IBL

Pemain Boston Celtics Enes Kanter makin gencar dalam melancarkan protes untuk Tiongkok. Kali ini dia mengikutsertakan Nike dalam aksinya. Ditunjukkan dengan beberapa sepatu Nike yang dimodifikasi sebagai alat protes. Pihak NBA dan Nike memilih bungkam dengan aksi Enes Kanter tersebut. 

Pada hari Rabu, waktu Amerika Serikat, Kanter memberi penawaran untuk Phil Knight, pemilik Nike, untuk mengajaknya terbang ke Tiongkok. Kanter ingin menunjukkan bahwa ada "perbudakan" dalam pembuatan produknya. Kanter ingin Phil Knight melihat dengan mata kepalanya sendiri. Bukan hanya Knight, Kanter juga mengajak LeBron James dan Michael Jordan.

Kanter kini melibatkan produk Nike dalam aksi protesnya terhadap Tiongkok. Pada tanggal 22 Oktober, Kanter memakai sepatu dengan tulisan "Free Uyghur". Kemudian pada tanggal 27 Oktober, dia memakai sepatu Air Jordan putih, serta menuliskan "Made With Slave Labor". Sebagai pelengkap, ada aksen bercak darah dalam sepatu tersebut. 

Sementara NBA dan Nike memilih bungkam dengan protes yang dilancarkan Kanter. Mereka juga menolak wawancara dengan Sportico, yang menanyakan soal Kanter. Padahal aksi-aksi Kanter mengakibatkan platform streaming video China, Tencent, memotong siaran langsung pertandingan Celtics minggu lalu. Tencent menandatangani kontrak lima tahun senilai AS$1,5 miliar atau setara dengan 21,3 triliun rupiah sejak tahun 2019, sebagai pemegang hak siar NBA di Tiongkok. Stasiun CCTV yang dikontrol negara juga menjadi satu-satunya saluran yang menyiarkan pertandingan NBA sejak 1990-an.

Hubungan antara NBA dan Tiongkok tegang sejak 2019, ketika mantan manajer umum Houston Rockets Daryl Morey mengeluarkan pernyataan yang mendukung pengunjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong. Tahun lalu, liga kehilangan pendapatan sekitar AS$200 juta atau 2,3 triliun rupiah dari Tiongkok.

Enes Kanter merupakan pemain kelahiran Swiss yang berdarah Turki. Kanter telah menjadi kritikus Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Kanter adalah anggota setia Gerakan Hizmet dan pengikut pemimpinnya, Fethullah Gulen, yang dituduh melakukan upaya kudeta yang gagal pada 2016. Pemerintah Turki mencabut paspor Kanter pada 2017. (tor)

Foto: National Review

Komentar