IBL

Efri Meldi masih ingat betapa sakitnya melihat Satya Wacana Salatiga menduduki dasar klasemen di IBL (2018-2019). Satya Wacana hanya menang empat kali, serta harus menelan kekalahan sebanyak 14 kali. Jumlah kemenangan paling sedikit dibandingkan sembilan kontestan lainnya. Oleh sebab itu, Efri Meldi ingin membawa timnya lolos playoff di IBL 2020.

Sebagai kepala pelatih, Efri Meldi merasa bertanggung jawab atas semua yang terjadi musim lalu. Namun ia tak mau larut meratapi penampilan musim lalu. Efri Meldi mulai membangun tim yang solid menghadapi musim ini. Ada beberapa cara untuk membuat target tersebut bisa diwujudkan.

"Musim lalu, kami di peringkat 10. Musim ini saya target masuk enam besar," kata Efri Meldi. "Saya mencoba untuk menanamkan rasa percaya diri kepada pemain. Lebih banyak memberi mereka motivasi. Saya juga meminta mereka untuk menambah jam latihan."

Cara-cara tersebut dilakukan Efri Meldi guna meningkatkan mental pemain. Sementara dari sisi teknis, saat ini tim Satya Wacana hanya tinggal mencoba strategi saja. Mereka berencana melakukan uji coba dengan tim-tim dari luar kota Salatiga.

"Kami sudah mematangkan sistem offense dan defense. Saya bersyukur sudah terlihat progresnya. Tinggal uji coba sebelum liga dimulai. Rencananya kami akan ke Yogyakarta dan Surabaya," imbuhnya.

Sekadar mengingat bahwa kali ini Satya Wacana memilih memakai jasa pemain asing baru. Baru dalam arti, belum pernah bermain di IBL sebelumnya. Sebab, strategi mempertahankan pemain asing, juga tidak berjalan mulus.

Musim 2018-2019, Satya Wacana mengambil kembali Madarious Gibbs. Pemain yang membela tim tersebut pada musim 2017-2018. Alih-alih bisa memperbaiki prestasi, justru penampilan mereka terjun bebas. Gibs mencetak 27,7 poin per pertandingan di musim 2017-2018. Pasangannya, JT Sulton mengoleksi 20,3 poin dan 16,8 rebound per laga. Di musim 2018-2019, Gibbs menghasilkan 29 poin per gim. Sedangkan Raymond Miller menghasilkan 16 poin per gim. Dari rataan ini saja diketahui bahwa Millier tidak sebagus JT Sulton. Sehingga prestasi Satya Wacana menurun.

"Untuk pemain asing, sejauh ini masih aman. Dalam arti mereka bisa menjalankan sistem permainan yang saya buat. Mereka saling melengkapi meski beda posisi. Saya ingin tiga kali uji coba, agar bisa melihat kekurangan dan kelebihan mereka ketika bermain dengan sistem saya," imbuh Efri Meldi.

Kembali ke persiapan IBL 2020. Satya Wacana kini menjadi tim paling ramping di IBL. Karena materi mereka hanya berisi 14 pemain. Itu sudah termasuk tiga pemain asing, dan dua ruki (pemain baru). Namun tim asuhan Efri Meldi tersebut masih diperkuat pemain-pemain lama, seperti Andre Adrianno, Elyakim Tampa'i, David Liberty Nuban dan Cassiopeia Thomas Manuputty. Lalu di area kunci, Bryan Adha Elang Praditya akan dibantu Henry Cornelis Lakay yang sudah sembuh dari cedera. (tor)

Foto: Dika Kawengian

Komentar