IBL

Nama Jarron Crump mencuat di Indonesia sekitar dua tahun belakangan. Pertama kali ia muncul di Perbasi Cup 2016 dengan membela CLS Knights Surabaya. Akan tetapi, ia lantas tak bermain untuk tim yang sama di musim reguler Indonesian Basketball League (IBL). Pemain yang akrab dengan nomor punggung dua ini malah bermain untuk Satya Wacana Salatiga.

Musim ini ia tidak berlaga di IBL. Sang pemain justru tampak dalam beberapa turnamen lokal dan Srikandi Cup. Di Srikandi Cup, ia selalu terlihat di sekitar bangku tim Flying Wheel Makasssar. Salah satunya saat Seri 2 Surabaya awal Februari 2018 lalu.

Mainbasket berkesempatan berbincang santai dengan pemain asal Texas, Amerika Serikat ini. Dengan penampilan kasual menggunakan celana jeans dan polo shirt ditambah sneakers Vans Era di kakinya, Jarron menjawab beberapa pertanyaan berikut:

Halo Jarron, Apa Kabar?

Halo, kabar saya cukup baik.

Dengan berbagai isu yang hadir di jeda musim IBL, Anda akhirnya tidak membela tim manapun, apa yang terjadi?

Banyak hal yang terjadi. Tapi saya yakin ini adalah yang terbaik untuk ke depannya. Saya pribadi berharap IBL tetap sukses musim ini dan musim-musim selanjutnya. Siapa tahu saya akan kembali bermain di sana suatu saat nanti.

Lalu apa kegiatan Anda sekarang di Indonesia?

Saya memilki cukup banyak kegiatan sekarang. Saya bermain untuk beberapa tim di Indonesia dalam konteks turnamen lokal. Saya juga melatih di akademi Flying Wheel dan memberikan bantuan kepada tim Flying Wheel yang berlaga di Srikandi Cup.

Saya sempat dengar kabar Anda bermain di Malaysia, bisa cerita?

Tentu, itu menyenangkan. Saya tidak hanya bermain di Malaysia, saya juga bermain di Brunei Darussalam. Menyenangkan rasanya, saya juga bermain cukup baik.

Anda bermain satu musim di sana?

Saya punya kontrak dengan tim Malaysia tersebut untuk tiga turnamen. Kira-kira sebulan saya menghabiskan waktu di sana, menyenangkan.

Anda menjadi pelatih akademi Flying Wheel, berarti Anda tinggal di Makassar sekarang? Bagaimana rasanya tinggal di sana?

Saya suka sekali tinggal di sana. Saya suka Jakata dan Surabaya, tapi di Makassar tingkat kemacetannya tidak terlalu parah. Sejauh ini sangat menyenangkan tinggal di sana apalagi saat saya akhirnya bertunangan dengan salah satu perempuan di sana (Titalin Elfira Nomleni).

Bisa cerita kegiatan Anda sebagai pelatih akademi?

Jika saya tidak sedang bermain dalam sebuah turnamen, saya bangun setiap pagi lalu berlatih di lapangan Flying Wheel. Lalu pada malam hari saya melatih anak-anak kecil yang tergabung dalam akademi. Anak-anak itu sangat bersemangat dan membawa kesenangan tersendiri bagi saya. Saya ingin membantu basket berkembang di Makassar, karena sejauh saya melihat kami sangat tertinggal dibanding Surabaya dan kota-kota besar lainnya di Jawa.

Menyinggung Srikandi Cup, apa pendapat Anda sejauh ini?

Surabay Fever adalah tim terbaik. Mereka juga memilki materi pemain yang bagus. Jarak antara Fever dengan tim-tim lainnya bisa dibilang cukup jauh. Tapi tim-tim lainnya bisa dibilang tidak terlalu jauh selama mereka mau terus bekerja keras.

Bagaimana tentang tim Flying Wheel?

Saya cukup bahagia dengan perkembangan kami. Mayoritas pemain kami masih berusia antara 18 hingga 21 tahun. Kami muda dan baru dua musim berlaga di liga profesional. Masih cukup banyak waktu untuk berkembang.

Terakhir, hal apa yang akan dilakukan oleh Jarron Crump di masa mendatang?

Untuk sekarang, mengembangkan akademi Flying Wheel di Makassar adalah tujuan utama saya. Kemudian merencanakan pernikahan saya dengan Tita (panggilan Titalin). Saat semua sudah sesuai dengan harapan saya dan berjalan lancar, baru saya akan memikirkan langkah selanjutnya.

Kapan hari bahagia tersebut digelar?

Pertanyaan bagus, saya dan Tita saling memiliki tanggal yang berbeda. Saya bilang A sementara ia bilang B. Mungkin dalam waktu dekat kami akan menemukan tanggal yang tepat, akan saya kirim undangannya nanti.

Foto: Dika Kawengian

Komentar