IBL

Satya Wacana Saints Salatiga mengalahkan Pacific Caesar Surabaya dengan skor 64-56, di laga terakhir hari keempat IBL 2021, Sabtu malam. Bagi Satya Wacana, ini jadi kemenangan perdana di liga. Sebaliknya, Pacific sudah kalah tiga kali berturut-turut.

Satya Wacana mengunci kemenangan sejak kuarter pertama. Ini karena mereka sudah unggul 22-9 di pembuka laga. Kuncinya mereka lebih disiplin dalam pertahanan. Sebaliknya, Pacific tertipu dengan strategi bertahan milik Satya Wacana.

"Saya memang membiasakan pemain untuk menjaga lawan lebih awal, atau sedikit di depan. Kalau mereka disiplin, ya ini hasilnya. Di sisi lain, Pacific menyangka kami melakukan full court press. Ternyata memang bukan, dan mereka melakukan kesalahan yang bisa kami manfaatkan," kata Efri Meldi, kepala pelatih Satya Wacana, usai pertandingan via Zoom.

Ketika merasa sudah unggul, fokus pemain Satya Wacana mulai terpecah. Risikonya mereka memberi ruang kepada lawan untuk berkembang. Satya Wacana hampir tersusul di kuarter ketiga. Namun mereka bisa kembali menguasai keadaan di kuarter keempat.

"Peran Antoni Erga dan Aldi Falentino di laga ini sangat bagus. Mereka tampil lebih tenang. Sistem bisa berjalan bagus. Hustle juga kelihatan. Masalahnya hanya di konsistensi. Kadang lupa fokus defense. Tapi secara keseluruhan, saya senang karena permainan kami lebih rapi," imbuh Efri Meldi.

Erga dan Aldi menjadi pemain Satya Wacana yang paling banyak menyumbang poin. Mereka masing-masing mencetak 11 poin. Namun dari catatan statistik, sebenarnya semua pemain hari ini berkontribusi poin, kecuali Ardian Ariadi dan Raymond Prayogo.

Sebaliknya, penampilan tim Pacific juga tidak terlalu buruk. Hanya saja ketika di awal sudah tertinggal 11 poin, membuat Pacific sedikit kesulitan untuk menyusul. Yonatan mencetak dobel-dobel dengan 11 poin dan 12 rebound. Kemudian Yoseph Wijaya menambahkan 12 poin, disusul M. Nur Aziz Wardana dengan sumbangan 10 poin.

"Meski kalah, saya sedikit merasa senang. Pemain saya sudah menurunkan turnover. Memang di kuarter pertama mereka melakukan kesalahan lagi. Tetapi itulah karakteristik pemain muda. Mereka masih harus melakukan penyesuaian di awal laga. Padahal itu tidak boleh dilakukan ketika bermain di liga profesional. Karena saat pertandingan dimulai, maka mereka harus siap perang," komentar kepala pelatih Pacific, Aries Herman.

Pacific punya dua kali momentum untuk membalikkan keadaan. Pertama terjadi di kuarter ketiga. Saat Satya Wacana melemah, mereka seharusnya bisa mengambil alih kedudukan. Kemudian kesempatan kedua juga terjadi di bawah tiga menit, tepatnya di kuarter keempat. Sayangnya pemain-pemain Pacific tidak bisa memanfaatkan momentum tersebut.

"Sekarang ada dua catatan bagi tim kami. Pertama, mereka harus siap perang sejak awal pertandingan. Lalu yang kedua, tidak boleh terburu-buru ketika mendapatkan momentum. Karena momentum itu bisa lepas saat pemain melakukan kesalahan sendiri," tegas Aries.

Bagi Satya Wacana, ini merupakan kemenangan perdana di laga ini. Mereka baru bermain dua kali, karena pertandingan pertama melawan Bank BPD DIY Bima Perkasa tertunda. Untuk Pacific, mereka sudah kalah tiga kali dari 16 pertandingan, termasuk kekalahan hari ini. Tapi karena Pacific dan Satya Wacana berada dalam satu divisi, maka mereka akan bertemu sekali lagi. Pacific siap revans melawan Satya Wacana. (tor)

Foto: IBL Indonesia

 

Komentar