IBL

FIBA World Cup 2023 berlangsung 219 hari lagi. Jakarta (Indonesia) menjadi tuan rumah bersama Okinawa (Jepang) dan Manila (Filipina). Dalam langkah persiapannya, Perbasi dan panitia pelaksana menemui Menteri Pemuda Olahraga (Menpora) Zainudin Amali di kantornya pada Selasa (17/1).

Budisatrio Djiwandono, Event Director FIBA World Cup 2023 Indonesia, menyampaikan proses persiapan panpel yang dilakukan selama 6-8 bulan terakhir. “Menuju Agustus nanti banyak hal yang perlu kami antisipasi guna kesuksesan acara ini,” kata Budi dalam jumpa pers.

“Ada beberapa tahapan yang kami rasa perlu bimbingan dan arahan dari Kemenpora yang membantu berkoordinasi dengan kementerian lain yang memiliki andil di FIBA World Cup. Nanti juga ada negara tetangga, atlet dari seluruh dunia, pemain NBA yang datang ke Jakarta. Persiapan administrasi perlu kami selaraskan sesuai dengan aturan undang-undang dan regulasi lainnya,” lanjut Budi.

FIBA World Cup dijadwalkan pada 25 Agustus-10 September 2023. Event tersebut diikuti 32 negara dari empat benua. Indonesia dan Jepang akan menggelar babak penyisihan grup. Indonesia menjadi tuan rumah grup G dan H. Sedangkan Jepang menjadi tuan rumah grup E dan F. Kemudian Filipina menjadi tuan rumah empat grup di laga penyisihan dan putaran final.

Kanada menjadi salah satu peserta yang akan berlaga di Jakarta. Sovenia bertanding di Jepang. Amerika Serikat sendiri bertanding di Filipina. Untuk tim-tim lainnya akan ditentukan berdasarkan hasil undian. Proses undian itu dijadwalkan pada 29 April di Manila.

“Banyak pemain NBA yang berasal dari Kanada. Kemudian nanti akan ada 1-2 tim papan atas yang akan berkompetisi di Jakarta. Ini berdasarkan hasil drawing. Jadi, bukan dari pilihan lagi,” kata pria berusia 41 tahun itu.

Budi menambahkan dari persiapan yang telah dilakukan, yang menjadi fokus utama adalah kesiapan Indoor Multifunction Stadium (IMS). Venue dengan kapasitas 16 ribu penonton itu diperkirakan menggelar test event pada Juni 2023. Konsep tes event sendiri masih dalam tahap pembahasan.

“Konsep sedang kami matangkan. Idealnya bukan hanya timnas tetapi dari klub-klub negara tetangga. Mulai dari tes secara kepatutan masuk imigrasi, visa, alur logistik, penjemputan di bandara. Tentunya juga merancang unsur persiapan biaya,” pungkas Budi. (rag)

Foto: Kemenpora

Komentar