IBL

Singapore Slingers menjadi salah satu tim yang tidak pernah absen dalam gelaran ASEAN Basketball League (ABL) sejak tahun 2009. Jelang musim kesembilan, Slingers masih setia ditemani oleh pemain-pemain andalannya. Mereka adalah Desmond Oh, Ng Han Bin, Delvin Goh dan pemain asing, Xavier Alexander. Keempat pemain tersebut menjadi modal Slingers bersaing di musim 2018-2019.

Bongkar-pasang komposisi pemain wajar terjadi di sebuah tim basket. Tapi ternyata itu tidak berlaku di tim Slingers. Karena ternyata ada pemain yang tetap setia berada di klub tersebut hingga sembilan musim. Ditambah lagi, mereka tetap setia dengan perubahan yang terjadi di tim, baik naik-turun peringkat di liga, hingga melewati masa-masa kejayaan. Berikut empat pemain yang tetap setia di Slingers dan memperpanjang kontrak di musim 2018-2019:

1. Wei Jie Desmond Oh

Oh mungkin bisa disebut sebagai salah satu legenda ABL. Ia sudah tampil di ABL selama 174 pertandingan. Dari semua penampilan Slingers di ABL, Oh hanya absen tiga pertandingan saja. Usianya kini memasuki 32 tahun. Tetapi ia pantas disebut pemimpin tim Slingers.

Selama delapan musim di ABL, Oh mencetak 3,6 poin, 1,3 rebound dan 1,0 asis per pertandingan. Musim 2018-2019 akan menjadi musim kesembilan baginya. Kesetiaan Oh pada Slingers tak diragukan lagi.

2. Ng Han Bin

Setahun setelah Slingers berlaga di ABL 2009-2010, masuklah Ng Han Bin. Perawakannya tinggi besar dan sudah terbiasa adu kekuatan di bawah ring. Pria kelahiran 13 Januari 1989 tersebut bersedia memperpanjang kontrak dengan Slingers musim depan. Ini akan jadi musim kedelapan Han Bin di ABL.

Musim 2017-2018 lalu bisa dikatakan sebagai musim terbaik bagi Han Bin. Ia mencetak rata-rata 8,4 poin, 3,0 rebound dan 1,1 asis per pertandingan. Ini menjadi catatan tertinggi selama tujuh musim di ABL. Posisi asli Han Bin adalah penembak jitu, tapi dengan ukuran tubuhnya, tinggi 1,5 meter dan berat 90 kilogram, Han Bin mampu menusuk ke area kunci lawan. Musim lalu, Han Bin mencetak 43 tembakan tiga angka, itu bisa jadi modal berharga untuk musim depan.

3. Kok Chiang Delvin Goh

Delvin Goh bergabung dengan Singapore Slinger di ABL 2011. Saat itu usianya 16 tahun. Di musim pertamanya, ia hanya memainkan satu pertandingan saja. Tetapi setelah itu, Goh menjadi salah satu pemain inti Slingers hingga saat ini. Di musim 2017-2018, Goh bermain 19 pertandingan dengan rataan 8,3 poin dan 5,0 rebound per pertandingan.

"Delvin adalah pemain yang menarik. Dia mulai bermain dengan kami saat berusia 16 tahun. Delvin menunjukkan bakat yang luar biasa. Ia menjadi salah satu bukti pengembangan basket kami. Kami percaya dia masih punya kemampuan lebih dari sekarang," ucap Manajer Umum Slingers, Michael Johnson, dikutip dari aseanbasketballleague.com.

Goh dianggap sudah bukan pemain muda lagi. Dia bisa dibilang berpengalaman karena sudah enam musim ada di ABL. Musim depan akan jadi tahun penting baginya. Goh akan mendapatkan tempat utama di tim dan memikul beban berat untuk mengangkat prestasi Slingers.

4. Xavier Alexander

Ia menjadi salah satu pilar penting Slingers, setidaknya dalam tiga musim terakhir. Sejak masuk ke Slingers musim 2015-2016, tim ini berubah menjadi monster menakutkan di ABL. Xavier membawa Slingers menjadi finalis dua musim beruntun yaitu di musim 2015-2016 dan 2016-2017. Meski belum berhasil membawa tim ini ke final, setidaknya ia mampu menjaga tradisi playoff.

"Memperpanjang kontrak Xavier, menjadi prioritas kami," kata Michael Johnson selaku Manajer Slingers. "Xavier adalah aset terbesar tim ini. Selain itu, ia pribadi yang dicintai masyarakat Singapura, baik di dalam maupun di luar lapangan."

Tiga musim di Slingers, ia memainkan 76 laga bersama Slingers. Banyak rekor yang sudah dicatat pria kelahiran 19 Oktober 1988 tersebut, antara lain peringkat keempat pencatat poin terbanyak di ABL dengan 1.521 poin, peringkat ketiga dalam asis dengan jumlah 470 asis, peringkat ketujuh untuk rebound dengan 725 reboun dan peringkat kedua untuk steal dengan 191 steal. Xavier menjadi pemain asing dengan jumlah laga terbanyak untuk satu tim di ABL. Musim 2017-2018 lalu, Xavier mencatatkan rata-rata 24,6 poin, 9,5 rebound dan 7,4 asis dalam 23 pertandingan.

"Salah satu yang tidak dimiliki pemain lain adalah kemampuannya menyesuaikan diri di lapangan. Xavier bisa memainkan posisi satu hingga empat dengan baik. Bahkan sama baiknya. Sehingga perannya bisa berubah sewaktu-waktu, tergatung kebutuhan tim. Dia hebat di sisi itu," puji Michael Johnson.

Dengan empat pemain tersebut, Slingers bisa dikatakan tidak mengganti komposisi sama sekali. Artinya, pemain utama sudah ada, tinggal mengambil beberapa pemain sebagai pelapis. Musim lalu ada AJ Mandani yang bermain sebagai garda dan juga senter Christien Charles. Namun hingga saat ini, keduanya belum diperpanjang kontraknya oleh manajemen Slingers.

Slingers musim lalu finis di urutan kelima klasemen akhir ABL. Mereka membukukan 12 kali menang dan delapan kekalahan. Sayangnya di babak perempat final, Slingers harus menyerah dengan skor 0-2 dari finalis ABL 2017-2018, Mono Vampire Basketball Club, Thailand. Tentunya hasil tersebut membuat Kepala Pelatih Neo Beng Siang menyiapkan tim yang lebih kuat lagi untuk menghadapi musim baru nanti. Coach Neo sudah ada di tim ini sejak tahun 2010 dan sudah tahu kemampuan individu semua anak asuhnya.(*)

Foto: ASEAN Basketball League

Komentar