IBL

Legenda hidup basket Amerika Serikat, Kobe Bryant, mengingatkan timnas negaranya untuk lebih waspada di Piala Dunia FIBA 2019 Cina. Sebab tentu semua peserta ingin mengalahkan sang juara bertahan tersebut. Selain itu, masa persiapan tim yang singkat bisa jadi kendala bagi Amerika Serikat.

Meski memulai karir sebagai pemain profesional pada tahun 1996, ternyata Kobe baru bermain untuk timnas senior pada tahun 2007. Beberapa kali Kobe menolak panggilan timnas. Pada Olimpiade 2000, ia menolak tampil karena akan menikah. Kobe juga tidak mau bermain untuk timnas Amerika Serikat pada Kejuaraan Dunia FIBA 2002. Pada tahun 2003, ia kembali dipanggil. Lagi-lagi, Kobe menolak karena sedang menjalani masa pemulihan setelah operasi bahu dan lutut.

Pada Olimpiade 2004, Kobe terpaksa mengundurkan diri dari timnas karena masalah kekerasan seksual. Setelah itu, Kobe juga tidak ikut pada Kejuaraan Dunia FIBA 2006 lantaran operasi lutut.

Baru pada tahun 2007, Kobe bergabung dengan timnas senior Amerika Serikat dan bermain di FIBA Americas. Mereka mencetak rekor 10-0, sekaligus membawa mereka ke Olimpiade 2008 Beijing. Di kejuaraan FIBA Americas 2007, Kobe mencetak rata-rata 15,3 ppg, 2,9 apg, 2,0 rpg, dan 1,6 spg.

Pada tahun 2008, Kobe akhirnya tampil di Olimpiade untuk pertama kalinya di Beijing, Cina. Kobe berhasil memenangkan medali emas untuk Amerika Serikat. Ia mencetak 20 poin saat Amerika Serikat mengalahkan Spanyol dengan skor 118-107. Dalam delapan pertandingan di Olimpiade Beijing, Kobe menghasilkan rata-rata 15,0 ppg, 2,8 rpg, dan 2,1 apg. Kemudian pada Olimpiade 2012 di London, Kobe juga berhasil membawa pulang medali emas. Inilah tiga medali emas yang pernah diraih Kobe Bryant sepanjang karirnya.

Kobe mengaku sangat senang bisa kembali ke Cina. Sebab di negara tersebut, ia mendapatkan medali Olimpiade. Kobe juga merasa terhormat menjadi Duta Piala Dunia FIBA 2019.

"Sangat menyenangkan bisa kembali ke Cina. Mungkin Cina bisa menjadi negara kedua saya. Karena setiap musim panas, saya selalu berkunjung ke negara ini. Namun kali ini lebih istimewa, karena saya FIBA yang menunjuk saya menjadi duta Piala Dunia," ujarnya, seperti dikutip dari fiba.basketball.

Tentu saja, Kobe mendukung Amerika Serikat menjadi juara di Piala Dunia FIBA tahun ini. Namun, ia mengingatkan agar timnas Amerika Serikat lebih waspada. Sebab Kobe melihat peningkatan kualitas permainan basket dari beberapa negara.

"Berbicara mengenai turnamen seperti ini, tentu Anda akan melihat dua tipe tim. Tipe pertama adalah tim dengan persiapan yang singkat, namun bermain dengan baik. Lalu tipe kedua adalah tim yang sudah dibentuk jauh-jauh hari dengan sistem berjenjang," katanya. "Amerika Serikat masuk dalam kategori pertama. Mereka berhasil membangun tim yang baik meski dengan persiapan yang singkat. Tapi saya tetap mengingatkan mereka untuk lebih waspada. Memang saat ini, saya rasa sulit bagi negara-negara lain untuk mengalahkan Amerika Serikat. Tetapi tidak menutup kemungkinan, bahwa mereka bisa melakukan hal yang tidak mungkin tersebut."

Kobe menyatakan bahwa dirinya ingin sekali menyaksikan semua laga di Piala Dunia FIBA. Sebab, ada beberapa pemain yang dia nantikan penampilannya.

"Andai dia masuk, saya akan sangat senang menyaksikan Pau Gasol bermain untuk Spanyol. Mantan rekan saya di Lakers itu harus bermain di Piala Dunia FIBA 2019 ini. Sebab, kini ia berada di urutan ketujuh daftar pencetak skor sepanjang masa Piala Dunia FIBA. Secara pribadi, saya ingin melihatnya bermain dan menambah catatan rekornya. Lalu, ada beberapa pemain dari Australia yang ingin saya lihat. Negara itu punya talenta yang luar biasa. Saya ingin menyaksikan penampilan mereka," kata Kobe.

Sepanjang perjalanan Piala Dunia FIBA, belum ada negara yang mampu memenangkan tiga edisi beruntun. Namun bila dua kali juara berturut-turut, maka ada tiga negara yang pernah melakukannya, yaitu Brazil (1959 dan 1963), Yugoslavia (1998 dan 2002), dan Amerika Serikat (2010 dan 2014). Menariknya, bila tahun ini Amerika Serikat juara, maka mereka akan menorehkan rekor baru dalam sejarah Piala Dunia FIBA. (tor)

Foto: fiba.basketball

Komentar