IBL

Satria Muda Pertamina Jakarta mengalahkan NSH Jakarta. Kabar ini tentu tak terlalu mengejutkan. Namun skor kemenangan 69-59 sedikit banyak akan membuat kita bertanya-tanya. Apa yang terjadi dengan Satria Muda?

Satria Muda masih tetap Satria Muda. Sang juara bertahan. Ketika juara bertahan bertemu dengan tim papan bawah (NSH) kita berharap adanya selisih angka yang cukup lebar. Katakanlah setidaknya 20 atau lebih poin. Lumrah terjadi di IBL dan NBL Indonesia lalu.

Kenyataannya, Satria Muda hanya unggul 10 poin saja.

Hasil ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan bila kita ingat bahwa pada pertemuan pertama, Satria Muda hanya unggul sembilan angka atas NSH. Hanya berbeda satu angka saja.

Pada laga sebelumnya, ketika melawan JNE Bandung Utama, Rony Gunawan dan kawan-kawan juga hanya mencetak 41 poin. Terendah dalam catatan kemenangan Satria Muda sepanjang musim ini.

Sebaliknya, NSH di laga sebelumnya baru mengalahkan Bimasakti Nikko Steel Malang telak dengan selisih 21 poin. Percaya diri sedang tinggi-tingginya.

Pada laga melawan NSH, keunggulan bigman dan agresivitas dalam melakukan penetrasi menjadi senjata ampuh bagi Satria Muda. Tim asuhan Cokorda Raka Satrya Wibawa ini mengumpulkan 16 poin dari tembakan bebas. Buah dari pelanggaran pemain-pemain NSH.

Dari segi akurasi, relatif sama baiknya. NSH bahkan memasukkan lebih banyak tembakan tiga angka walaupun jumlah percobaan tembakannya juga lebih banyak.

Hanya saja, pujian khusus harus diarahkan kepada Arki Dikania Wisnu. Small forward ini memasukkan tiga dari empat percobaan tembakan angkanya. Arki malah sedikit kesulitan melakukan penetrasi.

Dari dalam, Satria Muda punya Vinton Nolland yang mencetak poin terbanyak. Vinton mengemas 15 poin dalam akurasi tembakan dekat ring yang sempurna (100 persen).

13 poin dari Budi Margono menjadi yang terbanyak dari satu pemain NSH. Budi juga tajam dari tembakan tiga angka. Ia memasukkan 100 persen dari tiga tembakan tiga angka yang ia lepaskan.

Jika ada satu alasan atas hasil Satria Muda kali ini, maka alasan tersebut adalah cukup banyaknya porsi bermain para pemain muda dan rookie.

"Pemain rookie kurang fokus. Mereka lebih asyik menyerang dan lupa bertahan," komentar coach Cokorda seusai laga.

Foto: Dokumentasi IBL.

Komentar