IBL

Kemenangan BTN CLS Knights Indonesia 86-77 atas Mono Vampire Thailand di gim pertama mereka di semifinal ASEAN Basketball League (ABL) memakan korban. Bukan korban cedera, melainkan korban emosi yang berujung pada dikeluarkannya Brandon Jawato dari gim. Ia terlibat pertikaian dengan Nopporn Saengtong yang berujung kepada ejection.

Bahkan, ejection tersebut bersifat langsung. Dalam catatan fibalivestats.com, keduanya terkena disqualifying foul. Seusai gim, kontributor kami, Ajib Syahrian Nor, mendapatkan konfirmasi dari Kepala Pelatih CLS Knights, Brian Rowsom, bahwa Brandon otomatis tak akan bermain di gim selanjutnya.

Merujuk kepada aturan ABL, setiap pemain yang terkena ejection baik secara langsung atau kombinasi technical foul dan unsportman like foul akan mendapatkan larangan bermain satu gim. Brian sendiri pernah mengalami hal serupa kala menghadapi Westports Malaysia Dragons di musim reguler.

Menanggapi hal ini, CLS Knights mengirim surat keberatan kepada ABL. Surel dengan subjek “Incidents” ini ditujukan kepada Jericho Illagan, COO ABL. Isinya mengenai permintaan CLS Knights kepada Jericho untuk meninjau dua video yang mereka tunjukkan.

Video pertama adalah potongan kejadian di gim semifinal lainnya antara Hong Kong Eastern dan Singapore Slingers. Di gim tersebut, dua pemain asing, Jerran Young (Slingers) dan O’Darien Bassett (Eastern) terlibat pertikaian. Jauh lebih parah dari Brandon, keduanya bahkan tertangkap kamera saling berbalas pukulan dengan Jerran menjadi pihak pertama yang melayangkan pukulan tersebut.

Hal tersebut sangat jelas tidak ada hubungannya dalam basket dan harusnya berujung kepada ejection. Namun, kedua pemain tersebut lolos dari ejection. Jerran dijatuhi unsportman like foul karena menjadi pihak pertama yang melayangkan pukulan. Sementara O’Darien terkena personal foul biasa atas tindakannya sebelum pertikaian, seolah mengabaikan pukulan balasan yang ia lakukan.

Video kedua yang disertakan CLS Knights adalah video terkait insiden antara Brandon dan Nopporn. Dari video tersebut terlihat keduanya sudah terlibat gesekan saat bola masih di tangan wasit sebelum inbound. Rekan-rekan satu tim kedua pemain tersebut juga melihat kejadian itu dan berusaha mengingatkan wasit yang tak memberi respon.

Brandon yang terkena benturan di punggungnya membalas dengan ucapan kepada Nopporn yang langsung memberikan gerakan tangan ke arah kepala Brandon yang seperti memukul. Keduanya lantas berkonfrontasi sambil berlari ke tengah lapangan. Keduanya terus menempel satu sama lain hingga Nopporn melepaskan pukulan telak ke kepala Brandon yang membuatnya terjatuh tepat di garis tengah lapangan.

Wasit asal Filipina, Michael Tolentino menjadi yang tercepat sampai di garis tengah dan membuat gerakan tangan unsportman like foul. Sementara wasit asal Cina, Wei Chuen Chu, membuat gerakan double foul. Keduanya lantas berdiskusi dan memutuskan kedua pemain tersebut keluar dari pertandingan dengan disqualifying foul.

Masih dari surel yang sama, CLS Knights merasa bahwa pertikaian tersebut bisa saja tidak terjadi jika wasit meniup peluitnya lebih cepat, atau tepatnya sebelum bola masuk ke lapangan. Selain itu, berkaca kepada kejadian yang terjadi di gim antara Eastern dan Slingers yang lebih parah, harusnya wasit tidak sampai memberikan disqualifying foul.

CLS Knights berharap bahwa Jericho selaku komisaris dapat menilai dua kejadian serupa ini dan tentu saja mencabut hukuman larangan bertanding untuk Brandon. Alasan CLS Knights untuk meminta hukuman ini dicabut sangat kuat mengingat betapa besarnya peran Brandon bagi tim ini, terutama di babak playoff.

Jericho sendiri sudah mulai memberikan tanggapannya. Dalam unggahan terbaru instagram @Knightssociety (pendukung CLS Knights) di Instagram, Jericho mendaku sedang menilai kejadian tersebut. Ia sedang mengolah semua data yang mereka punya berupa foto dan video dari beberapa sudut.

Sepanjang empat gim playoff yang sudah dilalui CLS Knights, pemain berusia 25 tahun ini hanya sekali gagal mencetak dua digit angka. Rataan Brandon di kurun waktu tersebut adalah 12,2 poin, 4,0 rebound,  dan 2,0 asis per gim dengan akurasi keseluruhan 43 persen serta 38 persen dari tripoin. Brandon bahkan tak sekalipun gagal memasukkan 10 percobaan gratisnya di kurun waktu yang sama.

Selain saat menyerang, peran Brandon juga cukup penting dalam sistem pertahanan CLS Knights. Dengan kondisi fisiknya yang bisa dibilang cukup atletis, Brandon dapat mengurangi beban bertahan Douglas Herring Jr. dengan bergantian menjaga Tyler Lamb atau Moses Morgan. Dalam beberapa kesempatan di gim-gim lain, Brandon juga kedapatan menjaga penembak jitu atau fasilitator tim lawan.

Jika memang Brandon harus absen di gim kedua yang akan digelar esok hari, CLS Knights ada dua opsi bagi CLS Knights untuk menggantikannya. Dua opsi tersebut adalah Arif Hidayat dan Sandy “Keceng” Kurniawan.

Tetapi, jika melihat keunggulan postur yang dimiliki oleh Mono, Sandy kemungkinan besar akan menjadi pilihan Brian. Hal tersebut lantaran CLS Knights sudah menempatkan Wong Wei Long yang memiliki postur paling kecil dari semua pemain utama kedua tim. Tentunya, CLS Knights tak menginginkan terlalu banyak mismatch di gim nanti apalagi deretan pemain asing Mono cukup terampil memanfaatkan hal tersebut.(DRMK)

Foto: Alexander Anggriawan, Adrian Darmika, Ricky Siswanto

 

Komentar