IBL

Musim pertama CLS Knights Indonesia di ASEAN Basketball League (ABL) 2017-2018 memang tak berakhir mulus. Para pejuang asal Surabaya tersebut gagal lolos ke playoff setelah hanya finis di peringkat tujuh klasemen akhir dari sembilan peserta yang ada. Sementara untuk lolos ke babak playoff, minimal sebuah tim harus menempati peringkat enam besar.

Perjalanan CLS di musim perdana ini diwarnai pasang surut dari segala aspek, termasuk di jajaran kepelatihan. Januari 2018 lalu, CLS menambahkan seorang pelatih dengan status penasehat dari Amerika Serikat bernama James Clark.

Clark sendiri dalam perjalanannya tidak bersama tim sampai akhir musim. Ia terkena hukuman larangan menemani tim dalam tiga laga setelah sedikit terlibat friksi dengan wasit pada laga melawan Mono Vampire Thailand di Gor Kertajaya, Surabaya, Jawa Timur. Mengingat laga yang tersisa setelahnya hanya lima laga, Clark memutuskan kembali lebih cepat ke Amerika Serikat.

Terbaru, Mainbasket berkesempatan berbincang dengan pria yang kini tinggal di Philadelphia, Pensylvania, ini melalui aplikasi obrolan. Clark bercerita tentang aktivitasnya belakangan ini dan tanggapanya terkait terror bom yang melanda Surabaya 13 Mei lalu.

Hai James, apa kabar?

Cukup baik, saya sedang berada di kota asal saya, San Francisco, California. Senang bisa kembali ke tempat di mana saya lahir dan tumbuh.

Apa yang Anda lakukan di sana?

Saya sedang bekerja sama dengan forwarda tahun ketiga yang bermain untuk Stanford University bernama Reid Travis. Ia sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti Pra Draft.

Menarik, apa fokus latihan Anda dengan Travis?

Kami sedang mengembangkan gaya bermainnya dari seorang pemain yang setia dengan permainan pos (post play) menjadi pemain yang lebih serba bisa. Kami ingin dia meningkatkan akurasi tripoinnya sembari tak melupakan permainan pos yang menjadi andalannya.

Mengapa hal tersebut menjadi fokus utama Anda?

Ia menargetkan untuk bermain di NBA. Di level NBA sekarang, Anda harus memiliki banyak ketangkasan tak peduli posisi Anda apa. Travis menyadari hal tersebut dan ingin lebih baik untuk urusan-urusan yang saya jelaskan tadi.

Bagaimana perkembangannya hingga sekarang?

Sejauh ini cukup bagus. Kami sudah bekerja sama selama sebulan dan kini waktu semakin mendekatinya untuk mengambil keputusan apakah tetap melaju ke NBA Draft musim ini atau kembali ke Stanford untuk tahun keempat. Secara keseluruhan, saya senang dengan perkembangannya.

Setelah selesai dengan Travis, sudah ada rencana lain?

Saya punya beberapa klien yang juga akan mengikuti NBA Draft musim ini. Saya mungkin melanjutkan perjalanan ke Los Angeles dan akan menjalani masa-masa tersibuk saya, tapi saya cinta pekerjaan ini.

Senang mendengarnya, Anda dengar kabar tentang terror bom yang melanda Surabaya? Bagaimana pendapat Anda?

Ya, saya mendengar hal tersebut dari beberapa kawan dan berita-berita dari banyak media. Saya sangat, sangat sedih mendengar hal tersebut, hancur hati saya. Secara umum, saya selalu sedih mendengar kabar-kabar terkait serangan teroris di belahan bumi manapun, tetapi, saat yang diserang adalah kota yang pernah saya tinggali dan saya kagumi, kesedihan tersebut berlipat ganda. Saya tak habis pikir mendengar dan membaca cerita tentang orang-orang tak bersalah yang menjadi korban seperti seorang ibu yang harus kehilangan dua anak laki-lakinya di peristiwa tersebut.

Berapa lama Anda tinggal di Surabaya? Dan bagaimana Anda memaknai masa-masa tersebut?

Saya tinggal sekitar tiga bulan di sana. Surabaya dan Indonesia memiliki tempat spesial di hati saya, saya cinta Surabaya. Meski waktu bersama CLS kami banyak melakukan perjalanan keluar, saya masih sempat merasakan kehangatan dan keramahan warga Surabaya dan juga mempelajari budaya di sana.

Ada keinginan kembali ke sini?

Jika kesempatan datang dan terasa benar saya pasti akan kembali. Saya juga masih punya urusan yang belum terselesaikan di Surabaya.

Saya harap semua dapat terwujud James, terima kasih atas waktunya.

