IBL

Pengumuman di laman ASEAN Basketball League (ABL) beberapa waktu lalu tentang bergabungnya Douglas Herring Jr. dan Steven Thomas ke Macau Wolf Warriors cukup mengejutkan saya. Bukan mengejutkan karena Doug (sapaan akrab Douglas Herring Jr.) kembali bermain di ABL, mengejutkan karena saya tidak mengira ia akan merapat ke Warriors.

Apa yang ditunjukkan Doug musim lalu bersama CLS Knights Indonesia menurut saya akan membuat tim-tim playoff ABL meliriknya. Namun, di luar dugaan, ia justru bergabung ke tim yang hanya meraih dua kemenangan musim lalu.

Setelah pengumuman itu, saya langsung mengucapkan selamat kepada pemain asal New York, Amerika Serikat tersebut. Tak lupa, saya berharap ia mau berbincang dengan saya lebih jauh mengenai kesepakatan terbarunya tersebut.

Dua hari setelah perbincangan pertama kami, saya akhirnya mendapatk kesempatan berbincang dengannya. Sang Jenderal Lapangan ini lantas menjelaskan cukup detail proses kesepakatan itu terjadi dan tak lupa memberikan salam perpisahan untuk CLS Knights dan Knights Society.

Halo Doug! Lama tak bersua! Apa kabar?

Halo bro! Semuanya baik!

Pertama, saya ucapkan selamat atas kesepakatan baru Anda dengan Warriors. Bisa cerita tentang proses bergabung dengan mereka?

Terima kasih. Setelah mendengar kabar mundurnya CLS Knights dari ABL musim depan, saya langsung bicara dengan agen saya untuk mencari opsi terbaik di musim baru. Saya mendapat beberapa pilihan di beberapa bagian bumi. Namun, saya sempat berbincang lebih dalam dengan pelatih Warriors dan saya merasa cocok dengan apa rencananya.

Dengan apa yang Anda tunjukkan bersama CLS Knights musim lalu, saya yakin banyak tim ABL yang mendekati Anda. Ada berapa tim ABL lain yang mendekati Anda?

Saya akan jujur kepada Anda. Warriors adalah satu-satunya tim ABL yang menunjukkan keseriusan mereka untuk menggunakan jasa saya, mereka satu-satunya. Hal ini membuat saya cukup kaget, tapi di sisi lain saya akan menjadikan itu motivasi untuk tampil lebih baik dan membuktikan kepada mereka kapasitas saya.

Saya sudah dengar beberapa kali dari beberapa pemain asing bahwa Asia adalah tempat terbaik untuk pebasket profesional bicara dari sisi materi. Apakah benar demikian?

Ya, saya rasa benar, Asia adalah pasar yang baik. Bicara uang, di sini kami dibayar cukup baik. Belum lagi, manajemen tim di sini selalu memastikan bahwa fokus kami adalah bermain basket. Jadi mereka akan menyediakan banyak hal untuk membuat saya nyaman dan tak perlu khawatir atas hal lain.

Kalau bicara level kompetisi? Bagaimana Anda melihat ABL?

Bagi saya, levelnya sudah cukup bagus. Hebatnya lagi, tidak hanya dari segi pemain impor saja. Para pemain lokal di sini juga punya persaingan yang seru. Mereka datang dan bermain dengan mental membawa nama negara. Anda bisa lihat itu dari para pemain lokal CLS Knights musim lalu.

Saya yakin target Anda tetap juara. Bagaimana Anda melihat peluang juara Warriors dengan deretan pemain yang kalian punya, utamanya pemain asing?

Ya, Anda benar. Target saya adalah juara, setiap tahun, setiap musim, target saya akan terus menjadi juara. Banyak orang meragukan CLS Knigts musim lalu dan kami berhasil membalikkan perkataan mereka. Saya harap, hal ini juga terjadi dengan Warriors musim ini. Bicara rekan satu tim, saya dan sesama pemain impor plus pelatih sedang mencari ramuan terbaik untuk menjalani musim baru. Semoga semua berjalan baik.

Kita sudah menyinggung banyak tentang CLS Knights. Apa reaksi Anda saat pertama kali dengar kabar tersebut?

Jujur saya sangat kecewa waktu pertama kali mendengar kabar tersebut. Kami punya musim yang sangat spesial baik di dalam atau di luar lapagan. Saya sebenarnya sudah tidak sabar untuk kembali ke Surabaya dan mengulang kisah musim lalu. Namun, keputusan sudah dibuat dan saya hanya mendoakan yang terbaik untuk CLS Knights.

Selama di Indonesia, apa momen yang paling Anda ingat? Selain menjadi juara tentunya.

Saya rasa momen paling keren di Indonesia selain juara adalah datang ke pesta pernikahan Bima (Bima Riski Ardiansyah). Saya belum pernah datang ke acara pesta seperti itu. Ada perbedaan budaya yang sangat besar dan itu adalah hal yang menarik menurut saya. Selain itu, tentu saja atmosfer bermain di GOR Kertajaya. Saya sudah berulang kali cerita kepada kerabat saya di Amerika Serikat bahwa tidak ada yang atmosfer yang sama seperti di Surabaya.

Terkahir, punya pesan untuk para penggemar Anda di Indonesia?

Bro, saya tidak bisa bicara apa-apa selain terima kasih banyak. Terima kasih sudah mau mendukung saya dan CLS Knights. Terima kasih telah menerima saya seperti saya adalah bagian dari kalian, seperti saudara. Saya benar-benar menjalani waktu yang luar biasa di Surabaya dan saya harap kita bisa mengulang lagi hal tersebut di masa mendatang serta kembali melakukan hal yang istimewa lagi. Dengan segala cinta saya, “The General.”

Terima kasih atas waktunya Doug! Sampai jumpa lagi!

Sama-sama bro, sampai jumpa lagi.

Foto: Yoga Prakasita

 

Komentar