IBL

Saya sebagai Manajer Putri 3x3 SEA Games mengucapkan permintaan maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia, khususnya yang telah membantu kami, para sponsor, para pemegang kekuasaan yang sudah membantu kami dan nama-nama lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Kami mempersiapkan training camp selama 5 bulan untuk memilih dan mempersiapkan pemain di luar pemain yang akan bermain di 5x5 SEA Games.

Saya dan Sponsor menyiapkan dana sebesar 2 miliar rupiah ditambah hampir 600 juta dari pemerintah dalam rangka persiapan 3x3 di SEA Games. Di mana tidak sepeser pun dipakai untuk saya dan keperluan akomodasi saya.

Sebagai manajer yang baru pertama kali ditugaskan, saya memilih pelatih yang memang sudah lama berkecimpung di 3x3, Anthony Gunawan, Andhika Ramadhani, dan independent coach Vinton Nolland.

Try-out dalam negeri, dilakukan untuk melihat pemain-pemain lain yang berpotensi untuk dipanggil. Setelah touring 5 kota dalam negeri kami memiliki hampir 12 pemain yang sudah kami panggil untuk mengikuti try-out di pusat pelatihan kami. Beberapa pemain tidak bisa dipanggil dengan alasan pekerjaan dan kuliah.

Pemain-pemain tersebut juga ikut dibawa ke luar negeri untuk melihat mental mereka dalam melawan pemain-pemain luar. Sebulan terakhir, lapangan 3x3 juga dibangun khusus sesuai dengan apa yang akan dipakai di Manila, Filipina. Proses naturalisasi pun akhirnya selesai 1 minggu sebelum keberangkatan.

Mengenai target emas yang akan diraih pun sebetulnya bukan tanpa alasan. Akan lebih baik, jika saya sebagai manajer menargetkan tanpa medali, tetapi fakta bahwa Indonesia mempunyai ranking tertinggi di Asia Tenggara, paspor naturalisasi pemain berhasil dan melihat lamanya training camp, menyakinkan saya dan tim untuk mendapat emas. Pada akhirnya kami sepakat 4 pemain yang kami rasa bisa mencapai target.

Hasilnya bukan hanya tidak mencapai target, tetapi boleh saya katakan, sangat-sangat mengecewakan.

Apakah beban yang diberikan terlalu berat? Mungkin. Apakah salah komposisi pemain? Mungkin. Yang saya tahu saya gagal mengantisipasi apapun penyebab kegagalan itu. Saya sebagai Manajer Putri 3x3 Tim Indonesia, bertanggung jawab penuh atas kegagalan ini dan juga meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia.

Sebagai tanggung jawab riil saya akan mengembalikan semua bantuan pemerintah yang berjumlah hampir 600 juta.

Tujuan saya sewaktu dipilih menjadi manajer untuk pertama kalinya, hanya semata-mata untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia dan membantu perkembangan olahraga basket, khususnya 3x3. Saya sebagai pengusaha, hanya ingin membalas budi kepada negara ini, tempat lahir saya dan di mana saya bertumbuh.

Saya memohon sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia, untuk menaruh kegagalan tim ini dan tanggung jawab tim ini di saya.

Kasihan para pemain yang rata-rata masih berumur 21 tahun, karir mereka masih panjang dan saya yakin mereka akan jauh menjadi atlet yang lebih baik lagi. Jangan patahkan semangat mereka yang saya yakin, mereka juga sangat kecewa terhadap diri mereka masing-masing. Begitu juga terhadap pemain naturalisasi. Beban begitu besar, menjadi tumpuan perbasketan putri 3x3 Indonesia. Saya tidak bisa menakar kekecewaannya terhadap diri sendiri. 

Tidak banyak pemain muda yang bisa diyakinkan untuk mengubah kewarganegaraannya. Dia meninggalkan semuanya, termasuk keluarganya selama 5 bulan demi bertanding bagi Indonesia. Saya melihat sendiri bagaimana dia berlatih menyanyikan Indonesia Raya dan Pancasila.

Saya mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya terhadap Combiphar, para sponsor lainnya, Perbasi, para manajer basket lainnya dan sebelumnya yang sudah memberi banyak masukan, pemerintah, dan nama-nama lain yang sudah membantu kami di dalam segala hal.

Khususnya, saya berterima kasih kepada para pelatih dan pemain. Saya tahu kita gagal dan kecewa, tapi biarlah ini menjadi api yang membara untuk menjadi yang lebih baik lagi. Waktu, keringat, tangisan dan darah yang kalian sudah korbankan untuk negara ini, tidak akan pernah saya lupakan. Kepada keluarga saya, yang sering saya tinggalkan, kepada direktur-direktur dan staf saya yang selalu mengejar saya di manapun saya berada.

Terima kasih.

Saya yakin tidak ada yang sia-sia dalam usaha kita membela negara. Mungkin belum waktunya di SEA Games 2019. Tidak perlu membela diri, karena memang kita gagal total di ajang ini. Terimalah semua sebagai masukan dan kritikan. Hadapi dengan positif.

Akhir kata, majulah Indonesia, majulah olahraga Indonesia, majulah basket Indonesia, majulah 3x3 Indonesia.

Salam olahraga,

Norman Sebastian (*)

Komentar