IBL

Laga kedua yang digelar di Istora GBK, Sabtu, 1 September 2018, mempertemuan Korea Selatan berhadpan dengan Cina Taipei untuk memperebutkan medali perunggu basket putra. Korea Selatan memainkan laga ini seusai kalah atas Iran di babak semifinal sementara Cina Taipei bertekuk lutut kepada Cina. Sempat menyulitkan di awal laga, Cina Taipei tak kuasa membendung gempuran serangan Korea Selatan yang beragam. Korea Selatan unggul sejak kuarter pertama dan menutup pertandingan dengan kemenangan 89-81.

“Cina Taipei cukup bagus di awal laga dan kami harus melakukan banyak perubahan terutama saat bertahan. Saya meminta pemain-pemain saya lebih bagus saat bertukar penjagaan dan beberapa kali melakukan jebakan (trap). Para pemain melakukannya dengan baik dan kami menang,” ujar Hur Jae, Kepala Pelatih Korea Selatan, kepada Mainbasket.

Kemenangan ini membawa Korea Selatan merebut medali perunggu. Bagi tim yang pada gelaran sebelumnya meraih emas, hasil ini tentu bukan yang mereka targetkan di awal. Terakhir kali Korea Selatan meraih perunggu terjadi pada Asian Games 1990. Setelahnya, mereka mendapatkan dua emas dan tiga perak.

“Kami datang ke sini untuk merebut kembali medali emas namun kami gagal. Tapi, saya bangga kepada semua bagian tim yang bekerja keras sepanjang turnamen ini dan saya ucapkan terima kasih kepada para pemain,” imbuh Hur Jae.

Empat pemain Korea Selatan mencetak angka dengan digit ganda. Ricardo Ratliffe kembali menjadi top skor pertandingan dengan dobel-dobel 37 poin dan 17 rebound. Jeon Junbeom menyusul dengan 18 poin dan 4 rebound. Heo Ung mencetak 12 poin sementara Kim Sunhyung mengemas 10 poin dan 6 asis.

Liu Cheng memimpin daftar pencetak angka dengan digit ganda Cina Taipei melalui 25 poin, 7 rebound, dan 4 asis. Chen Yingchun menambahkan 17 poin dan 7 asis sementara Chen Kuanchuan mencetak 13 poin dan 6 rebound.

Cina Taipei membuka laga dengan sempurna dengan mencetak lima angka cepat melalui Chou Pochen dan Chen Yingchun yang memakasa Korea Selatan mengambil timeout. Keputusan yang tepat karena setelah timout, Korea Selatan justru berhasil menyerang balik dan mengambil keunggulan 13-9 di sisa lima menit pertandingan melalui tripoin Jeon Junbeom. Korea Selatan terus menjaga keunggulan mereka dan menutup kuarter pertama dengan keunggulan 21-11.

Kuarter dua, giliran Korea Selatan yang memulai laga dengan sempurna. Lima poin mereka ciptakan dalam waktu satu menit melalui Park Chanhee dan Ratliffe. Cina Taipei seperti mengejar ekor mereka sendiri di kuarter dua. Usaha-usaha mengejar melalui poin dari Liu Cheng dan Chou Pochen seolah percuma karena Korea Selatan selalu berhasil membalas. Ratliffe digdaya di dalam area kunci Cina Taipei dan membawa Korea Selatan menutup paruh pertama dengan unggul 45-33.  

Korea Selatan tak mengendur sedikitpun di kuarter tiga. Meski Cina Taipei berusaha mengejar melalui poin demi poin yang dibukukan oleh Liu Cheng dan Cheng Yingchun, Korea Selatan terus membalas melalui serangan-serangan dari Heo ung dan Jeon Junbeom. Junbeom dan Ratliffe menjadi mesin poin utama Korea Selatan dengan total mengemas 42 dari 72 poin yang diciptakan Korea Selatan dalam tiga kuarter. Korea Selatan masih unggul 72-53 di akhir kuarter tiga.

Kuarter akhir, Cina Taipei berusaha mengerahkan segala yang mereka punya untuk mendekati raihan poin Korea Selatan. Dalam beberapa kondisi, pemain-pemain Cina Taipei tampak mengejar bola hingga menabrak papan pembatas. Namun, Korea Selatan yang menyerang dengan pergerakan bola dinamis semakin tak terbendung. Angka-angka dari Ratliffe dan Junbeom membuat Korea Selatan menjaga jarak dan memenangi laga dengan skor akhir 89-81.

Foto: Hariyanto

 

Komentar