Liga basket tertinggi, Indonesia Basketball League (IBL) 2020 telah dimulai. Pada musim ini terdapat 10 tim yang mengikuti IBL, termasuk tim nasional Indonesia yang menggunakan nama Indonesia Patriots. Seri 1 Semarang telah digelar pada 10-12 Januari 2020. Dari sana, kami menghitung catatan statistik lanjutan tim dan para pemainnya. Â Berikut performa terbaik dari seri 1 IBL 2019-20.
Persentase Offensive Rebound
Faktor kemenangan terpenting (menurut Dean Oliver), eFG%, hanya berada di peringkat dua dalam menunjang kemenangan. Persentase kemenangan yang paling mendukung kemenangan tim digantikan oleh persentase offensive rebound. Sembilan dari total 11 laga dimenangi dengan keadaan tim yang menang memiliki persentase offensive rebound yang lebih tinggi dibandingkan tim yang kalah.
Tim debutan yang memberikan kejutan di Seri 1 Semarang, Louvre Surabaya, dapat meraih kemenangan beruntun dengan keunggulan persentase offensive rebound. Tim asal Surabaya itu selalu unggul persentase offensive rebound atas lawan yang dihadapi.
Louvre dapat meningkatkan persentase offensive rebound sebesar 17 persen dibanding Piala Presiden 2019. Masuknya dua pemain asing, Savon Goodman dan Michael Kolawole, membuat dampak positif terhadap performa persentase offensive rebound.
Savon berada di peringkat dua offensive rebound, hanya kalah dari Dior Lowhorn, dengan rata-rata 6,5 offensive rebound. Â Mike (panggilan Michael Kolawole) menjadi kontributor kedua offensive rebound dengan rata-rata 2,5 offensive rebound. Secara statistik lanjutan, persentase offensive rebound (OR%) Savon dapat meraih 15 persen offensive rebound pada setiap tembakan rekannya yang tidak menemui sasaran. Sedangkan Mike memiliki persentase offensive rebound sembilan persen.
Selain masuknya pemain asing, terdapat satu pemain lokal tim Louvre yang dapat meningkatkan performa persentase offensive rebound dari Piala Presiden 2019, yaitu Wendha Wijaya. Kontribusi persentase offensive rebound Wendha terlihat di laga kedua. Ia memiliki tiga offensive rebound dengan persentase offensive rebound 11 persen.
Efisiensi Tim
Performa dalam hal bertahan membuat tim Pelita Jaya Bakrie memiliki selisih efisiensi bersih tertinggi. Mereka berada di peringkat kedua dengan kemasukkan 0,78 angka pada setiap penguasaan lawan. Penampilan pertahanan terbaik tim Pelita Jaya terlihat ketika mereka berhasil meraih kemenangan atas Indonesia Patriots.
Pelita Jaya dapat menahan efektivitas tembakan Patriots di angka 29 persen dari 62 upaya tembakan. Pada area tiga angka, Pelita Jaya kemasukkan lima dari 26 upaya tembakan tiga angka dengan efektivitas tembakan 19,2 persen. Area dekat menjadi kontributor utama kukuhnya pertahanan dengan kemasukkan satu dari 11 upaya tembakan.
Area terakhir yang menunjang performa bertahan, yaitu area rim (dekat ring). Pelita Jaya kemasukkan 11 dari 24 upaya tembakan di area rim. Dua pemain naturalisasi Patriots dibuat frustasi di area rim. Mereka berdua memiliki efektivitas tembakan 50 persen dari enam upaya tembakan di area itu.
Satria Muda Pertamina Jakarta menjadi tim dengan efisiensi pertahanan terbaik. Mereka kemasukkan 0,72 angka pada setiap penguasaan lawan. Satria Muda memiliki pertahanan tiga angka terbaik di seri pertama. Mereka kemasukkan total lima tembakan dari total 41 upaya tembakan tiga angka. Bahkan, pada laga perdana, mereka hanya kemasukkan satu tembakan dari 22 upaya tembakan tiga angka.
Prawira Bandung yang jadi tim dengan efisiensi tertinggi di Piala Presiden 2019, kembali menampilkan performa efisensi serangan yang impresif. Mereka menjadi satu-satunya tim yang memiliki rata-rata efisiensi serangan di atas 1,0 poin pada setiap penguasaan.
Rata-rata produktivitas dua angka Prawira berada di peringkat pertama. Tingginya produktivitas dua angka ditunjang dengan efektivitas tembakan yang mendukung untuk kesuksesan tim. Menariknya, efektivitas tembakan dua angka di bagian perimeter, dekat, dan rim memiliki hasil diatas rata-rata liga.
