IBL

LeBron James mengatakan bahwa mantan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama menginspirasi dirinya dalam politik. Bila James sekarang berani berbicara tentang politik, itu karena dirinya belajar banyak dari Obama. Pandangan James tentang politik seketika berubah saat Obama terpilih menjadi presiden.

James tidak ingat kapan pertama kali dirinya memberikan suaranya. Saat itu, dia masih berusia 18 tahun dan memilih tidak memperhatikan visi dan misi calon presiden saat itu.

"LeBron yang berusia 18 tahun dan baru lulus sekolah menengah, tidak punya pikiran apapun kecuali membelikan ibu rumah. Karena semua yang sudah dia korbankan untuk saja," kata LeBron James, setelah gim pertama Semifinal Wilayah Barat.

Semua berubah ketika Barrack Obama terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama di Amerika Serikat pada tahun 2008.

Bagi James, tumbuh di komunitas kulit hitam memang sulit menemukan inspirasi. Bahkan setiap melihat foto-foto presiden dalam buku-buku sejarah, selalu tidak ada yang seperti mereka.

"Dan, Barrack datang. Pidato-pidatonya membela kami. Juga melihat Michelle di sampingnya. Itu adalah pemandangan yang saya suka. Bukan hanya tentang politik, tetapi momen tersebut jauh lebih besar. Saat Obama masuk Gedung Putih, saya pikir, saya akan menyusul dia ke sana," ujarnya.

James berubah dari pemuda yang hanya tertarik dengan politik, menjadi orang yang berjuang meningkatkan jumlah pemilih kulit hitam jelang pemilihan presiden Amerika Serikat bulan November 2020 mendatang.

James secara teratur menggunakan media sosial pribadi seperti Twitter yang punya pengikut 117 juta untuk berbicara tentang pentingnya pemungutan suara. Sementara itu, semua pemain NBA di dalam "gelembung" juga memanfaatkan sesi wawancara untuk mendorong orang-orang melakukan pemungutan suara.

James juga berbicara dengan Obama, minggu lalu, ketika boikot pertandingan NBA berlangsung. Dia menelepon Obama bersama beberapa pemain lain. Mereka akhirnya mematuhi nasihat Obama untuk melanjutkan kompetisi sembari berjuang melawan ketidakadilan sosial di Amerika Serikat.

"Dia orang yang hebat," kata James. "Saya berharap dia masih jadi Presiden Amerika Serikat."

Baca Juga: LeBron James Patuhi Nasihat Barrack Obama

James juga tahu bahwa jumlah pemilih menjadi masalah di NBA. Menurut Marc Spears dari The Undefeated, hanya ada sekitar 20 persen pemain NBA yang memenuhi syarat untuk memberikan suara dalam pemilihan. James mengatakan, itu mungkin karena kondisi awal beberapa pemain.

"Saya tidak tahu, tapi seperti yang selalu saya bicarakan, bagaimana anak-anak kulit hitam dan orang kulit hitam di komunitas tidak percaya bahwa suara mereka penting," kata James. "Kami tumbuh dewasa tapi kami tidak berpikir penting untuk memilih siapa presidennya. Termasuk saat masuk NBA. Kehidupan masa muda itu akan menghantui," katanya.

James ingin orang-oranag kembali mengambil apa yang menjadi hak mereka yaitu memilih. (tor)

Foto: Lakers

Komentar