IBL

MA Ar-Risalah Padang berhasil mencetak sejarah baru di Honda DBL West Sumatera Series 2019. Mereka menang atas SMAN 14 Padang dengan skor 51-37 di GOR Prayoga, Padang, Kamis 1 Agustus 2019. Ar-Risalah pun melewati Fantastic Four dan berhak ke final untuk pertama kali.

Kepala Pelatih Dedi Zulfa Hendra mengaku senang dengan permainan Ar-Risalah hari ini. Menurutnya, kualitas fundamental timnya menjadi pembeda. Fundamental menjadi senjata andalan untuk memenangkan pertandingan.

Selain soal fundamental, Ar-Risalah juga tampak kompak di lapangan. Mereka berusaha menerapkan semangat kebersamaan yang diajarkan di pesantren. Ar-Risalah bahkan berpenampilan seragam dari kepala sampai kaki. Potongan rambut mereka sama. Para pemain juga mengenakan kaus dalam, kaus kaki, dan leg sleeve yang sama untuk menutupi aurat.

“Kebetulan kami anak pesantren. Dari pakaian harus syar’i. Biasanya kami main pakai (celana) training. Cuma dari pihak DBL tidak mengizinkan. Jadi kami inisiatif pakai sleeve, terus pakai pro combat—celana dan kaus. Tujuannya memang untuk menutupi aurat,” jelas Dedi.

Sebagai anak pesantren, Ar-Risalah sebenarnya sempat merasa canggung mengikuti kompetisi DBL. Mereka tidak terbiasa dengan animo penonton yang luar biasa. Namun, Dedi berhasil membuat anak-anak asuhnya mengatasi itu.

“Anak pesantren tidak biasa lihat perempuan. Jadi problem besar memang. Cuma alhamdulilah yayasan barusan nonton. Ada ustaz-ustaz-nya juga. Jadi sedikit canggung, tetapi bisa diatasi,” kata Dedi lagi.

Ikhwanul Ihsan Evendy, garda Ar-Risalah, mengakui hal itu. Ia dan rekan-rekan setimnya sempat canggung. Namun, ketika sudah berada di lapangan, yang ada dalam pikiran mereka hanyalah memenangkan pertandingan. Mereka kadung sampai ke semifinal sehingga mesti melanjutkan pertandingan ke babak akhir.

“Pertandingan yang tegang, tapi saya bahagia setelah menang dan bisa melanjutkan perjalanan ke final,” kata pemain yang akrab disapa Ihsan itu.

Setelah ini, Ihsan dkk. mesti bersiap menghadapi lawan selanjutnya. Mereka tinggal selangkah lagi menjadi juara. Seandainya Ar-Risalah berhasil di DBL tahun ini, kepercayaan diri mereka akan naik. Itu akan menjadi modal yang bagus untuk kompetisi selanjutnya. Sebab, DBL bukan satu-satunya kompetisi yang mereka ikuti. Dedi mengatakan bahwa timnya juga akan mengikuti Pekan Olahraga Pesantren Nasional (Pospenas).

Ar-Risalah berencana untuk menyabet gelar juara di Pospenas 2019. Sebab, sebelumnya mereka hanya sempat finis di peringkat tiga. Ar-Risalah lantas mengikuti DBL tahun ini sebagai  batu loncatan. Kesuksesan mereka di kompetisi antarpelajar itu akan menjadi modal penting di tingkat nasional. (put)

Foto: Gilang Adi Nugraha/DBL Indonesia

Komentar