IBL

T.J. Warren jadi buah bibir sejak laga lanjutan musim 2019-2020 digelar. Bagaimana tidak, Warren yang tidak pernah masuk perbincangan All Star atau semacamnya tiba-tiba “meledak” di dalam “gelembung”. Di gim pertama Indiana Pacers yang bertemu Philadelphia 76ers, Warren mencetak 53 poin, 4 rebound, dan 3 asis hanya dalam 41 menit.

Tak hanya produktif, Warren juga tampil sangat efektif di gim itu dengan akurasi keseluruhan mencapai 69 persen (20/29) dengan 9/12 tripoin (75 persen). Hebatnya lagi, hanya ada empat dari keseluruhan poinnya yang berasal dari tembakan gratis, itupun persentasenya 100 persen (4/4). Fakta tembakan gratis yang sedikit ini menempatkannya sejajar dengan Stephen Curry dan Klay Thompson sebagai pemain yang mencetak setidaknya 50 poin dengan percobaan tembakan gratis tidak sampai lima kali.

(Baca juga: T.J. Warren 53 Poin, Pacers Habisi Sixers)

Warren jadi pemain Pacers pertama yang mencetak setidaknya 50 poin dalam satu gim sejak terakhir Jermain O’Neal melakukannya pada 2005 lalu. Lebih dalam lagi, ia adalah pemain Pacers keempat dalam sejarah yang mampu melakukan hal itu. Selain Warren dan O’Neal, dua nama lainnya adalah Reggie Miller (1992) dan Billy Knight (1990).

Maju dua gim selanjutnya, Warren masih terus tancap gas. Di gim kedua Pacers yang berhadapan dengan Washington Wizards, Warren mencetak dobel-dobel 34 poin, 11 rebound, 4 asis, 3 steal, 4 blok dan 0 turnover selama 40 menit. Ia jadi pemain pertama dalam sejarah NBA yang mampu menciptakan statistik tersebut tanpa satu kali turnover.

Menariknya, ini adalah dobel-dobel pertama Warren musim ini. Lebih hebat lagi, tak hanya melanjutkan produktivitas, efektivitas pemain berusia 26 tahun ini juga terus terjaga. Meski akurasi tripoinnya menurun drastis dari gim sebelumnya (hanya 1/6 di gim ini), akurasi keseluruhan Warren masih cukup bagus di angka 54 persen (14/26).

(Baca juga: Pacers Tunda Kemenangan Perdana Wizards)

Tripoin yang menghilang itu akhirnya kembali di gim ketiga. Jumpa Orlando Magic, Warren memasukkan 4/5 tripoin (80 persen) dan 13/17 secara keseluruhan (76 persen). Total Warren mengumpulkan 32 poin, 2 rebound, 3 asis, 3 steal, dan 1 blok selama 38 menit. Warren juga sekali lagi tak membukukan turnover di gim kali ini.

Jika kita jumlahkan semuanya, dalam tiga gim, Warren membukukan total 119 poin, 17 rebound, 10 asis, 6 steal, 7 blok, dan 1 turnover. Jumlah poin tersebut jadi yang tertinggi sepanjang tiga gim di “gelembung” NBA. Ia memiliki akurasi 65 persen dengan rincian 47/72. Baik tembakan masuk dan banyaknya percobaan Warren merupakan yang tertinggi juga di tiga gim ini. Warren memasukkan 14 tripoin yang membuatnya jadi pemain dengan tripoin masuk terbanyak kedua di kurun waktu tersebut. Akurasi Warren dari garis busur adalah 61 persen! Atas dasar performa super Warren ini, Pacers yang tampil tanpa Domantas Sabonas berhasil tak terkalahkan di tiga gim mereka. Pacers jadi satu dari tiga tim yang belum kalah dalam tiga gim bersama Phoenix Suns dan Toronto Raptors.

Pertanyaannya adalah, apakah performa Warren ini adalah sebuah kejutan?

Menilik dalam statistik enam musim Warren bermain di NBA, maka jawaban seharusnya adalah tidak. Warren dan apa yang ia tunjukkan dalam kurun tiga gim ini bukanlah sebuah kejutan, melainkan penantian panjang atas kepercayaan yang tak kunjung datang.

Bukan tanpa alasan pemain kelahiran North Carolina ini terpilih di urutan ke-14 NBA Draft 2014. Performanya di musim terakhir membela almamater North Carolina State University cukup memikiat banyak pihak. Bermain 35 kali, ia mencetak 24,9 poin dan 7,1 rebound dengan akurasi keseluruhan 52 persen. Kala itu, kelemahan Warren adalah akurasi tripoin yang masih tidak cukup bagus dengan 27 persen.

Saat wawancara sebelum NBA Draft, Warren menyebut gaya bermainnya terinspirasi dari jajaran forwarda ulung NBA seperti Paul Pierce dan Joe Johnson. Sayangnya, Suns yang memilihnya di NBA Draft 2014 itu tak bisa langsung memanfaatkan jasanya. Warren mengalami rangkaian cedera yang membuatnya hanya tampil 40 kali dengan 39 di antaranya sebagai pemain cadangan. Warren rata-rata tampil 15,4 menit per laga dan statistiknya jauh untuk bisa “dilihat”.

