IBL

Setelah musim reguler 2017-2018 resmi berakhir pada 11 April 2018 lalu, penikmat NBA akan segera disuguhi babak playoff yang akan dimulai pada Sabtu malam, 14 April 2018 waktu setempat. Babak playoff akan menyuguhkan pertarungan delapan tim teratas dari dua pembagian wilayah yang ada di NBA.

Di Wilayah Barat, persaingan menuju playoff sudah sangat menguras tenaga. Bahkan, lima tim terakhir yang lolos ke playoff harus menunggu hingga dua laga terakhir untuk mengunci tempat mereka. Sebelum menyaksikan pertempuran delapan tim Wilayah Barat, Mainbasket menyuguhkan peta kekuatan masing-masing tim yang akan bertarung di putaran pertama NBA playoff musim ini.

(Baca juga: Membaca Peta Kekuatan NBA Playoff 2017-2018 (Wilayah Timur))

Houston Rockets vs Minnesota Timberwolves

Rockets menjadi unggulan pertama di Wilayah Barat setelah mengakhiri musim sebagai pemuncak klasemen. Tak hanya menjadi pemuncak, Rockets bisa dibilang sangat dominan musim ini setelah hanya kalah 17 kali dari 82 pertandingan. Tim asuhan Mike D’Antoni bahkan sempat meraih 17 kemenangan beruntun musim ini.

Kedua tim bertemu sebanyak empat kali di musim reguler dan Rockets selalu keluar sebagai pemenang. Fakta ini membuat Rockets seolah akan melenggang mulus ke semifinal Wilayah Barat. Akan tetapi, ada fakta lain yang harus dicermati. Sejak menjadi juara NBA pada musim 1994-1995, Rockets hanya berhasil 14 kali melaju ke playoff. Dari 14 penampilan tersebut, mereka hanya berhasil lolos dari putaran pertama sebanyak lima kali.

Garda utama mereka, Chris Paul, juga tidak memiliki “hubungan baik” dengan playoff. Sejak bermain di NBA 13 musim yang lalu, Paul baru lolos ke playoff di musim ketiganya. Setelahnya, ia selalu berhasil membawa timnya lolos ke playoff hingga sekarang. Sayangnya, Paul tidak pernah melangkah lebih jauh dari babak semifinal wilayah.

Timberwolves datang dengan semangat menggebu-gebu setelah berhasil mengakhiri 14 musim kegagalan mereka melaju ke playoff. Dengan perpaduan pemain veteran dan muda, tim asuhan Tom Thibodeau bisa membawa kejutan sendiri.

Thibodeau yang terkenal dengan skema bertahan yang apik tidak menerapkan hal tersebut musim ini. Banyaknya pemain tipe menyerang seperti Jamal Crawford, Andrew Wiggins, dan Karl Anthony-Towns membuat skema permainan tim lebih dinamis.

Menilik ke posisi pemain, pertarungan seru akan terjadi di posisi garda kedua (shooting guard). Duel antara James Harden melawan Jimmy Butler akan menjadi satu hal yang patut dinanti di laga ini.

Golden State Warriors vs San Antonio Spurs

Warriors tidak lagi sedominan dulu! Ucapan tersebut banyak terdengar musim ini menilik dari posisi akhir Warriors di klasemen yang “hanya” bertengger di peringkat dua. Warriors juga hanya mencatatkan 58 kemenangan musim ini yang merupakan rekor kemenangan terkecil mereka dalam kurun waktu empat musim terakhir.

Faktanya, Warriors cukup sering tampil tidak dengan skuat penuh mereka. Klay Thompson tercatat hanya bermain 73 laga, Draymond Green 70 laga, Kevin Durant 68 laga, dan Stephen Curry 51 laga. Bahkan, akhir Maret lalu keempatnya benar-benar absen secara bersamaan akibat cedera selama dua laga. Curry sendiri diprediksi belum akan bermain sepanjang putaran pertama playoff. Target tercepat Curry adalah putaran kedua, dengan catatan lolos dari hadangan Spurs.

Meski compang-camping, Warriors tetap memimpin NBA dalam perolehan poin per laga (113,5), asis per laga (29,3), blok per laga (7,5), dan akurasi tembakan (50,3%). Tim asuhan Steve Kerr juga sangat akurat dari luar garis tiga angka dengan 39,1 persen dan dari lemparan gratis dengan 81,5 persen.

Spurs juga sedang menjalani salah satu musim terburuknya di bawah Gregg Popovich. Kehilangan Kawhi Leonard yang hanya bermain sebanyak sembilan laga musim ini bisa dibilang salah satu penyebab terbesarnya. Belum lagi proses regenerasi yang dicanangkan Popovich berimbas pada permainan yang tidak konsisten. Spurs bahkan sempat diragukan lolos dari playoff sebelum akhirnya lolos sebagai peringkat tujuh Wilayah Barat.

