IBL

Cendrawasi Papua mendapatkan pelajaran berharga pada pertandingan pertamanya di Jawa Pos-Honda Pro Tournament 2017. Mereka terlalu lama meraba kekuatan lawan, sehingga terlambat mengeluarkan strategi andalan. Akibatnya, Cendrawasih harus mengaku kalah dari DMS - D-Mix Surabaya, 63-71.

Pertandingan terakhir di hari pertama berlangsung ketat. Mungkin tepatnya di paruh kedua laga antara Cendrawasih melawan D-Mix. Sebab di dua kuarter awal, Cendrawasih sepertinya tak mampu memberikan perlawanan. Mereka tertinggal 10-26 di kuarter pertama dan semakin terpuruk dengan skor akhir 25-42 di kuarter ketiga.

D-Mix sangat dominan di paint-area dengan bantuan dua pemain asing, Larry Turner dan Michael Earl. Mereka berdua memiliki tinggi masing-masing 1,9 meter. Keberadaan mereka menyulitkan pemain Cendrawasih yang tampil tanpa pemain asing. Tercatat 21 dari 42 poin D-Mix di paruh pertama dihasilkan dua pemain asingnya.

Di kuarter ketiga, Cendrawasih mencoba strategi berbeda. Mereka memperkuat defense dan berusaha untuk menyerang dengan cepat. Bola hasil rebound tak akan berlama-lama ada di tangan pemain. Sebab mereka segera melakukan umpan jauh kepada guard yang sudah menunggu di dekat ring lawan. Strategi tersebut berhasil, apalagi D-Mix yang sudah nyaman dengan keunggulannya, mengistirahatkan dua bigman asingnya. Skor akhir 56-38 untuk keunggulan D-Mix menutup kuarter ketiga.

Cendrawasih menggunakan strategi yang sama di kuarter keempat. Namun kali ini mereka melakukan dengan lebih cepat. Akurasi para pemain yang dipasang untuk mencetak poin juga lebih baik. Hasilnya luar biasa, Cendrawasih bisa mendekat hingga menyisakan empat poin (60-64) di dua menit waktu tersisa. Sebuah strategi fast-break yang jitu dengan didukung fisik pemain-pemain Papua yang luar biasa. Pemain Papua bisa melakukan strategi ini karena mereka bisa berlari lebih cepat dibandingkan pemain D-Mix. Sayangnya, D-Mix yang dipimpin oleh Chris Gideon bisa lebih tenang menghadapi gempuran tersebut. D-Mix bisa mempertahankan keunggulan dan menang dengan jarak delapan poin (71-63).

"Kami akui, kami terlambat melakukan fast-break. Kami memang buta dengan kekuatan lawan, sehingga kami harus meraba dulu di dua kuarter awal. Ya itulah resiko yang harus kami terima," ucap kepala pelatih Cendrawasih, Jeheskiel Edison Tetjuari.

Meski kalah, Jeheskiel mengaku puas dengan penampilan pemainnya. Sebab ini di luar ekspektasinya. Menurut Jeheskiel, pemain Cendrawasih benar-benar mau bertarung. Padahal tim lawan sangat berat, semifinalis Piala Walikota 2017 dan punya dua pemain asing di barisan bigman.

"Pengalaman ini akan jadi evaluasi bagi kami untuk menghadapi pertandingan berikutnya. Kami targetkan, untuk tidak berada di juru kunci klasemen. Kami ingin menunjukkan bahwa kami bisa tampil bagus di turnamen ini," imbuh Jeheskiel.

Di laga ini, John Ferdinand Putra Jaya menyumbangkan poin terbanyak untuk Cendrawasih dengan 21 poin. Disusul Januarius Ricky Kainakaimu (16 poin) dan Marius Bernadus Mabur (11 poin). Sedangkan di kubu D-Mix, Michael Earl mengemas 21 poin dan 22 rebound, lalu Ahmad Guntoro Wibisono menghasilkan 15 poin.

Foto: Dika Kawengian

Komentar