IBL

Sebagai liga basket profesional terbaik di dunia, National Basketball Association (NBA) tidak mau berhenti berinovasi. Berbagai macam perubahan terus mereka lakukan dari waktu ke waktu demi memperbaiki kualitas gim hingga menggaet lebih banyak penggemar. Format laga All Star, laga-laga di luar Amerika Serikat menjadi salah dua contoh perubahan yang dilakukan NBA dalam kurun lima musim terakhir.

Kamis, 23 Agustus 2018, ESPN mengabarkan bahwa Komite Kompetisi NBA mengusulkan perubahan aturan pertandingan sebanyak tiga poin. Poin pertama adalah waktu tembak (shot clock) setelah offensive rebound. Diketahui bersama, aturan yang diberlakukan NBA berbeda dengan FIBA. FIBA menerapkan shot clock setelah offensive rebound adalah 14 detik. Angka tersebut 10 detik lebih sedikit dari shot clock normal 24 detik.

Komite Kompetisi NBA dikabarkan ingin meniru aturan FIBA tersebut. NBA selama ini menerapkan aturan shot clock kembali ke 24 detik setelah offensive rebound. Keinginan untuk mengurangi shot clock tersebut dapat membuat pertandingan NBA lebih ketat lagi. Selama ini, dengan shot clock kembali ke 24 detik, tim yang menguasai bola bisa dengan leluasa mengatur ulang strategi mereka.

Poin kedua adalah clear path foul. Jenis pelenggaran ini serupa dengan pelanggaran unsportman like foul yang ada di aturan FIBA. Bedanya, unsportman like foul bisa digunakan dalam banyak hal, lebih luas dari clear path foul. Hal yang disarankan oleh Komite Kompetisi NBA adalah kejelasan terkait hal-hal apa yang masuk dalam kategori clear path foul. Banyak sekali kasus pelanggaran yang memaksa wasit untuk melihat tayangan ulang demi memutuskan apakah pelanggaran tersebut masuk clear path foul atau tidak.

Poin terakhir adalah hostile act yang berarti dalam bahasa Indonesia adalah aksi bermusuhan. Dalam hal ini, aksi-aksi yang dimaksud adalah aksi saling mengejek, pelanggaran-pelanggaran keras, hingga hal-hal tidak sportif lainnya. Komite Kompetisi NBA mengingkan poin-poin hostile act tersebut tertulis dengan jelas dan disetujui oleh pemain dan wasit NBA. Musim lalu misalnya, beberapa kali wasit memberikan technical foul yang berujung pada protes-protes ketidakpuasan oleh barisan pemain.

Perubahan ini akan diajukan dalam pertemuan dewan gubernur NBA pada 20-21 September 2018. Nantinya, tim-tim NBA juga akan dilibatkan untuk menentukan perubahan ini. Dibutuhkan 20 persetujuan dari 30 tim yang ada untuk merubah aturan ini.

Apa yang dilakukan NBA selayaknya ditiru oleh semua liga yang ada di dunia. Keinginan untuk selalu memperbaiki segala hal yang dirasa kurang adalah keharusan. Karena ini semua demi laga dan jalannya liga yang lebih baik, seru, dan mengundang banyak penonton. Jika semua poin tersebut tercapai, pundi-pundi keuntungan tentu dapat dirasakn sendiri oleh operator liga.

Foto: USA Today

 

 

Komentar