Sama-sama, boleh saya minta bantuan sedikit?

Apa itu?

Saya pergi cukup mendadak dari Surabaya. Saya belum sempat mengucapkan terima kasih. Saya ada surat bagi semua pihak yang membantu saya selama di Surabaya.

Tidak masalah, sampai bertemu lagi James!

Terima kasih kawan! Sampai bertemu lagi!

 

Surat James Clark

Saya benar-benar merasa beruntung bisa menjadi bagian dari keluarga CLS Knights Indonesia. Saat saya pertama kali datang ke Indonesia, saya tidak punya harapan khusus. Tim sedang mengalami banyak kesulitan di pertandingan, beberapa pemain cedera, dan kami masih belum menemukan koneksi yang bagus.

Saya memutuskan untuk berbicara lebih dalam dengan Christopher Tanuwidjaja dan Kepala Pelatih Koko Heru Setyo Nugroho. Setelahnya, saya berusaha membantu tim dengan hasrat dan pengetahuan tentang pertandingan yang saya dapat dari pengalaman bertahun-tahun perjalanan hidup saya.

Saya percaya tim ini terus berkembang ke arah yang lebih baik. Kita berhasil mendatangkan Shane Edwards dan Keith Jensen, Brian Williams dan Freddie Lish juga bermain semakin padu dan berkontribusi banyak bagi tim. Mario Wuysang menyusul dengan permainan yang jauh lebih menyerang dan agresif dari sebelumnya.

Hal tersebut makin terbukti setelah kita meraih dua kemenangan saat melawan Westports Malaysia Dragons dan Formosa Dreamers, kita membaik. Sayangnya, kemenangan tersebut tidak bertahan lama tapi para pemain tetap menunjukkan semangat yang sama saat berlatih ataupun saat pertandingan. Saya benar-benar bangga atas perjuangan yang mereka tunjukkan di musim yang sangat sulit ini.

Saya bersyukur menjadi bagian dari tim ini. Saya sangat senang datang ke GOR Kertajaya dan melihat para Knights Society memenuhi bangku penonton dan bersorak mendukung kami. Loyalitas dan dukungan yang mereka tunjukkan benar-benar membuat saya terpana. Saya juga mendapat banyak sekali pesan singkat dari mereka, dan itu sangat berarti bagi saya!

Saya mohon maaf karena saya tidak mampu membantu tim ini lolos ke playoff tapi saya yakin ini adalah musim yang mengajarkan banyak hal bagi para pemain lokal. Arif, Kaleb, Firman, Wisnu, Katon, dan seluruh pemain lokal, yakinlah pengalaman yang kalian dapat musim ini akan membuat kalian lebih baik musim depan. Perjuangan kalian dari hari ke hari akan mengajarkan kalian bagaimana caranya menjadi seorang pemain profesional dan kalian sudah menunjukkan peningkatan yang luar biasa.

Banyak sekali talenta yang dimiliki oleh Indonesia, sekarang waktunya untuk terus mengembangkan talenta tersebut dari waktu ke waktu. Kalian bisa lihat laga melawan San Miguel Alab Pilipinas dan Mono Vampire Thailand, kalian akan tahu bagimana berkembangnya permainan para pemain lokal CLS.

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Surabaya yang telah menyambut saya dengan sangat baik selama saya di sana. Terima kasih sekali lagi kepada CLS yang telah menjadikan saya bagian dari keluarga kalian. Terima kasih kepada para pemain yang mampu mengerti karakter “Hulk” saya, saya benar-benar bangga telah berjuang bersama kalian. Kepada Koko dan Ricky, kalian adalah saudara saya. Meski tidak mudah, kalian terus bekerja keras sejak awal. Naik-turun performa adalah bagian dari permainan, saya yakin kalian akan jauh lebih baik musim depan seperti halnya para pemain. Kalian adalah saudaraku selamanya!

Saya juga ucapkan terima kasih kepada Surabaya Fever. Kalian benar-benar luar biasa! Kalian punya banyak talenta dan saya yakin kalian akan terus menjadi juara.

Terima kasih kepada semua orang yang bekerja keras mempersiapkan pertandingan kandang kami. Dengan cuaca panas Surabaya, pemain sering kali mengalami kesulitan. Akan tetapi, dengan kerja keras kalian menyiapkan segalanya kami benar-benar beruntung memiliki kalian.

Chris dan Sherly, terima kasih banyak atas pengalaman yang luar biasa dan saya bersyukur atas segala kesempatan yang kalian berikan kepada saya.

Sampai jumpa lagi Hiu (Sura) dan Buaya (Baya)!

Coach JC out!

 

Foto: Yoga Prakasita

Komentar