IBL

Sejak isu mengundurkandirinya CLS Knights Surabaya menyeruak (baca: muncul di instagram @Mainbasket) tiga hari lalu, kami sudah membaca lebih dari seribu komentar. Pertama-tama, terima kasih untuk semua komentar yang masuk. Termasuk komentar-komentar yang muncul di twitter @Mainbasket. Kedua, teruslah berkomentar demi kemajuan bola basket Indonesia.

Komentar-komentar yang masuk sangat beragam. Ada yang mendukung kebijakan liga, ada pula yang mendukung keputusan CLS Knights. Ada pula beberapa akun yang mencoba menjelaskan keuntungan berbadan hukum PT dengan panjang lebar. Sekali lagi, terima kasih untuk semua komentar.

Masalahnya, kami tidak melihat ada komentar yang menyentuh inti permasalahannya. Sampai kami membaca cuitan-cuitan di twitter @rudolftulus.

Pernah menjadi manajer Satria Muda Pertamina Jakarta di era NBL Indonesia, Tulus paham bahwa bentuk PT memang baik dan ideal. Tetapi ia lebih dalam menyoroti urgensi kebijakan yang bersifat menekan ini.

Selamat membaca. Cuitan ini bisa dibaca langsung di twitter Tulus atau baca kompilasinya di bawah ini:

"Why such in a hurry yah? The two sides of a regulation. Mau ngupas beberapa hal terkait aturan PT dr liga deh.

Byk cara utk maksa berubah dr yayasan ke PT. Tp semuanya hrs JELAS dr awal. Ga ada yg salah tim hrs berubah jd PT, tp ga pake gaya koboi jg.

Slh 1 cara adlh ksh durasi waktu. Dlm 3 thn tim hrs berubah dr yayasan ke PT. Ini bs jg dibuatkan insentif dr liga berupa perbedaan subsidi.

1st year, insentif liga 350jt. 2nd yr, jd 275jt, 3rd yr jd 200jt klo tdk berubah jg. 4th yr and ahead, ga ada subsidi dr liga kl ga berubah.

Setuju kok tim hrs berubah jd PT, krn dgn begitu harapan profesionalisme dpt dicapai.

Sorry agak kepotong ngmgin PT vs Yayasan di basket indonesia semalam gara2 ada teleconference malem2.

Liga mendorong klub jd PT adlh hal yg bagus bgt. Spy klub bs lbh profesional dan liga bs mengarahkan basket jd sebuah industri.

Tp yg liga lupa, kebanyakan klub sdh menjalani hidup sbg sebuah yayasan dr awal mrk berdiri. Kan ga gampang ngerubah kebiasaan org.

Ibaratnya elo biasa cebok pake tangan kiri dan skrg disuruh ngerubah pake tangan kanan. Wagu klo kate org jawir.

Utk itu liga harus siap dgn program sosialisasinya. Apa keuntungan punya PT, terus apa rencana jangka panjang liga dorong klub jadi PT?

Susah klub mau percaya liga punya rencana jk panjang klo liga musim dpn aja blm ditentuin kapan mulainya. Dan belum ada komunikasi dgn klub.

Atau bahkan lbh parah lg, liga yg berbentuk PT sj kesulitan bertahan hidup & trs mengumbar iba di media massa mengenai susahnya cr sponsor.

Nah, liga hrs punya penjelasan panjang knp berharap klub berubah jd PT. Misal, utk perpajakan yg lbh adil. Aturan pajak PT dgn yayasan beda.

Atau utk any other specific reason yg membuat klub mau merubah bisnis model mrk yg tdnya tradisional mjd profesional dan modern.

Gw sangat mendukung kok liga menerapkan aturan PT ini. Tp balik lagi, harus jelas dr awal. Dan jgn salah, ada klub yg punya PT dan Yayasan.

Klo begitu perlakuannya spt apa? Kan harus memilih yg mana yg mjd dasar badan hukumnya dan harus sangat transparan penjelasannya.

Sebaiknya liga duduk bersama dgn klub utk menentukan arah liga kmn. Karena liga itu bkn punya 1 or 2 org tp punya pecinta basket Indonesia.

Kecuali mmg liga hanya ingin ambil shortcut aja dgn menerapkan aturan sak det sak nyet (istilah jowo) utk alasan yg belum jelas.

Kekurangan liga yg skrg adl tll byk hal2 yg dibiarkan tanpa penjelasan. Kekurangan liga yg seblmnya adl tll byk penjelasan yg tdk msk akal.

Demikian terima kasih. Pas jam 8 soalnya. Nyambut gawe nyoh."

Foto: Hari Purwanto

Komentar