IBL

Setiap aktivitas yang kita lakukan sebaiknya didukung perlengkapan yang memang diciptakan untuknya, termasuk bermain basket. Menggunakan sepatu basket untuk bermain basket memang jadi hal lumrah. Karena sepatu basket memang telah didesain sedemikian rupa untuk mendukung performa para pemainnya.

Namun nyatanya, terdapat atlet yang mencoba keluar dari pakem tersebut. Hal ini kerap ditemui di NBA, beberapa di antaranya bahkan menggunakannya saat pertandingan penting. Mainbasket merangkum pemain-pemain yang menggunakan sepatu selain sepatu basket untuk bertanding di atas lapangan kayu.

John Stockton – Nike Air Zoom Challenge

Tak ada yang menyangkal performa apik mantan pemain Utah Jazz ini. Terpilihnya Stockton dalam deretan NBA Hall of Fame jadi bukti kegemilangannya. Namun, satu hal lagi yang harus kita terima darinya adalah tentang penampilan yang eksentrik.

Pemain berposisi point guard ini acap kali memakai celana basket yang terlalu pendek, meski pada 1997 menggunakan celana pendek saat bermain basket adalah tren. Masalahnya celana Stockton terlalu pendek jika dibandingkan pemain lain.

Satu hal lagi adalah soal sepatu. Pada 1997, John Stockton menggunakan Nike Air Zoom Challenge di suatu pertandingan. Sepatu ini sejatinya diproduksi buat Andre Agassi untuk bermain tenis di lapangan tanah liat. Namun, Stockton malah menggunakannya di atas lapangan kayu. Saat memakai sepatu itu, Stockton tampil tak maksimal sehingga timnya harus terhempas di laga keenam melawan Chicago Bulls di final 1997. 

 

Gilbert Arenas – Dolce & Gabbana “Patent High”

Menggunakan sepatu mewah adalah pemandangan lumrah bagi pemain NBA. Gaji yang melimpah ditambah pendapatan di luar lapangan membuat mereka sanggup membeli sepatu ribuan dollar AS. Sepatu mewah itu kerap digunakan saat turun dari bis atau saat pasca pertandingan. Namun, apa jadinya bila sepatu mewah tersebut dipakai bertanding?

Hal itu dilakukan oleh Gilbert Arenas pada 2010. Tercatat sebagai pemain Washington Wizards, Arenas menggunakan sepatu Dolce & Gabbana “Patent High” di pertandingan melawan Los Angeles Lakers.

Sepatu fesyen ini punya bentuk menyerupai sepatu basket. Ia memiliki fitur tali pengikat di atas tumit serta terbuat dari dari kulit. Di pertandingan itu, Arenas sukses mencetak 23 poin dan bermain cukup apik dengan sepatu ini. Apakah sepatunya mempengaruhi performa Arenas? Bisa saja.

Iman Shumpert – Adidas JS Streetball

Menyebut nama Jeremy Scott, kita akan terngiang dengan desainnya yang menarik mata. Ia berani menyatukan berbagai elemen mulai dari motif macan, warna terang, dan bahan tak biasa di sepasang sepatu. Desainnya terkenal sering menerjang aturan dasar fesyen pada umumnya. Sepatu besutan Jeremy Scott akan menandingkan fungsi dan estetika.

Namun, idealisme Jeremy Scott tak membuat Iman Shumpert ragu. Ia pernah menggunakan salah satu kolaborasi Jeremy Scott dan adidas. Pemain Cleveland Cavaliers ini menggunakan adidas JS Streetball saat menghadapi Brooklyn Nets di laga NBA 2013 silam. Sepatu ini jelas-jelas ditujukan sebagai alat penarik perhatian. Mungkin, hal itulah yang dicari Iman saat menggunakannya di lapangan.

P.J Tucker dan LeBron James – Nike Air Yeezy 2 “Red October”

Sebelum bersama adidas, Kanye West adalah milik Nike. Kanye pernah menelurkan beberapa sepatu mewah hasil kolaborasinya dengan Nike. Sepatu tersebut tentu ditujukan untuk fesyen, bukan untuk kebutuhan performa di atas lapangan kayu. Namun, hal itu tak digubris oleh LeBron James. Bintang Cleveland Cavaliers ini tercatat pernah memakai Nike Air Yeezy 2 “Red October” tahun 2014. Waktu itu, ia masih berseragam Miami Heat dan ia menggunakannya hanya saat pemanasan sebelum bertanding menghadapi San Antonio Spurs.

P.J. Tucker lebih berani. Ia benar-benar menggunakan sepatu ini untuk bertanding. Tucker menggunakannya saat menghadapi Portland Trail Blazers dan Cleveland Cavaliers. Saat diwawancarai pasca pertandingan, ia melakukannya untuk membuktikan apakah sepatu besutan Kanye West ini mampu bertahan digunakan di lapangan atau tidak.

Nick Young – adidas Yeezy Boost 750

Pemain Los Angeles Lakers ini tercatat sebagai pemain NBA pertama yang menggunakan adidas Yeezy Boost 750 untuk bertanding. Tepatnya di musim NBA 2015. Sayangnya, hal tersebut berakibat kurang baik. Setelah pertandingan yang ia jalani, ia mengalami cedera pergelangan kaki. Sepatu ini kembali menyentuh lapangan kayu setelah Nick Young menggunakan adidas Yeezy Boost 750 “Pirate Black” di tahun yang sama.

Thabo Sefalosha – Nike Air Max 90

Swingman Atlanta Hawks ini seorang pecandu Nike Air Max 90. Ia mengoleksi siluet klasik Nike ini di rumahnya. Tak jarang pula ia menggunakannya bertanding. Pada 2016, ia menggunakan Nike Air Max 90 Mid. Seri terbaru Air Max 90 dengan kerah tambahan di bagian atas. Fitur tersebut memang bertujuan untuk melindungi pergelangan kaki saat berlari, bukan untuk bermain basket.

Namun, hal lebih berbahaya dilakukan Thabo kemudian. Ia terlihat beberapa kali menggunakan Nike Air Max 90 saat bertanding. Benar-benar Nike Air Max 90 tanpa kerah tambahan. Sebuah hal yang eksentrik dan beresiko bagi pemain yang baru saja mengalami cedera cukup parah: retak tulang tibia dan robek otot ligamen.

John Wall – Buscemi B Court

Siapa yang tak ingin jadi sorotan di laga NBA All-Star Game? Hal ini dilakukan John Wall. Terinspirasi dari Ron Artest di laga NBA All-Star 2004, John Wall melakukan hal yang dilakukan Artest kala itu demi status mewah. Bila Artest menggunakan tujuh sepatu berbeda dalam satu laga, maka Wall menggunakan sepatu Buscemi seharga AS$1150. Sepatu berwarna merah menyala ini dibuat oleh tangan di Italia dengan kulit berkualitas tinggi.

Sayangnya, sepatu itu hanya digunakan saat pemanasan saja. Hal ini terkait dengan hiasan di bagian tumit belakang. Sepatu itu berhiaskan gembok emas 18 karat yang dikhawatirkan akan mencederai pergelangan kaki John Wall bila digunakan bertanding. Jon Buscemi sengaja memberikan sepatu tersebut secara cuma-cuma pada Wall sebagai bentuk dukungan.

Sumber Foto: Highsnobiety, NBA, NBA Archieve

Komentar