Pada area tiga angka, rata-rata produktivitas Prawira berada di peringkat teratas, tapi efektivitas tembakan mereka masih di bawah tim Louvre. Ironisnya, Prawira menampilkan performa efektivitas tembakan yang rendah ketika melawan Louvre dengan 25 persen dari 28 upaya tembakan tiga angka.
Reza Guntara (13 poin, 3,5 rebound, dan 1,0 asis)
Pemain dengan efisiensi serangan terbaik di seri pertama menurut saya pantas diberikan kepada Reza Guntara. Ia memiliki efisiensi serangan 1,6 angka dengan menggunakan 13 persen TM Poss (penguasaan per individu saat lima pemain bermain). Catatan eFG% yang dimiliki Reza sangat mendukung kesuksesan tim. Reza menorehkan  114 persen eFG% dari rata-rata 5,5 upaya tembakan. Pada area tiga angka, hanya terdapat satu area yang tidak memiliki efektivitas tembakan 100 persen.
Pada laga melawan Louvre, Reza  menyumbangkan 11 angka, di mana 82 persen berasal dari area tiga angka dengan efektivitas tembakan 75 persen. Tembakan tiga angka Reza di 12 detik akhir, kuarter empat, sempat membuat harapan Prawira kembali naik meskipun akhirnya harus mengakui kekalahan dengan selisih dua angka.
Konsistensi Reza kembali di perlihatkan di laga kedua, saat melawan runner-up Piala Presiden 2019, Amartha Hangtuah. Ia masih menjadi kontributor produktivitas angka pemain lokal dengan 15 poin. Distribusi utama produktivitas angka sama dengan laga pertama, yaitu tiga angka dengan efektivitas tembakan 100 persen dari empat upaya tembakan. Secara keseluruhan, 81 persen produktivitas angka Reza berasal dari area tiga angka.
Kontribusi Reza juga diperlihatkan dalam hal rebound. Reza memiliki persentase offensive rebound dan defensive rebound di atas rata-rata liga.
David Samuels (22 poin dan 12 rebound)
Ketika memilih pemain asing dengan efisiensi serangan terbaik, saya ingin menambahkan satu nama yang mencuri perhatian di seri pertama, yaitu Mike Kolawole. Namun, jika diharuskan hanya memilih satu, maka saya memilih David Samuels dari Prawira.
Berdasarkan peta tembakan, David memiliki karateristik SPP. Produktivitas angka berasal dari area dekat dan rim. Pada area dekat, David menghasilkan empat poin dari total lima upaya tembakan dengan persentase keberhasilan 40 persen. Area rim merupakan kontributor utama produktivitas angka. Ia menghasilkan 30 poin dari total 20 upaya tembakan.
Produktivitas angka David di area rim masih kalah dibandingkan Savon Goodman dan Dior Lowhorn. Walau demikian, David memiliki kelebihan dibandingkan dua pemain tersebut, yaitu efektivitas tembakan. Bahkan, David mengakhiri seri pertama IBL 2020 sebagai pemain dengan efektivitas tertinggi di area rim.
Produktivitas angka terakhir David berasal dari tembakan bebas. Ia menghasilkan rata-rata lima poin dari 5,5 upaya tembakan dengan efektivitas tembakan 91 persen. Berdasarkan statistik lanjutan, David merupakan pemain asing dengan efisiensi serangan tertinggi. Ia memiliki 1,2 angka dengan menggunakan 26 persen TM Poss.
Keunggulan David dibandingkan pemain asing lainnya, yaitu ia lebih dapat memaksimalkan penguasaan untuk menghasilkan produktivitas angka. Ia berhasil memaksimalkan 9,2 penguasaan dari 14,7 penguasaan dengan floor 62 persen. Performa David akan lebih maksimal jika dapat menurunkan persentase turnover.
Jika dilihat berdasarkan statistik tradisional, rata-rata offensive rebound dan defensive rebound David masih dibawah Dior, Savon, dan Lester Prosper. Namun, ketika menggunakan statistik lanjutan, performa rebound David akan lebih terlihat. Ia berada di peringkat satu sebagai pemain asing yang dapat memaksimalkan kesempatan untuk meraih rebound.
Apakah persentase offensive rebound masih menjadi faktor pendukung kemenangan di seri selanjutnya? Apakah Reza dan David masih dapat menampilkan permainan yang konsisten di depan pendukungnya sendiri? Jawaban pertanyaan tersebut dapat anda saksikan di IBL 2020 seri kedua yang digelar 17-19 Januari 2020 di Bandung.
Foto: Akhmad RizalÂ
Â