Rekor pertemuan kedua tim musim ini memang tidak berpihak kepada Spurs. Bertemu sebanyak empat kali, Spurs hanya mampu menang sekali di kandang mereka. Akan tetapi, Spurs juga tidak bisa dianggap remeh. Hanya memperbolehkan lawan memasukkan rataan 99,8 poin per laga ke ring mereka, Spurs seimbang dengan Utah jazz sebagai tim dengan pertahanan terbaik musim ini.

Portland Trail Blazers vs New Orleans Pelicans

Blazers tampil cukup meyakinkan musim ini dengan bertengger di peringkat tiga klasemen akhir Wilayah Timur. Hal tersebut membuat tim asuhan Terry Stotts berhasil lolos ke playoff dalam lima musim beruntun.

Secara permainan, Blazers masih bergantung pada keberadaan bintang mereka, Damian Lillard. Lillard sendiri total hanya absen di sembilan laga. Dalam kurun waktu tersebut, Blazers masih hanya meraih lima kemenangan.

Dari kubu Pelicans, kehilangan DeMarcus Cousins di tengah musim sempat membuat tim ini goyah. Saat Cousins masih bermain, Pelicans bertengger di peringkat tiga klasemen Wilayah Barat. Dalam prosesnya, tim asuhan Alvin Gentry ini berhasil mengakuisisi Nikola Mirotic dari Chicago Bulls yang cukup membantu tim untuk finis di urutan enam Wilayah Barat. Keberadaan Mirotic berhasil menjadi opsi kedua penyerangan Pelicans setelah sang megabintang, Anthony Davis.

Dengan komposisi ini, kedua tim tampak berimbang di atas kertas. Secara rekor pertemuan pun keduanya berbagi dua kemenangan selama empat kali bertemu di musim reguler. Keduanya juga sama-sama mendapatkan kemenangan di kandang lawan.

Duel semakin seru, bila menilik statistik, keduanya memang berbeda 180 derajat. Blazers mengandalkan duo lapangan belakang (backcourt), Lillard dan C.J McCollum yang mencetak rataan 48,3 poin per laga, setara dengan 46 persen dari total rataan poin per laga Blazers.

Sementara Pelicans mengandalkan duo lapangan depan (frontcourt), Davis dan Mirotic. Keduanya total memiliki rataan 43,7 poin per laga yang setara dengan 40 persen dari total rataan poin per laga Pelicans.

Utah Jazz vs Oklahoma City Thunder

Jazz bisa dibilang tim paling mengejutkan musim ini. Tanpa deretan pemain mentereng dan berlaga di Wilayah Barat yang cukup ketat, tim asuhan Quinn Snyder ini berhasil mengakhiri musim di peringkat lima. Jazz mendapatkan pujian sebagai salah satu tim tersolid musim ini, terbukti dengan pertahanan mereka yang merupakan terbaik di liga. Jazz hanya memperbolehkan tim lawan memasukkan rata-rata 99,8 poin per laga. Statistik tersebut identik dengan San Antonio Spurs.

Bintang Jazz musim ini adalah seorang rookie, Donovan Mitchell, yang memimpin tim dalam urusan mencetak angka dengan 20,5 poin per laga. Ditambah dengan kukuhnya Rudy Gobert dan Derrick Favors di bawah ring, Jazz benar-benar memberikan kesulitan bagi tim-tim lawan mereka musim ini.

Thunder musim ini masih sangat mengandalkan Russell Westbrook. Meski ada tambahan Paul George dan Carmelo Anthony, Westbrook tetap tak tergoyahkan sebagai pusat permainan tim. Ia bahkan kembali membukukan rataan tripel-dobel musim ini dengan 25,4 poin, 10,0 rebound, dan 10,3 asis per laga. Di sisi lain, trio Westbrook, George, dan Anthony berhasil menorehkan rataan 63,5 poin per laga yang setara dengan 58 persen dari total rataan poin per laga Thunder.

Rekor pertemuan kedua tim musim ini berpihak pada Thunder. Tim asuhan Billy Donovan unggul di tiga dari empat laga yang mereka mainkan. Menarik menunggu tim manakah yang akan melakukan penyesuaian susunan pemain dalam duel ini, mengingat Jazz turun dengan dua bigman yang mengandalkan kontak di dalam area kunci sepanjang musim. Sementara itu, Thunder mengandalkan susunan pemain kecil yang menembak dari segala sisi lapangan.

Foto: Salt City Hoops, Ilustrasi oleh Gede Bintang, LA Times, Mercury News, USA Today, San Francisco Chronicle

Komentar