IBL

Sepopuler apapun merek sepatu saat ini, Converse adalah lini paling bersejarah di NBA. Siluet Chuck Taylor All-Star telah menemani para pemain basket di Amerika Serikat nyaris 100 tahun lamanya. Banyak sekali momen berharga yang dilewati. Termasuk ketika trio pemain berkulit hitam mendobrak isu rasialisme dengan terpilih ke dalam tim basket yang bermain di liga pada 1950.

Trio Charles “Chuck” Cooper, Nat “Sweetwater” Clifton, dan Earl “The Big Cat” Lloyd adalah tiga pemain yang berjasa besar di sini. Di tahun yang sama, mereka sukses menembus seleksi pemain basket NBA dengan mayoritas pemain berkulit putih. Isu rasialisme (diskriminasi berdasarkan warna kulit) sangat kental terjadi. Fenomena itu masih acap terjadi beberapa waktu belakangan namun tidak segamblang waktu itu.

Clifton adalah pemain Afrika-Amerika pertama yang menandatangani kontrak sebagai pemain profesional NBA berseragam New York Knickerbockers. Dia membantu Knicks mencapai Final NBA selama tahun rookie dan 1957. Dinobatkan sebagai NBA All Star pada usia 1957. Musim NBA terakhirnya, 1957-58, dimainkan bersama Detroit.

Setelah Clifton, hadirlah Chuck Cooper tak berselang lama. Pada 25 April 1950, Charles "Chuck" Cooper menjadi pria Afrika-Amerika kedua yang bermain di NBA ketika dia dipilih Boston Celtics di draft NBA. Cooper berseragam tim kebanggaan Boston empat tahun sebelum pindah bermain untuk Fort Wayne Pistons hingga karirnya berakhir. Ia berkontribusi besar mengantarkan timnya meraih gelar Kejuaraan Divisi Barat. Serta membantu mereka maju ke Final NBA. Nat Clifton telah meninggal pada 1990 di usia 67 tahun.

Bersama Cooper dan Clifton, Lloyd menjadi salah satu orang Afrika-Amerika pertama yang bermain di liga. Ia bergabung dengan Washington Capitol pada Oktober 1950. Dia kemudian bermain untuk Syracuse National dan Detroit Pistons. Pemain berjuluk The Big Cat itu telah wafat pada 2015 di usia 86 tahun.

Converse lalu membuat sebuah koleksi sepatu berisi enam varian dengan nama Breaking Down Barriers.  Setiap pemain yang disebutkan di atas mendapat kehormatan dengan edisi terbatas ini. Model yang digunakan adalah Chuck Taylor All-Star 1970s dan Pro Leather. Seri 1970s diproduksi dengan warna seragam tim pertama mereka masing-masing: New York Knickbockers, Boston Celtics dan Washington Capitols. Selain itu koleksi akan mencakup tiga Converse Pro Leathers dengan warna seragam tiga tim yang kini bernama New York Knicks, Boston Celtics, dan Detroit Pistons.

ESPN melalui laman The Undefeated telah membuat artikel membahas ketiga legenda ini dengan mewawancarai keturunan mereka. Masing-masing menyampaikan pandangan sekaligus apresiasi begitu tinggi untuk sosok ayah dan kakeknya. Tak ada di antara mereka yang melanjutkan karir di dunia basket profesional. Akan tetapi, kebanggaan tercurah.

 “Menjadi yang pertama membuat Anda akan terus diingat. Status itu melekat selamanya,” tutur Kevin Lloyd, putra Earl Lloyd. “Sebutkan semua pemain hebat berkulit hitam yang ada. Michael Jordan, LeBron James, dan lainnya. Mereka tidak akan bisa sampai di tahap ini andai mendiang ayah, Cooper, dan Clifton berjuang mendobrak halangan kala itu,” katanya.

Tak berhenti di situ, Kevin masih ingat betul bagaimana ayahnya bertanding memakai sepatu karya Marquis M. Converse tersebut. “Ayah saya adalah pebasket kulit hitam pertama yang memakai Chuck Taylor All-Star di NBA. Ia juga bekerja sebagai juru bicara merek selama 20 tahun. Sepatu ini sangat spesial bagi saya. Mendiang ayah tersenyum di atas sana melihatnya,” cerita Kevin.

Cerita tentang Charles Cooper diwakili oleh anaknya. Ia bercerita tentang perkenalannya dengan sepatu Converse. “Converse Chuck Taylor All-Star pertama saya adalah pemberian ayah saya (Chuck Cooper). Saya melihat iklannya di Koran. Beliau lalu mengabulkannya. Senang sekali rasanya,” kata Chuck Cooper III. Ia kemudian mengapresiasi proyek Breaking Down Barriers agar masyarakat sekarang terus ingat siapa yang mengawali ini semua. “Sepatu-sepatu baru ini mengangkat kembali tiga orang yang mengubah kultur liga basket di Amerika Serikat,” pungkasnya.

Sepatu ini dirilis hari ini, 23 Januari 2020, waktu Amerika Serikat bertepatan dengan Hari Martin Luther King (MLK). Upacara penghormatan dilaksanakan di sela pertandingan New Orleans Pelicans melawan Memphis Grizzlies. Anggota keluarga dari ketiga legenda juga diundang Converse untuk berkeliling Museum Hak Asasi Manusia secara privat.

Foto: Nike

Komentar