IBL

NSH Jakarta musim ini tampil luar biasa. Mereka menjadi pemimpin klasemen sementara Divisi Merah, IBL 2018-2019. Dengan modal sembilan kemenangan, NSH berupaya untuk tetap ada di papan atas. Tak hanya target playoff, mereka kini membidik semifinal musim ini.

Rabu, 6 Februari 2019, NSH Jakarta menyempatkan berkunjung ke kantor Mainbasket, di Surabaya Town Square. Mereka hadir bersama perwakilan Peak Indonesia, yang kini menjadi sponsornya. NSH dipimpin oleh Kepala Pelatih Wahyu Widayat Jati, sedangkan Peak diwakili oleh Reza Noor Alam.

Beberapa dari mereka sudah akrab dengan karyawan Mainbasket dan DBL Indonesia. Tampak juga beberapa pemain andalan NSH seperti Andre Rorimpandey, Muhamad Nur El Islamy, Muhammad Irman, termasuk pemain asing DaShaun Wiggins. Namun ada pula yang tidak hadir seperti Wendha Wijaya yang sedang cedera, dan Anthony Simpson yang kurang enak badan.

NSH, Peak, dan Mainbasket terlibat pembicaraan hangat. Mulai dari perkembangan tim, sampai proses bergabungnya Peak sebagai sponsor. Semua pemain juga menceritakan pengalamannya musim ini.

"Kami sudah cukup lama berada di kompetisi basket tertinggi di Indonesia. Tapi baru kali ini, kami bisa tampil baik, bahkan bisa menempati peringkat teratas. Memang itu tidak mudah. Kami punya Coach Wahyu yang bisa meningkatkan semangat serta performa tim. Saat ini kami dituntut untuk bisa mengejar target semifinal," ucap Ryan Febrian, pemain senior NSH.

Wahyu Widayat Jati juga menyampaikan bahwa NSH sedang dalam misi yang penting. Mereka tidak bisa bersantai di sisa pertandingan dua seri terakhir, Malang dan Yogyakarta. Selain karena cederanya Wendha, perubahan jadwal karena beberapa penundaan laga di seri Surabaya, berpengaruh pada jadwal NSH. Mereka harus mengatur ulang strategi jelang dua seri tersebut.

"Saya memang mendorong pemain untuk bisa mencapai lebih dari hari ini. Kalau untuk playoff saja, saya rasa kami sudah aman. Tantangan selanjutnya adalah meringankan beban manajemen. Caranya, kami harus bisa mengambil satu tempat di semifinal. Kalau di semifinal, kami tidak perlu lagi bertanding di playoff putaran pertama. Manajemen akan lebih hemat," kata Wahyu Widayat Jati.

NSH kali ini didukung oleh Peak Indonesia. Peak melihat bahwa NSH ini tim yang unik. Peak dan NSH bisa membuat sejarah baru untuk basket Indonesia.

"Kami punya semboyan "Make History", artinya, NSH ini menjadi tim pertama di Indonesia yang disponsori oleh Peak. NSH juga membuat sejarah dengan lolos playoff untuk pertama kalinya musim ini," ungkap Reza Noor Alam, perwakilan Peak Indonesia.

Tim NSH Jakarta awalnya bernama Gaya Motor Club (GMC). Pada tahun 2011, mereka mengikuti NBL Indonesia dengan nama NSH GMC. NSH diambil dari nama pemiliknya, yaitu Na Sioe Hauw. Lambat laun NSH menjadi tim yang solid dan konsisten mengikuti kompetisi basket tertinggi di Indonesia. Puncaknya, musim ini, di IBL 2018-2019, NSH bisa mengumpulkan sembilan kemenangan dari 14 laga hingga seri keenam. (tor)

Foto: Dika Kawengian

Komentar