IBL

Sepatu khusus atlet (signature shoes) di cabor basket sudah dilakukan sejak tahun 1927. Kala itu, Converse mengontrak Chuck Taylor demi memopulerkan siluet Non-Skid. Selang 45 tahun, Puma melakukannya dengan menggandeng Walter “Clyde” Frazier yang membuka bentuk kerja sama produk dengan pebasket profesional hingga lahir Puma Clyde. Lalu pada 1984, Nike mengontrak Michael Jordan hingga kolaborasi bernama Nike Air Jordan ini dianggap yang tersukses.

Kejadian itu akhirnya terjadi di Indonesia; pemain basket potensial direkrut sebuah merek sepatu untuk menjadi simbol produk yang dipasarkan. Hebatnya lagi, merek yang mengontrak adalah kolaborasi dua pihak lokal, PT DBL Indonesia dan Ardiles. Mereka menggandeng Abraham Damar Grahita (Stapac Jakarta dan Timnas Indonesia) untuk membuat sepatu khusus pebasket pertama di Indonesia.

Sepatu tersebut dinamai DBL Ardiles AD 1. Desain sepatu basket ini dibuat dengan mengikuti kebutuhan bermain basket level profesional ala Abraham. Pembuatan konsep tentu saja tidak sembarangan. Pebasket kelahiran Bangka Belitung itu menjadi inspirasi utama dalam perumusan kombinasi desain demi menunjang performa maksimal.

Untuk edisi perdana, pihak pabrikan merilis AD 1 dalam tiga warna: hitam-putih (For the Team), biru-kuning (For the Youth), dan merah-putih (For the Country). Kreasi tersebut dipilih bersamaan dengan cerita mendalam yang merasuk di setiap detail yang disediakan.

DBL Ardiles AD 1 Black/White/Red “For the Team

“Mimpi yang jadi kenyataan. Saya mengira, inilah impian setiap pemain basket di manapun (punya sepatu signature sendiri),” tutur Abraham saat impresi pertamanya terkait DBL Ardiles AD 1.

Stapac adalah tim basket kebanggaan warga Ibukota. Namanya merupakan singkatan dari Stadium dan Aspac, dua tim sekota yang memilih bergabung dan berjuang bersama sejak musim 2017-2018. Abraham memperkuat Stadium sejak 2015, saat liga masih bernama NBL Indonesia hingga kini sudah bernama IBL Indonesia. Kedua tim punya kesamaan warna seragam; memuat warna hitam dan putih.

Demi apresiasi tertinggi terhadap timnya, kedua belah pihak memilih warna hitam di bagian atas dan putih-hitam untuk kombinasi sol samping dan sol karet bawah. Abraham telah menjalani karir basket serta pengalaman berharga di sana. Tentu ia berharap bisa berkontribusi lebih jauh bersama Stapac Jakarta. Banyak cara sudah ia lakukan. Salah satunya adalah menggunakan sepatu yang tepat dengan pesan tersirat mendalam di dalamnya.

Kisahnya bermula ketika ia mengikuti latihan terbuka yang diadakan Aspac Jakarta untuk mencari bakat-bakat terpendam. Ia terbang dari Bangka Belitung, sebagai pemuda yang ingin mengejar mimpi mengukir prestasi di atas lapangan kayu. Dalam gelaran itu, hadir pula tim pencari bakat dari Stadium yang justru melihat bakat pemuda kelahiran 1995 itu. Seakan berjodoh, Stadium mengontrak Abraham untuk membelanya di kancah basket nasional.

Abraham terus menunjukkan kemampuan terbaiknya di tim hingga berhasil mengantarkan Stapac Jakarta mengamankan gelar-gelar prestisius. Kini, tekadnya untuk berprestasi semakin bergelora. Terlebih ketika ia menggunakan sepatu khususnya di lapangan. Rangkuman performa DBL Ardiles AD 1 bisa didapatkan di Majalah Mainbasket edisi 77 yang terbit Februari 2019 dengan Abraham Damar Grahita menjadi sampul.

Komentar