IBL

Salah satu tim kuat Wilayah Barat, Houston Rockets, belum menampilkan performa yang maksimal di awal musim 2019-2020. Mereka mempunyai rekor menang kalah 3-3, termasuk kekalahan terakhir dari Miami Heat dengan skor 129-100. Kekalahan tersebut cukup mengejutkan bila melihat pemain-pemain potensial yang dimiliki Rockets.

Terdapat permasalahan yang membuat penampilan Rockets belum maksimal.

Performa Efektivitas Tembakan (eFG%)

Rockets terkenal sebagai tim dengan rata-rata produktivitas angka yang tinggi. Selama tiga musim terakhir, hanya pada musim 2018-2019 mereka tidak berada di tiga besar. Bahkan, pada musim 2019-2020, per 3 November 2019 waktu setempat, mereka menempati peringkat satu sebagai tim dengan rata-rata produktivitas angka tertinggi.

Walau demikian, produktivitas angka yang dimiliki tidak diiringi dengan tingginya efektivitas tembakan (eFG%). Hanya selisih 0,1 persen dari rata-rata liga. Area tiga angka menjadi faktor rendahnya eFG%. Ironisnya, Rockets menjadi tim dengan upaya tembakan tertinggi, tetapi menghasilkan efektivitas tembakan terendah keempat. Rockets memiliki rata-rata 14,7 tembakan tiga angka dari rata-rata 47,8 upaya dengan efektivitas 30,7 persen.

Strategi tersebut belum berhasil karena hanya ada 2 dari 5 pemain inti (Danuel House Jr., P.J. Tucker, Clint Capela, Russell Westbrook, dan James Harden) yang memiliki efektivitas tembakan di atas 40 persen, yaitu House Jr. dan Tucker. Namun, kedua pemain tersebut hanya menjadi pilihan serangan keempat dan kelima.

Selain itu, pilihan serangan terbaik dari bangku cadangan, Eric Gordon, memiliki efektivitas tembakan tiga angka yang rendah, yaitu 21,6 persen dari rata-rata 8,5 upaya.

Pemain dengan rata-rata produktivitas angka tertinggi, James Harden, justru menjadi pemain yang memiliki beban tertinggi terhadap rendahnya efektivitas tembakan tiga angka. Pemain berjuluk “Si Berewok” (The Beard) itu memiliki efektivitas tembakan tiga angka di bawah rata-rata liga dengan 21,5 persen dari rata-rata 13,2 upaya. Berdasarkan peta tembakan, hanya terdapat satu area tiga angka yang memiliki efektivitas tembakan di atas rata-rata liga. Hanya saja area tersebut memiliki upaya tembakan paling rendah dari lima area tembakan tiga angka.

Buruknya Efisiensi Bertahan

Memiliki produktivitas angka tertinggi, tetapi keropos dalam hal bertahan. Itulah cerminan dari permainan Rockets selama enam laga pertama di NBA 2019-2020. Mereka menjadi tim terendah kedua, di atas Golden State Warriors, yang menampilkan buruknya performa efisiensi bertahan. Rockets kemasukkan 1,6 angka pada setiap penguasaan lawan.

Sistem bola basket modern yang mengandalkan area tiga angka untuk menghasilkan produktivitas angka menjadi faktor buruknya efisiensi bertahan. Rockets merupakan tim paling buruk dalam menjaga area tiga angka. Lawan memiliki rata-rata 17,2 tembakan tiga angka dari rata-rata 39,5 upaya dengan efektivitas tembakan 43,5 persen. Permasalahan efisiensi bertahan menjadi tanggung jawab semua pemain Rockets karena tidak ada satu pemain yang memiliki efisiensi bertahan di bawah satu angka pada setiap penguasaan lawan.

Dengan demikian, Rockets perlu mengatasi masalahnya. Seperti ditulis di atas, mereka punya dua masalah pada performa efektivitas tembakan dan buruknya efisiensi bertahan. Intinya ada pada efektivitas dan efisiensi. Mereka punya bintang, tetapi tidak bisa bermain dengan efektivitas dan efisiensi yang tinggi.

Foto: NBA

Komentar