Kejurnas Antarklub U16 dan U18 2025 akan berlangsung di Surabaya. Tepatnya di GOR Pancasila dan GOR Unesa, tanggal 17 Juli hingga 3 Agustus.
Seperti yang selalu diulang-ulang pada dua unggahan sebelumnya, "Menjelang Kejurnas Antarklub 2025!", salah satu hal penting dalam Kejurnas 2025 adalah rencana pematokan waktu penyelenggaraan yang konsisten.
Dewan Pengurus Pusat (DPP) Perbasi bertekad bahwa Kejurnas Antarklub U16 dan U18, mulai tahun 2025 dan selanjutnya harus selalu diadakan di sekitar bulan Juli dan atau Agustus. Sebelumnya, Kejurnas-Kejurnas tidak memiliki waktu yang pasti. Khususnya secara posisi di kalender tahunan.
Kepastian waktu kompetisi akan membuat tim-tim calon peserta bisa mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Kapan membentuk tim, kapan latihan bersama dan intensif, program latihan seperti apa yang tepat, dan lain sebagainya. Hal lain yang juga penting dan bahkan amat penting adalah kompetisi (Kejuaraan) nasional memberi acuan kapan kompetisi-kompetisi yang ada di level bawahnya juga harus digelar.
Foto: Hariyanto
Kejurnas
Hakikatnya, para peserta Kejurnas adalah tim-tim juara dan atau beberapa peringkat teratas dari kompetisi di bawahnya. Kejurprov alias Kejuaraan Antarklub Provinsi. Dengan adanya kepastian waktu Kejurnas (antara Juli dan atau Agustus), maka Dewan Pengurus Daerah (DPD) Perbasi bisa menentukan jarak waktu ideal untuk menggelar Kejurprov (sebelum Kejurnas).
Saat ini, atau tahun 2025 ini, para peserta Kejurnas belum sepenuhnya merupakan para juara atau tim-tim teratas hasil dari Kejurprov. Sebagian peserta Kejurnas masih merupakan tim-tim rekomendasi DPD atau Provinsi. Bila penjenjangan kompetisi ini berhasil digalakkan (enforce) oleh DPP Perbasi, maka pada penyelenggaraan Kejurnas 2026 sudah tertutup peluang peserta yang bukan dari hasil kompetisi Kejurprov.
Kejurprov
Sementara pada level di bawahnya lagi, mereka yang berhak tampil di Kejurprov adalah tim-tim terbaik dari Kejuaraan Antarklub Kota/Kabupaten (Kejurkot). Artinya, tim-tim yang akhirnya tampil di Kejurnas pada dasarnya sudah melewati uji kelayakan di daerah masing-masing melalui Kejurkot dan kemudian Kejurprov.
Terdengar terlalu muluk? Bisa jadi. Bisa jadi pula inilah sebenarnya jenjang sederhana yang bisa dilakukan atau didorong oleh Perbasi.
Kejurkot
Kejuaraan Kota/Kabupaten Antarklub. Jenjang paling bawah, tetapi juga paling penting dari tiga strata kompetisi antarklub Perbasi. Kejurkot adalah tempat mengumpulkan partisipasi. Kompetisi yang boleh jadi paling semarak. Ibarat kesemarakan kompetisi antarpelajar DBL, maka Kejurkot adalah “DBL-nya” klub-klub basket di seluruh kota di Indonesia. Semangat para pengurus Perbasi Kota atau Kabupaten adalah mendorong partisipasi di dalam kompetisi sebanyak-banyaknya. Inilah “akar rumput” basket Indonesia.
Kenyataan dan Tantangan
Kejurkot – Kejurprov – Kejurnas. Demikian idealnya. Kenyataannya, tataran konsep akan berhadapan dengan tataran implementasi. Saat ini saja, berbagai macam tantangan tampaknya sudah atau sedang dihadapi oleh komite atau panitia pelaksana Kejurnas Antarklub 2025. Mulai dari perihal kompetisi di bawah Kejurnas yang memang belum banyak terlaksana, kemungkinan tukar-menukar pemain antarklub, dan lain sebagainya.
Bagaimana pun, tantangan atas kenyataan-kenyataan yang ada, maupun upaya mewujudkan level kompetisi yang ideal dan berkualitas akan selalu ada. Semoga menjadi penyemangat bagi Perbasi untuk terus berusaha. Menambah partisipasi, meningkatkan prestasi. Demi kekuatan tim nasional yang lebih hebat ke depannya.
Salah satu tantangan yang sudah mulai bisa dipikirkan jalan keluarnya dari sekarang oleh Perbasi di berbagai level adalah memastikan bahwa tahun 2026 akan ada Kejurnas yang para pesertanya adalah tim-tim teratas di Kejurprov. Begitu pula sebelumnya. Kejurprov bergulir diikuti oleh tim-tim terbaik dari Kejurkot.
Sederhananya, mulai tahun 2026, akan ada Kejurnas, Kejurprov, dan Kejurkot yang konsisten. Dipikirkan mulai dari sekarang. (*)
Foto: Hariyanto