IBL

Saya sebenarnya berharap Malcolm Brogdon tetap bersama Milwaukee Bucks. Namun, ia memutuskan untuk menerima pinangan Indiana Pacers begitu kontraknya habis dengan tim lamanya. Brogdon pun merapat ke Indianapolis pada musim panas 2019 ini.

Garda utama berjuluk The President itu merupakan pemain bagus. Sayang, namanya berada di bawah radar. Padahal ia sempat mendapat gelar Rookie of the Year 2017. Brogdon bahkan menjadi ruki terbaik Bucks sejak Kareem Abdul-Jabbar pada 1970. Ia juga menjadi pemain pilihan putaran kedua pertama yang menjadi ruki terbaik sejak 1965.

Saya menyebut Brogdon sebagai pemain bagus bukan tanpa alasan. Selain rekor-rekor di atas, penampilannya di lapangan juga cukup memukau. Dalam lima pertandingan pertama NBA 2019-2020 bersama Pacers, misalnya, ia sangat produktif.

Brogdon tampil dengan rata-rata 34,1 menit. Ia mencetak 22,6 poin, 5,8 rebound, 10,2 asis, dan 1,4 steal per pertandingan. Persentase tembakan keseluruhannya (FG%) mencapai 44,6 persen. Dengan efektivitas (eFG%) 50 persen dan true shooting percentage (TS%) 58,5 persen. Usage percentage (Usg%) naik dari 20,2 ke 26,6 persen. Sebagai rekrutan baru, ia jelas menunjukkan kontribusi positif. Perannya juga lebih besar daripada saat bersama Bucks.

Pada pertandingan pertama, Brogdon mencetak dobel-dobel 22 poin dan 11 asis. Ia tampil dalam 36 menit. Sejak awal, Kepala Pelatih Nate McMillan sudah percaya kepadanya. Namun, Pacers gagal meraih kemenangan pertama. Mereka kalah 110-119 oleh Detroit Pistons.

Tim asal Indiana itu kalah lagi ketika menghadapi Cleveland Cavaliers. Pacers tumbang 110-99. Brogdon menyumbang dobel-dobel 30 poin dan 10 asis.

Saat itu, Brogdon mencetak rekor baru. Ia menjadi pemain NBA pertama yang memperoleh setidaknya 20 poin dan 10 asis dalam dua pertandingan pertama bersama tim baru. Bagi Brogdon dan Pacers, itu merupakan awal yang bagus.

Pacers kemudian bertemu Pistons kembali. Pada kesempatan itu, mereka kalah juga dengan skor tipis 94-96. Namun, Brogdon mampu mencetak dobel-dobel 15 poin dan 11 asis. Ia bahkan hampir mencetak tripel-dobel dengan tambahan delapan rebound.

Pacers baru meraih kemenangan ketika bertemu Brooklyn Nets. Mereka mengalahkan lawan 118-108. Brogdon mencetak dobel-dobel lagi dengan 21 poin dan 13 rebound. Itu merupakan dobel-dobel keempatnya secara beruntun.

Pada pertandingan kelima, Brogdon tidak mencetak dobel-dobel. Namun, tetap produktif dengan 25 poin, 8 rebound, dan 6 asis. Pacers juga menang 102-95 atas Cavaliers. Kini, Brogdon dkk. mengantungi rekor menang-kalah 2-3.

Seandainya garda utama berusia 26 itu bisa konsisten sepanjang musim, tidak menutup kemungkinan ia bisa meraih gelar Most Improved Player of the Year. Masalahnya, ia tidak peduli dengan gelar individu. Brogdon hanya ingin membantu Pacers menembus playoff dan bermain ke tingkat yang lebih tinggi.

Selama empat musim terakhir, Pacers selalu tumbang di putaran pertama playoff. Brogdon berniat untuk melewati pencapaian itu. Sayangnya, pada awal musim ini, Pacers baru menang 2 kali dari 5 pertandingan. Mereka bertengger di peringkat tujuh sementara Wilayah Timur. Jika mereka tidak bangkit, bisa runyam perjalanan musim ini.

Selanjutnya Brogdon dkk. akan menghadapi Chicago Bulls. Di atas kertas, mereka mestinya menang. Mengingat skuat Pacers lebih mewah dan berpengalaman menghadapi playoff. Sementara Bulls masih berupaya membangun timnya untuk mencapai babak pascamusim reguler.

Meski begitu, seperti slogan lamanya, NBA adalah tempat semua hal luar biasa terjadi (where amazing happens). Bulls bisa saja mengalahkan Pacers. Kita tidak akan tahu sampai semua benar-benar terjadi. Oleh karena itu, Brogdon perlu menyiapkan diri sebaik mungkin agar timnya tidak kalah.

Pada pertandingan terakhirnya, Brogdon tidak mencetak dobel-dobel. Namun, ia tetap produktif. Brogdon mampu mencetak 25 poin dan mengirim 6 asis. Itu artinya, secara ofensif, ia tidak punya masalah. Misalkan Brogdon menunjukkan setidaknya kemampuan ofensif yang sama, Pacers tidak akan mengalami masalah yang berarti. Tinggal bagaimana nanti teman-temannya bermain sama bagusnya dengan Brogdon.

Sementara itu, dalam hal defensif, saya tidak mau meragukan Brogdon. Ia sempat menjadi ancaman bagi Kawhi Leonard ketika Most Valuable Player (MVP) Final 2019 itu bermain untuk Toronto Raptors di Final Wilayah Timur. Musim ini, ia cukup baik ketika bertahan meski belum menunjukkan semuanya.

Menarik rasanya menonton Brogdon pada 2019-2020 ini. Meski tidak lagi bersama Bucks, ia berada di tempat yang bagus. Pacers merupakan tim langganan playoff yang cocok untuk talenta Brogdon.

Foto: NBA

Komentar