IBL

Fred VanVleet berperan besar dalam perjalanan Toronto Raptors di NBA 2018-2019. Ia tampil mengesankan ketika timnya mencetak sejarah sebagai juara asal Kanada pertama di liga. VanVleet memanfaatkan menit bermain sebaik-baiknya, sehingga namanya menjadi tenar belakangan ini.

Setelah mendapat cincin juara pertamanya, VanVleet rupanya tidak puas sampai di situ. Ia berniat untuk mendapatkan lebih banyak gelar prestisius. Ia ingin melengkapi jari-jarinya dengan cincin juara lagi. Apalagi Kepala Pelatih Nick Nurse juga meminta anak-anaknya untuk tetap lapar.

“Sulit untuk puas. Apa yang kami lakukan selanjutnya? Saya pikir tinggal pesta, menikmatinya sejenak,” ujar VanVleet seperti dikutip Ryan Wolstat, Toronto Suns. “Pada satu titik, kami akan kembali berlatih dan mencoba melakukannya lagi. Rasanya aneh bagi seseorang seperti saya yang selalu berusaha melihat ke depan, meraih begitu tinggi, berusaha meraih begitu banyak.”

VanVleet sudah berusaha keras untuk mencapai kariernya dewasa ini. Perjalanannya menuju podium juara begitu panjang. VanVleet bahkan tidak pernah menyangka hal itu bisa terjadi.

Pemain Rockford, Illinois, Amerika Serikat, 25 Februari 1994 itu mengawali karier tanpa sempat terpilih di NBA Draft. Ia sebenarnya mendapat tawaran dari dua tim yang hendak memilihnya di putaran kedua. Namun, VanVleet tidak cocok dengan syarat mereka. Sebab, tim-tim itu memintanya untuk bermain di G League selama dua tahun dengan gaji AS$20.000.

VanVleet lantas memilih jalan lain. Ia bergabung dengan Raptors lewat NBA Summer League. Penampilannya di sana membuat Raptors tertarik memasukkannya ke roster. Pada akhirnya VanVleet mengisi spot terakhir untuk bermain di NBA.

Meski mendapat kesempatan, VanVleet belum diberi menit bermain yang banyak. Ia bahkan sempat menghabiskan waktunya di G League bersama tim afiliasi Raptors 905 pada 2017. VanVleet mengantarkan 905 menjadi juara bersama Pascal Siakam.

Seiring berjalannya waktu, VanVleet mulai mendapat kesempatan lebih banyak. Raptors memanfaatkannya sebagai pemain pengganti. Ia memberikan kontribusinya dari sana.

Pada 2018-2019, VanVleet masih sering datang dari bangku cadangan. Ia menjadi pelapis yang bagus untuk Kyle Lowry. VanVleet mencetak rata-rata 11 poin, 2,6 rebound, dan 4,8 asis dalam 27,5 menit per pertandingan. Namun, kariernya sempat tersendat karena cedera. Ia hanya tampil dalam 64 pertandingan dengan 28 kali menjadi starter.

Meski begitu, VanVleet terus menunjukkan kemampuannya. Ia tampil mengesankan di playoff, termasuk di pertandingan final. Ia membantu Raptors menumbangkan Golden State Warriors 4-2. Ia memasukkan beberapa tembakan penting, sehingga timnya bisa juara.

Dengan hasil itu, VanVleet yakin kariernya akan semakin bersinar. Ia hanya perlu berusaha lebih keras dari sebelumnya. Ia sudah punya gelar juara, tetapi itu saja tentu tidak cukup. VanVleet mengincar gelar juara lainnya. (put)

Foto: NBA

Komentar