IBL

"Keren banget James Harden!"

Apabila kalimat tersebut keluar dari seorang teman yang senang nonton NBA, entah ia suka James Harden atau pembenci James Harden maka saya akan merasa biasa saja. Kalau kebetulan ia adalah fan Harden, barangkali saya akan tanya, "Keren kenapa?" Kalau ia sosok yang gak suka atau bahkan benci Harden, saya akan tanya, "Tumben?"

Tetapi bagaimana bila yang mengatakan itu adalah seorang kawan atau sosok yang kita kenal, misalkan saja Satpam kantor yang gak terlalu mengerti NBA? Apalagi James Harden? Barangkali saya akan melongo dan bertanya, "Maksudnya?"

"Bukannya lu pecinta berat sepak bola dan anti-nonton basket?" Misalnya saja.

NBA khususnya dan dunia olahraga umumnya kini punya peluang disukai bahkan diamati oleh orang-orang yang tidak terlalu suka NBA atau yang tidak suka olahraga. Ketika kita menikmati NBA dengan alasan menikmati aksi-aksinya, menikmati ketegangannya, bangga karena mendukung seorang pemain atau tim di dalamnya, hingga senang luar biasa karena pemain dan tim yang kita dukung berhasil menjadi juara, maka kini atau nanti akan ada orang-orang di luar sana yang mungkin tidak peduli dengan itu semua tetapi sangat mencintai NBA.

Sejujurnya, untuk masuk ke fenomena baru ini, saya bingung harus mulai dari mana. Namun saya mencoba sebisa saya untuk meyajikannya agar (mungkin) mudah dipahami. Lanjut lagi yak. Wkwkwww.

Ada momen menarik kemarin (15 Oktober), ketika Los Angeles Lakers kalah melawan Sacramento Kings di laga terakhir pramusim NBA 2021. Russell Westbrook memberi umpan kepada LeBron James yang diselesaikan dengan sebuah tombokan (slam dunk) yang indah. Sebagai pecinta NBA atau bahkan Lakers, kita akan mengagumi aspek-aspek yang "menyusun" fragmen tersebut. Bagaimana LeBron melantun bola cepat ke depan, Westbrook melesat ke depan dari samping kiri, menerima bola dari LeBron, sementara LeBron berlari menusuk ke dalam, Westbrook mengirim bola kembali ke LeBron, yang setelah menerima bola langsung lepas landas menghempas bola ke keranjang!

Bagi Pak Satpam yang tadi bilang James Harden keren, sudut pandangnya akan berbeda. Setelah menyaksikan aksi Westbrook dan LeBron tadi, ia tidak terlalu memikirkan kenapa aksi itu keren. Ia lebih memikirkan, "Berapa kelak harga momen itu di marketplace?"

"Kalau NBA menjual momen itu, ia termasuk di kategori mana? Common, Rare, atau Legendary?"

"Hmm, rasanya gak mungkin Rare, karena hanya pertandingan pramusim. Eh, tapi siapa tahu? Ah, yang penting mengantre dulu saja. Semoga masuk kategori Common saja. Agar harganya murah."

"Tapi kalau beli dari NBA, apakah ada peluang mendapatkan momen tadi? Kalau sudah masuk marketplace, berapa kenaikan harganya?"

...

Sejak tahun 2019, NBA mulai menjual momen-momen yang terjadi di dalam pertandingan-pertandingan. Praktik ini membuat para fan atau bahkan yang bukan fan sekalipun "memiliki" atau berhak "memunyai" momen-momen tertentu di NBA. Format atau bentuknya adalah NFT. Nama produknya NBA Top Shot.

Saat ini, momen termahal di NBA Top Shot memiliki harga hampir 400 ribu dolar AS. Ia adalah momen saat LeBron James melakukan slam dunk melawan Houston Rockets sekitar bulan Februari 2020. slam dunk tersebut dianggap sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada mendiang Kobe Bryant. Gaya slam dunk LeBron James saat melawan Rockets itu juga persis seperti gaya yang pernah dilakukan Kobe Bryant. Sebelum melonjak menjadi sekitar 400 ribu dolar, berapa harga momen slam dunk LeBron tersebut? Paling mahal di kisaran seratusan dolar saja.

Jadi, apa itu NBA Tops Shot?

Bersambung.

*Kami menerima kontribusi tulisan dalam bentuk apapun dengan topik NBA Top Shot. Silakan kirim tulisan kalian terkain topik ini ke mainbasket@gmail.com. Tulisan yang kami anggap layak akan kami muat di situs ini.

Komentar