IBL

Mendengar nama LeBron James dalam permainan basket, apa yang pertama kali terlintas di kepala Anda? Dominasi? Penetrasi tak terhentikan ke area kunci hingga dunk-dunk spektakuler yang tampak mudah? Jika hal-hal di atas yang terlintas maka tak perlu khawatir, Anda sudah menikmati permainan James dengan benar. Namun, sadarkan Anda bahwa ada hal yang berbeda dari penampilannya bersama Los Angeles Lakers?

Ya, sejak bergabung dengan Lakers, tak banyak aksi menekan James yang sudah kita lihat di 15 musim sebelumnya. Tak sering lagi James yang bak kereta melaju kencang di jalurnya menyingkirkan para pemain bertahan seperti kerikil di tengah rel dan menuju langsung ke ring. Tak banyak juga dunk-dunk spektakuler kecuali ia dalam posisi seorang diri atau serangan cepat (fastbreak).

ESPN dalam sebuah artikel yang dirilis pada 13 Desember 2018, waktu setempat, menyebutkan bahwa James era Lakers sudah menambahkan amunisi baru dalam serangannya. Amunisi yang dimaksud adalah akurasi yang semakin membaik di belakang garis busur tiga angka. Ya, James yang sekarang tak sungkan menggunakan tripoin sebagai senjatanya.

Dari statistik yang ia kumpulkan dalam 28 laga bersama Lakers, James sudah melepaskan 557 tembakan dengan 293 di antaranya menemui sasaran. Dari jumlah percobaan tersebut, bapak tiga orang anak ini melepaskan 165 kali percobaan tripoin. Jumlah tripoin tersebut secara persentase setara dengan 29,6 persen keseluruhan tembakan James.

Ini menjadi persentase percobaan tripoin tertinggi sepanjang karirnya. Sebelumnya, persentase tripoin terhadap keseluruhan percobaan tembakannya tak lebih dari 26 persen. Akurasinya sepanjang musim  ini pun juga menjadi yang tertinggi dalam lima musim terakhir dengan 37 ,6 persen. Namun, secara keseluruhan, James pernah mencatatkan akurasi tripoin hingga 40 persen pada musim 2013-2014. Kala itu, pemain yang akrab dengan nomor punggung 23 ini memasukkan 103 dari 254 tembakannya.

“Ini bukan perkara percaya diri, ini adalah perkara etos kerja. Anda berkerja keras saat latihan dan menerapkannya saat bertanding. Saya melatih kemampuan tripoin saya saat latihan dan saya mendapatkan hasilnya di pertandingan. Ini adalah hasil dari latihan saya,” ujar James dilansir ESPN.

Dewasa ini, akurasi tripoin memang menjadi andalan nyaris semua tim dalam berlaga. Bisa dibilang, hal ini dilandasi keberhasilan besar Golden State Warriors mendobrak NBA dan menjadi juara pada musim 2014-2015. Kala itu, Warriors menguasai NBA mengandalkan akurasi tingkat dewa Stephen Curry dan Klay Thompson. Selain keduanya, keberadaan pemain-pemain seperti Harrison Barnes, Andre Iguodala, Mo Speights, hingga Leandro Barbosa juga menambah tajam amunisi tripoin Warriors.

Perubahan karakteristik basket ini pernah secara tidak langsung diucapkan oleh Rick Carlisle, Kepala Pelatih Dallas Mavericks, kepada ESPN. Ia menjelaskan bagaimana timnya mengalami banyak kesusahan kala membendung Houston Rockets, salah satu tim yang tak sungkan menghujani lawan dengan tripoin.

“Kami bermain melawan Rockets beberapa waktu lalu dan mereka melepaskan tripoin dari jarak 35 kaki. Ini pertandingan reguler dengan tempo yang berjalan sangat biasa dan hal tersebut seolah normal di era sekarang. Bagi saya, garis tripoin sekarang sudah tak dianggap. Memang, secara harfiah garis tersebut ada di lapangan, tapi para pemain tak lagi menembak dari sana. Mereka mundur lebih jauh lagi karena sudah tahu pemain lawan menunggunya di sana.”

Data yang dihimpun ESPN menunjukkan betapa jatuh cintanya NBA sekarang dengan tripoin yang semakin jauh dari garis busur. Rata-rata pemain NBA kini melepaskan tripoin dari jarak 25,14 kaki. Dalam laga melawan San Antonio Spurs, 7 Desember 2018, waktu setempat, James melepaskan tiga tripoin dari jarak 28, 29, dan 36 kaki.

Menariknya, jarak garis tripoin dengan ring sebenarnya lebih dekat dari itu. Jika diukur dari ring ke sudut kanan kiri, jaraknya adalah 22 kaki. Sementara dari ring ke area atas tripoin (top of the key), jaraknya tak lebih dari 23, 75 kaki. Hal ini membuktikan bahwa rata-rata pemain NBA termasuk James melepaskan tripoin sekitar dua kaki lebih jauh dari garis normal. Jarak tersebut merupakan rata-rata terjauh dalam sejarah NBA.

Perdebatan tentang penggunaan tripoin yang semakin berlebihan di NBA memang semakin sering terucap. Selian perkara data di atas, fakta di lapangan bahwa nyaris seluruh pemain utama (starter) tim NBA dari garda hingga senter melepaskan tripoin di setiap laga adalah buktinya. Namun, mau diperdebatkan panjang-lebar pun, tripoin adalah bagian dari basket itu sendiri.

Basket selamanya akan menjadi olahraga yang dinamis, bergerak mengikuti waktu. Dahulu, kontak fisik keras kerap terjadi dan yang terkuat akan menjadi pemenang. Kini, adu taktik dan akurasi menjadi primadona. Semakin akurat sebuah tim dari luar garis tripoin, semakin dekat pula gelar juara ke mereka. Karena matematikan tak akan pernah salah, tiga selalu lebih besar dari dua.

Foto: Twitter, @Lakers, @warriors, @HoustonRockets

 

Komentar