Meski masalah cedera kembali mendera dan membuatnya hanya tampil 47 kali, peningkatan rataan menit bermain yang sampai tujuh menit per gim membuat produktivitas Warren naik dari 6,1 poin ke 11,0 poin per gim. Untuk pertama kali dalam kariernya (kampus dan musim pertama NBA), Warren menorehkan akurasi tripoin 40 persen dari 1,5 percobaan per gim.

Begitu cedera tak menyita banyak waktunya di musim ketiga (tampil 66 kali), Warren mulai diberi kepercayaan lebih. Ia jadi starter sebanyak 59 kali dan rata-rata tampil 31,0 menit per gim dengan sumbangsih 14,4 poin per gim. Di musim ini, akurasi tripoinnya kembali turun di bawah 30 persen dengan percobaan yang masih sama dengan musim kedua.

Musim keempat jadi musim terbaik Warren (sebelum musim ini). Ia tampil 65 kali yang semuanya menjadi pemain utama dengan rataan 33,0 menit per gim. Meski tripoinnya tak kunjung membaik dan justru memburuk (22 persen), Warren produktif dengan 19,4 poin per gim. Jika dilihat secara statistik lanjutan pun, efektivitas tembakan Warren (eFG%) masih bisa ditoleransi dengan 51 persen. Di sini, Warren sudah menunjukkan bahwa ia memiliki kapasitas mencetak poin yang cukup bagus.

Sayangnya, cedera justru kembali melanda dan membuatnya hanya tampil 43 kali di musim 2018-2019. Meski satu musim sebelumnya baru menyepakati perpanjangan kontrak empat tahun AS$50 juta, tampaknya Suns tak lagi percaya kepada Warren. Kehadiran Kelly Oubre Jr. dan semangat untuk merombak total skuad membuat Pacers akhirnya menukar Warren ke Pacers di jeda musim meski ia mencetak rataan 18,0 poin dengan akurasi tripoin terbaik sepanjang kariernya, 43 persen dari 4,2 percobaan tiap gim.

Di bawah asuhan Nate McMillan, Warren memang selalu menjadi pilihan utama di skuad, tapi ia bukanlah pilihan utama dalam menyerang. Catatan Usage Percentage (USG%) Pacers musim ini memperlihatkan bahwa Warren adalah pilihan keempat untuk menyerang. Victor Oladipo jadi yang pertama (meski hanya bermain 15 gim), Domantas Sabonis, lalu Malcolm Brogdon.

(Baca juga: Rekor-rekor Luka Doncic)

Pun demikian, Warren justru jadi top skor kedua tim, hanya kalah dari Sabonis. Hal menarik lainnya, meski rataan menit bermainnya tak lebih banyak dari musim 2017-2018  (32,8 menit, selisih 0,2 menit), Warren justru mencatatkan rataan poin tertinggi sepanjang kariernya dengan 19,7 poin. Jika di musim itu Warren mencetak 19,6 poin dengan akurasi tripoin hanya 22 persen, musim ini Warren mencetak 19,7 poin dengan akurasi tripoin 40 persen (3,2 percobaan per gim). Angka eFG% Warren mencapai 58 persen! Enam persen lebih tinggi dari rata-rata liga.

Bahkan, jika ditelusuri berdasarkan posisi bermain, Warren menepati peringkat enam forwarda dengan eFG% terbaik di liga. Ia bahkan memiliki eFG% lebih baik dari Ben Simmons yang nyaris tak pernah mencoba tripoin di setiap gimnya. Ia hanya kalah dari pemain seperti Duncan Robinson, OG Anunoby, Royce O’Neale, Joe Harris, dan Nemanja Bjelica, pemain-pemain yang tak sering mendapatkan kesempatan melakukan permainan seorang diri. Pemain-pemain yang lebih berfungsi sebagai catch and shoot player.

Satu hal lain yang membuat Warren adalah pemain yang sangat berguna untuk tim adalah catatan turnovernya. TOV% Warren yang hanya senilai 6,5 persen membuatnya jadi pemain starter dengan TOV% terendah kedua di liga (minimal 30 menit per gim), hanya kalah dari Nikola Vucevic.

(Baca juga: Dua Sisi Mata Uang Kehadiran Statistik Dalam Basket)

Atas dasar statistik-statistik di atas, maka bisa kita tarik kesimpulan bahwa Warren bukan tiba-tiba meledak, ia hanya menanti waktu untuk meledak. USG% yang tidak cukup tinggi sudah membuatnya sejauh ini, apalagi jika angka tersebut ditingkatkan. Selain produktif, pemain bernomor punggung satu ini juga efektif dan yang paling penting tak membuat banyak kesalahan. Dengan ini ,mungkin kita baru saja menyaksikan lahirnya seorang bintang baru NBA yang terbentuk dari sekian kali cedera dan hilangnya kepercayaan (Warren ditukar untuk uang kontan, tak lebih) yang siap memberi kejutan-kejutan selanjutnya.

Esok hari, ia akan mendapat kesempatan untuk membuktikan sekali lagi kapasitasnya. Kebetulan, lawan Pacers selanjutnya adalah Suns, tim yang menukarnya dan tim yang sama-sama belum kalah. Ini akan jadi panggung yang tepat untuk seorang T.J. Warren membuat publik lebih familiar dengan namanya.

Foto: NBA

Komentar