IBL

Gelaran Honda DBL Central Java Series 2019 telah berakhir awal September lalu. SMA Tri Tunggal Semarang menjadi pemenang di bagian putri sementara di bagian putra, SMA Karangturi Semarang berhasil mempertahankan gelar juara melalui proses yang dramatis. Dramatis karena SMA Karangturi berhasil membalik keadaan (comeback) dari tertinggal 18 poin di kuarter tiga dan menutup gim dengan kemenangan 66-59.

Penampilan yang solid dan pantang menyerah bisa dibilang menjadi kunci keberhasilan SMA Karangturi membalik keadaan. Salah satu sosok penting yang menjaga solidnya SMA Karangturi adalah kapten mereka, Lie Kurniawan Dwi Saputra.

Tak hanya di partai final, peran penting pemain yang akrab disapa Awan ini juga terasa sepanjang gelaran Honda DBL Central Java Series 2019. Hal itu berujung pada gelar MVP yang disematkan kepada pemain berusia 18 tahun ini.

Seusai partai final, kami mendapatkan kesempata berbincang dengan Awan. Raut bahagia dan lega terlihat sangat jelas saat kami menemuinya. Ditambah dengan nada bicara yang tegas, Awan menjawab beberapa pertanyaan kami.

Halo Awan, selamat ya atas gelar juaranya!

Halo Mas, iya terima kasih!

Gimnya menurut kamu tadi gimana?

Gila sih asli Mas! Tight banget, gim yang bener-bener menguras tenaga. Kita sempat ketinggal jauh, tapi coach tetap kasih semangat dan akhirnya kita bisa balik keadaan.

Apa sih yang diomongin coach ke kalian?

Coach cuma bilang,”Gim ini belum selesai! Sampai di kuarter empat detik 00:00, semua bisa terjadi.” Hasilnya, kami berhasil kembali fokus dan mencuri kemenangan.

Menurut kamu pribadi, SMA Tritunggal itu tim yang seperti apa?

Wah mereka lawan yang berat sih, bagus timnya. Secara individu, pemain-pemainnya juga rata kemampuannya dan percaya diri banget.

Apa yang bikin mereka kalah di final ini menurut kamu?

Menurut saya mungkin kurang fokus ya Mas. Soalnya, di gim-gim sebelumnya, lawan-lawan mereka sebelumnya berhasil mereka atasi dengan mudah. Praktis hanya SMA Terang Bangsa sama SMA Warga Surakarta yang membuat mereka kesulitan. Mungkin itu yang membuat mereka over confidence dan kehilangan fokus.

 

Kamu kan kelas 12, ini jadi gelar juara terakhir kamu. Gimana rasanya? Apalagi dua kali beruntun kan gelar juaranya.

Seneng banget lah Mas, menutup perjalanan dengan manis. Saya pribadi berharap adek-adek kelas yang di tim ini sekarang bisa terus melanjutkan prestasi di tahun depan, Aamiin!

Aamiin! Geser nih sekarang ke gelar MVP. Apa yang terlintas pertama kali di kepala waktu diumumkan sebagai MVP Honda DBL Central Java Series 2019?

Wah ga nyangka banget Mas! Aku pikir pertamanya Mario (Davidson) sing (yang) MVP. Ya jelas saya berterima kasih sama Tuhan karena sudah dapat gelar ini dan semoga ke depannya saya bisa semakin baik lagi.

Kamu dari kapan main basket Wan? Dan apa motivasinya dulu ikut basket?

Dari sekitar SD kelas empat seinget saya Mas. Waktu itu sepertinya gaada ekstrakurikuler yang keren selain basket jadi ya milihnya ke situ. Oh iya, sama saya punya keinginan biar lebih tinggi, main basket supaya tinggi hehe

Menyangka ga basket ternyata bisa bawa kamu sejauh ini?

Sama sekali Mas. Saya pribadi jujur sempat merasa jenuh juga main basket. Seiring berjalannya waktu, ya terus saya lawan rasa jenuh itu dan ternyata sekarang bisa sampai sini. Terima kasih sekali sama Tuhan.

Kamu berencana main basket sampai kapan? Mau jadi pemain profesional?

Kalau profesional belum kepikiran sepertinya Mas. Kalau di level kuliah mungkin masih main. Apalagi nanti kalau dapat beasiswa dari basket, ya saya masih terus main.

Kamu punya pemain idola? Asing atau lokal gitu.

Punya, Kobe Bryant sama Mario Wuysang.

Apa yang kamu suka dari mereka?

Kobe hustle banget kalau main Mas, kagum saya. Tapi ya buat niru latihan-latihannya masih berat banget mas. Kalau Mario Wuysang, saya suka cara dia memimpin tim, ngatur tempo dan semacamnya. Keliatan banget dia leader yang bagus.

Terkahir, apa cita-cita kamu?

Saya mau nerusin usaha keluarga saja Mas, saya ingin jadi pengusaha.

Aamiin, semoga lancar semuanya ya Wan. Sampai ketemu di Surabaya!

Aamiin, terima kasih Mas! Sampai ketemu!

Foto: Ahmad Nur Aziz

 

Komentar