IBL

Sebuah unggahan di akun instagram klub NLEX Road Warriors mendadak viral. Dalam unggahan tersebut tampak foto Kiever Ravena dengan kalimat di atasnya, We Stand With Kiever. Ini adalah bentuk dukungan terhadap Ravena yang mendapat hukuman larangan bermain karena dinyatakan positif menggunakan zat kimia buatan untuk meningkatkan kinerja tubuh (doping).

Permasalahan ini berawal dari tanggal 25 Februari lalu, saat timnas Filipina bertanding melawan Jepang. Setelah laga, FIBA mengadakan tes obat (drug test), yang dilakukan secara acak kepada semua pemain. Kiefer Ravena menjadi salah satunya pemain Filipina yang menjalani tes tersebut.

Setelah melalui serangkaian tes, ternyata terdapat zat-zat yang telah masuk dalam daftar World Anti-Doping Agency (WADA) tahun 2018. Dalam tubuh Ravena terdapat 4-methylhexan-2-amine (methylhexaneamine), 1,3-dimethylbutylamine (DMBA) dan higenamine. Tes tersebut dilakukan di laboratorim WADA, Montreal, Kanada. Akhirnya, FIBA mengeluarkan hukuman larangan bermain untuk Ravena selama 18 bulan. Jadi Ravena dihukum mulai 25 Februari 2018 hingga 24 Agustus 2019. Saat itu, Ravena boleh bermain kembali setelah menjalani tes ulang.

Berita mengejutkan tersebut langsung mendapat respon positif dari pemain-pemain basket Filipina. Mereka memberikan dukungan moral kepada Ravena melalui media sosial.

Senin, 28 Mei lalu, Ravena menghadiri jumpa pers yang diselenggarakan oleh Samahang Basketbol ng Pilipinas (SPB). Ravena meminta maaf karena sudah membuat kesalahan. Dia mengaku tidak memperhatikan zat-zat yang terkandung dalam minuman yang diminum sebelum latihan.

"Saya akan bertanggung jawab atas tindakan saya yang menyakitkan ini. Saya mengambil minuman sembarangan, tanpa memperhatikan komposisi bahannya," kata Ravena, dikutip dari philstar.com. "Saya akan menghadapi semua konsekuensinya yang menyakitkan. Mungkin akan mengubah hidup saya."

Hukuman larangan bermain dari FIBA untuk pemain yang terbukti menggunakan zat terlarang adalah dua tahun. Tetapi FIBA tidak mengambil hukuman maksimal karena Ravena dianggap lalai.

Awal kasus Ravena ini sebenarnya sepele. Ravena biasa mengonsumsi minuman bermerek C4 sebelum latihan. Ia bisa membelinya dengan mudah di Manila. Kemudian, saat Ravena mengikuti kamp pelatihan di Australia. Minuman C4 yang dia bawa habis, lalu ia menemukan minuman serupa dengan merek Dust. Menurut Ravena, penjual Dust mengatakan kalau minuman tersebut mirip dengan C4. Ternyata justru di minuman ini terdapat zat-zat yang dilarang oleh WADA.

Penjelasan Ravena tentang kelalaian tersebut membuat FIBA mengurangi sanksi dari 24 bulan menjadi 18 bulan. Tetapi Ravena akan menderita banyak kerugian. Ruki NLEX Road Warriors itu tidak akan bermain untuk timnas Filipina di Kualifikasi Piala Dunia Basket Wilayah Asia. Padahal ia termasuk tim utama Filipina.

Kasus Ravena menjadi pelajaran berharga bagi semua pemain basket. Sebab, menurut aturan FIBA, semua pemain bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan mengetahui zat-zat apa saja yang dilarang. Atlet harus waspada terhadap apa yang dimasukkan ke tubuhnya. Selalu berhati-hati saat mengonsumsi makanan atau minuman dalam kemasan. Selalu membaca kemasan dan mencermati komposisi bahan sebelum mengonsumsi. Karena saat ini, makanan dan minuman bebas beredar di mana saja.

Berikut daftar zat terlarang yang dikeluarkan WADA pada Januari 2018: THE WORLD ANTI-DOPING CODE - PROHIBITED LIST - JANUARY 2018

Foto: fiba.com, philstar.com

Komentar