IBL

Indonesia Basketball League (IBL) 2018-2019 telah usai sejak Maret lalu. Hingga dewasa ini belum ada kejelasan kapan liga bergulir kembali. Beberapa tim ada yang meliburkan pemainnya. Apalagi mereka mesti menyambut Idulfitri pada 5—6 Juni 2019.

Pada jeda musim itu, para pemain rupanya tidak benar-benar menganggur. Ada beberapa yang memanfaatkan liburan dengan kegiatan positif. Abraham Damar, misalnya, pulang ke kampung halaman di Bangka Belitung dengan membawa segudang ilmu dan pengalaman untuk dibagikan.

Bram—sapaan garda Stapac Jakarta itu—sebenarnya hendak mengunjungi keluarganya. Namun, orang tuanya mengajaknya ke Belinyu. Kebetulan ibunya orang sana. Saat itulah melintas sebuah ide di kepalanya. “Jadi, sekalian ke Belinyu, kenapa gak sekalian coaching clinic di kampung Mama,” ujarnya dalam keterangan foto yang diunggah di Instagram @abrahamdg_.

Coaching clinic sendiri merupakan kegiatan seorang pemain dalam rangka berbagi ilmu dan pengalaman. Beberapa orang biasa menyebutnya basketball clinic. Intinya, Bram saat itu berusaha membagikan yang ia tahu kepada orang-orang Belinyu.

Bagi Bram, basketball clinic merupakan salah satu jalan untuk menebar manfaat ke sekelilingnya. Ia bahkan merasa diberkati karena bisa berbagi. Apalagi orang-orang Belinyu punya semangat yang cukup untuk mengikuti program di tengah segala keterbatasan.

“Buat teman-teman yang di Bangka, silakan minta pengurus timnya buat contact saya kalau memang mau dikasih coaching clinic. Gratis, lagi CSR mode,” ujar pemilik sepatu DBL Ardilles AD1 itu lagi. Kemungkinan Bram akan berada di Bangka sampai 10 Juni 2019 nanti.

Sementara itu, Adhi Pratama sudah lama punya program berbagi. Senter Pelita Jaya Basketball Club tersebut sering berbagi ilmu dan pengalamannya ke sekeliling. Ia bahkan punya komunitas bernama Depok Nation yang digagas bersama Audy Bagastyo (Satria Muda Pertamina Jakarta), Airlangga Sabara (eks IBL), dan teman-temannya.

Beberapa waktu lalu, saat bulan Ramadan, Adhi sempat mengunjungi neneknya di Kabupaten Sukoharjo—sekitar 10 kilometer sebelah selatan dari Kota Surakarta. Di sela-sela kunjungan itu, ia turun ke jalan untuk membagikan ilmu dan pengalamannya dengan orang-orang di sana. Programnya hanya latihan ringan sebelum berbuka puasa.

“Pertama, sih, karena mencari lapangan dekat rumah Nenek,” cerita Adhi. “Karena kalau (GOR) Sritex jauh, kan. Eh, ternyata banyak yang mau latihan bareng. Ya, sudah, akhirnya saya ajak saja. Lumayan menambah teman.”

Sebelum ini, Adhi juga sempat berkeliling ke tiga tempat bersama dua rekannya: Kaleb Ramot (Stapac Jakarta) dan Firman Nugroho (BTN CLS Knights Indonesia). Mereka mengunjungi Tasikmalaya, Banjar, dan Pangandaran untuk menggelar basketball clinic. Program itu mereka jalankan pada 2018.

Adhi, Kaleb, dan Firman menggelar basketball clinic bukan tanpa alasan. Selain karena ingin jalan-jalan, mereka juga hendak melihat animo bola basket di daerah-daerah. Ketika sampai di sana, mereka tercengang karena peminatnya ternyata banyak.

“Saya saja tidak menyangka,” kata Adhi tentang basketball clinic di salah satu daerah yang ia kunjungi. “Perbasi sana, sih, keren. Jadi kayak artis di sana.”

Kendati demikian, Adhi dkk. belum sempat menggelar program serupa. Mereka tengah sibuk dengan urusan masing-masing. Apalagi Adhi juga harus mengikuti pemusatan latihan tim nasional Indonesia pada Juli 2019 ini. Timnas akan bersiap-siap untuk menghadapi SEA Games 2019.

Seandainya menemukan waktu yang tepat, Adhi berharap bisa menggelar basketball clinic lagi bersama rekan-rekannya. Ia tidak ingin berhenti menebar manfaat demi bola basket Indonesia. Adhi bahkan ingin mengembangkan Depok Nation yang sempat vakum di bulan Ramadan. Mereka menghentikan kegiatan komunitas karena jadwal latihan bentrok dengan buka puasa. (GNP)

Foto: Hariyanto

Komentar