhadap faktor kemenangan. Kedua faktor tersebut sama-sama menghasilkan 83 persen turnover dari 6 laga.

Pada SEA Games 2019, semua tim total melakukan 850 upaya tembakan, dengan rincian: 287 upaya tembakan di area tiga angka, 60 upaya tembakan di area perimeter, 145 upaya tembakan di area dekat, dan 358 upaya tembakan di area ring sekaligus memiliki efektivitas tembakan tertinggi dibanding area tembakan yang lain.

Peraih medali emas kategori putri, Filipina, menjadi tim dengan eFG% tertinggi. Mereka dua kali meraih kemenangan dengan eFG% lebih tinggi dibanding lawan. Hanya peraih medali emas SEA Games 2017, Malaysia, yang berhasil menghentikan eFG% Filipina.

Sumbangan angka tertinggi Filipina berasal dari area ring dengan total 102 angka. Bahkan, Filipina menjadi tim dengan produktivitas angka tertinggi di area itu. Walau demikian, efektivitas tembakan yang dihasilkan menjadi yang terburuk dibanding tiga kontestan lainnya.

Ketika melawan Thailand, area ring menjadi kunci kemenangan Filipina dengan efektivitas tembakan 58,1 persen dari 43 upaya tembakan. Namun, ketika dua laga sebelumnya, Filipina memiliki efektivitas tembakan di bawah rata-rata SEA Games 2019.

Sebenarnya Filipina memiliki pemain dengan efektivitas tembakan yang tinggi di area ring, yaitu Jack Animam dengan efektivitas tembakan 81,8 persen dari total 22 upaya tembakan. Bahkan, ketika melawan Thailand, ia memiliki 9 tembakan dari 10 upaya tembakan dari area ring. Sayangnya, Animam tidak didukung rekan yang lain. Hanya dirinya yang memiliki efktivitas tembakan di atas rata-rata SEA Games di area sana.

Faktor tingginya eFG% yang dimiliki Filipina berada di area tiga angka. Mereka menjadi satu-satunya tim dengan efektivitas tembakan di atas 30 persen dari total 76 upaya tembakan. Indonesia menjadi satu-satunya tim yang berhasil menghentikan efektivitas tembakan tiga angka Filipina di bawah 30 persen.

Ana Castilo dan Jack Pontejos menjadi kontributor utama efektivitas tembakan tiga angka Filipina. Mereka berdua berada di peringkat 1 dan 2 sebagai pemain dengan produktivitas tiga angka tertinggi. Castilo menyumbangkan total 24 angka dari total 17 upaya tembakan tiga angka dengan efektivitas tembakan 47,1 persen. Sedangkan Pontejos berada di belakangnya dengan 21 angka dari total 21 upaya tembakan.

Faktor kemenangan yang sama tingginya dengan eFG%, yaitu persentase turnover. Hanya satu laga yang tidak memiliki keadaan di mana pemenang laga menghasilkan turnover yang lebih rendah dibandingkan tim yang menerima kekalahan, yaitu ketika Indonesia mengalahkan Malaysia.

Filipina dan Thailand sama-sama menjadi tim dengan persentase turnover yang rendah, yaitu 16 persen dari setiap kesempatan menghasilkan produktivitas angka. Pada dua laga awal, Thailand memiliki persentase turnover yang rendah. Namun ketika bertemu Filipina, Thailand memiliki persentase turnover di atas rata-rata tim.

Sebaliknya Filipina berhasil menurunkan persentase turnover dibandingkan laga pertama dan mempertahankan performa tersebut ketika melawan Thailand. Menariknya, empat opsi serangan pertama Filipina memiliki persentase turnover di bawah rata-rata SEA Games 2019.

Faktor ketiga yang mendukung kemenangan tim, yaitu persentase tembakan bebas. Laga Malaysia berhadapan dengan Filipina menjadi contoh betapa pentingnya tembakan bebas. Pada laga tersebut, Malaysia memiliki keunggulan pada eFG%. Produktivitas angka melalui bola hidup juga lebih tinggi Malaysia dibanding Filipina. Namun, keunggulan tersebut sirna karena Filipina berhasil meraih kemenangan melalui tembakan bebas. Filipina berhasil menghasilkan 15 angka dari 24 upaya tembakan bebas.

Persentase offensive rebound menjadi faktor kemenangan terakhir dari empat faktor kemenangan. Indonesia menjadi tim tertinggi dalam hal persentase offensive rebound. Mereka berhasil meraih 45 persen offensive rebound dari setiap kesempatan rebound. Bahkan, Indonesia selalu unggul persentase offensive rebound dari tiga laga yang dimainkan. Terdapat tiga pemain yang menjadi kontributor utama Indonesia, yaitu Gabriel Sophia, Henny Sutijono, dan Lea Kahol. 

(bersambung)

Foto: Mei Linda

 

Komentar