IBL

Sejak pertama kali digelar pada 2009, ASEAN Basketball League (ABL) sudah menemukan delapan pemenang. Namun, tak sekalipun satu klub yang sama berhasil merengkuh gelar juara di dua musim beruntun. Musim lalu, San Miguel Alab Pilipinas berhasil menjadi juara setelah memenangai laga lawan Mono Vampire Thailand 3-2 dalam sistem lima laga (best of five).

Memasuki musim baru, Alab dan Mono juga tak mau ketinggalan berbenah. Dalam daftar pemain sementara, Alab sudah mendaftarkan lima nama pemain baru dengan satu di antaranya berstatus pemain asing. Pemain asing baru tersebut adalah Peter John Ramos, atau yang lebih akrab dipanggil P.J. Ramos.

Pemain berusia 33 tahun tersebut sudah malang-melintang bermain basket di banyak liga dan banyak negara. Mulai dari Washington Wizards di NBA, Liga Cina, Korea Selatan, Republik Dominika, hingga Filipina. Faktor lain yang membuat Ramos akan menjadi pemain yang tepat untuk Alab adalah koneksinya dengan Renaldo Balkman, bintang Alab musim lalu. Keduanya memiliki kewarganegaraan yang sama, Puerto Rico, dan sempat membela tim nasional bersama dalam beberapa turnamen.

Jimmy Alapag, Kepala Pelatih Alab, dalam sebuah wawancara yang dilansir ABS-CBN News mengungkapkan di awal musim ini ia cukup yakin dengan hanya menggunakan dua dari tiga jatah pemain asing mereka.  “Untuk sekarang, Balkman dan Ramos sudah cukup karena kami ingin memastikan para pemain lokal mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak.”

Secara keseluruhan, skuat Alab yang baru sebenarnya sudah cukup kuat untuk bersaing di level ABL meski tanpa kehadiran satu pemain asing lagi. Hal ini juga terbantu perubahan regulasi terkait status pemain lokal musim baru nanti yang bisa dibilang lebih longgar. Hal ini pula yang membuat Brandon Jawato bahkan Wong Wei Long yang sudah membela tim nasional Singapura bisa menjadi pemain lokal untuk CLS Knights Indonesia.

Membayangkan aturan tersebut, Alab tentu bisa dibilang sebagai tim yang paling diuntungkan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak sekali pemain keturunan Filipina yang tumbuh kembang dengan bermain basket di “rumah” basket dunia, Amerika Serikat. Mereka biasa disebut dengan panggilan Fil-Am.

Salah satu pemain yang masuk ke skuat Alab musim depan dengan status baru ini adalah Caelan Tiongson. Tiongson musim lalu bermain untuk Chong Son Kung Fu dan menorehkan rataan 11,7 poin, 8,2 rebound, dan 3,3 asis. Memiliki perawakan tinggi besar dan cukup atletis, Tiongson akan menjadi pemain sempurna untuk masuk barisan utama (starter) Alab.

Mono juga tak mau ketinggalan menambah pemain lokal mereka. Satu-satunya tambahan mereka adalah Moses Morgan, pemain yang sejak tiga musim lalu membela Saigon Heat. Serupa dengan Jawato, Wong, dan Tiongson, Morgan juga tertolong dengan regulasi baru yang membuatnya berstatus sebagai pemain lokal Mono.

Bersama Heat, Morgan membangun citra sebagai seorang penembak jitu. Ia memiliki rataan 16,6 poin, 6,7 rebound, dan 1,3 steal per laga dengan akurasi tripoin mencapai 39 persen. Keberadaan Morgan akan membuat Jason Brickman, garda pertama Mono, memiliki lebih banyak pilihan mengumpan musim depan.

Brickman sendiri masih akan bertahan dalam tim bersama dengan Mike Singletary. Keduanya adalah bagian penting dari lolosnya Mono hingga babak final bersama dengan Samuel Deguara musim lalu. Nama yang terakhir disebut memutuskan untuk tidak kembali dengan Mono musim depan.

Satu slot pemain asing tersisa diisi oleh Marcus Keene, pemain berdarah Amerika Serikat dan Jerman. Keene sendiri bukan nama asing bagi Mono. Ia sudah turut berlaga bersama Mono dalam gelaran FIBA Asia Champions Cup 2018 beberapa waktu lalu.

Satu hal yang menarik disorot adalah fakta bahwa Keena adalah seorang garda dengan tinggi “hanya” 175 sentimeter. Secara tidak langsung, Mono sudah menunjukkan rencana mereka untuk bermain dengan line up kecil yang akan mengandalkan banyak sekali pergerakan bola dinamis dan tripoin. Berbeda dengan gaya bermain mereka musim lalu yang mengandalkan bola di bawah ring untuk Deguara.

Sebagai finalis ABL musim lalu kedua tim ini otomatis menjadi dua tim yang disegani lawan. Konsistensi permainan wajib mereka tunjukkan. Dengan sederet pemain baru plus koneksi dari deretan pemain lokal yang sudah lama bersama, rasanya laju kedua tim ini musim depan layak ditunggu.

Foto: ASEAN Basketball League

 

 

Komentar