IBL

“Ruangan sepatu milik Ty sudah mirip dengan (butik sneaker) Foot Locker – Bria Smith, pendiri akun @WNBAKicks

Pebasket NBA memang identik dengan jumlah sepatu yang bisa mencapai ratusan. Nama-nama seperti P.J Tucker, Nick young, Chris Paul, dan lain sebagainya kerap disebut sebagai sneakerhead karean memiliki sepatu-sepatu langka dengan jumlah masiv. Meski demikian, ranah WNBA juga memiliki seorang sneakerhead. Namanya Tamera Young, pemilik hampir 500 sepatu yang tertata rapi di sebuah ruangan khusus di rumahnya. Aaron Dodson melaporkannya untuk laman blog di situs resmi streetwear The Undefeated.

Gelar itu tidak diberikan sembarangan. Bria Smith bersama Brooke Weisbrod dari ESPN mengadakan investigasi 10 besar pemilik sepatu terbanyak di WNBA pada 2017. Hasilnya, Tamara bertengger di peringkat 1. Atas dasar itu, ia diberi gelar “Sneaker Champ” versi WNBA. Wajar saja, ia memiliki hampir seluruh sepatu olahraga tenar dewasa ini. Sebut saja Air Jordan Retro berbagai edisi, Jordan CP3, Nike Zoom Kobe, Nike Air Huarache, Nike Air Force 1, Nike Air Max 1, Nike Air Max 90, adidas Harden, adidas Superstar, adidas UltraBOOST, Puma Fenty, hingga Li-Ning WoW pun berjajar rapi.

Ty, panggilan akrab Tamara Young, tahun 2018 telah menyandang status veteran. Usianya menginjak 31 tahun. Setengah dari usianya telah ia habiskan bersama sepatu-sepatu favoritnya. Satu fakta tertuang di tulisan Dodson dimana Ty mengaku tidak pernah menjalin kerja sama merek olahraga manapun sebagai sponsor. Ia murni mengumpulkan ke-500 sepatu dari uangnya bermain basket. “Ia adalah seorang sneakerhead murni. Dengan koleksi sebanyak itu, ia bisa menggunakan sepatu berbeda setiap hari dalam setahun,” tulisnya.

Kecintaannya terhadap sneaker didukung pula dekorasi yang menunjang ruang tempatnya meyimpan koleksi. Ia memasang poster besar Michael Jordan, Scottie Pippen, dan Dennis Rodman di dinding selasar menuju kamar. Setelah itu, ia memajang berbagai piala serta seragam tanding sepanjang karir basketnya sejak sekolah. Ia juga menempatkan foto besarnya saat masih bermain di James Madison University. Setelah itu, barulah kita menemukan pintu tempatnya menyimpan sepatu. Sembilan lapis rak sepatu berjajar tertempel di seluruh sisi dinding ruangan untuk menampung seluruh koleksi.

Diantara seluruh koleksi yang dimiliki, Ty menjagokan Air Jordan 1 sebagai yang terfavorit. Ia memiliki seratusan Air Jordan 1 berbagai warna dan edisi. Berlanjut setelahnya Air Jordan 2 hingga 15. Meski demikian, ia tidak mengoleksi Air Jordan 7 kecuali sepatu khususnya saat sekolah. “Saya tidak begitu menyukai desainnya (Air Jordan 7),” katanya.

Sepatu yang ia punya pun sejatinya lebih banyak karena ia sering membagikan sepatu yang sudah ia pakai pada kerabatnya. “Bisa jadi ada seratusan yang saya berikan pada teman-teman. Hal itu saya lakukan karena saya pernah memutuskan untuk berhenti mengoleksi sepatu,” cerita Ty. Namun, ia tidak bisa membendung hasrat untuk memiliki lebih banyak lagi sepatu-sepatu. “Saya sangat menyukai bau sepatu yang baru keluar dari kotaknya. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,” ungkapnya.

Sepatu yang didedikasikan untuk ayah Tamara Young yang meninggal akibat Kanker pada 2015.

 

Kecintaannya pada sneaker didukung penuh oleh mendiang ayahnya, Greg Young. Pada 1996, ayahnya membelikannya Air Jordan 12 “The Taxi”. Sejak itu, Ty selalu menyimpan sepatu-sepatu yang ia gunakan bertanding. Termasuk diantaranya Fila Grant Hill 1. Satu-satunya sepatu yang dibelikan oleh ibunya, Lynda.

Greg Young meninggal akibat kanker pankreas pada 2015 di usia 59 tahun. Ia pun membuat sepatu untuk menghormati mendiang ayahnya. Yang pertama adalah NikeID Jordan CP3 10 yang digunakan di pertandingan amal untuk kanker dari WNBA. Serta Jordan CP3 10yang berhias tulisan tangan “RIP DADDY” serta detail pendukung lain hasil karya seniman sneaker Kickstradomis.

Semasa kuliah di James Madison University (JMU), hasratnya terhadap sneaker didukung penuh oleh pelatihnya bernama Kenny Brooks. “Bila Ty sedang memakai sepatu yang tepat, permainannya begitu baik. Bila sepatu yang dipakai dirasa kurang cocok, ia akan menggantinya dengan yang lain. Ty memancarkan aura yang berbeda bila ia menggunakan sepatu yang tepat,” kata Brooks yang kini melatih di Virginia Tech University.

Meski demikian, hingga kini belum ada merek manapun yang menawarinya kerja sama meski dengan karir WNBA yang masih berjalan, pengikut di media sosial berjumlah ratusan ribu, serta gairahnya yang besar terhadap sneaker. Ty juga kerap dijuluki sebagai P.J Tucker-nya WNBA. “Saya tidak paham (tentang hal tersebut). Bisa jadi karena saya dulu bersekolah di SMA kelas menengah. Andai saya bersekolah di tempat yang lebih mentereng, bisa jadi saya sudah punya sponsor,” pungkasnya.

Ty tidak ambil pusing dengan keadaan tersebut. Ia justru lebih menikmati status bebas agen ini karena ia bisa menggunakan sepatu apapun yang dia suka walau harus mendapatkannya dengan membeli.

Chris Paul pernah mengiriminya Jordan CP3 9 “Vachetta Tan” yang dibuat hanya 33 pasang serta Jordan CP3 9 “Red Suede” yang berjumlah total 54 pasang saja. Selain itu, Dwyane Wade mengirimnya The Edition x Li-Ning Way of Wade 6 nomor 134 dari 500 pasang yang diproduksi. Ia juga menyimpan Nike Air Yeezy 2 “Solar Red” yang didapat langsung dari pihak penting yang identitasnya tidak mau diungkap.

Tamara Young akan melanjutkan WNBA musim 2018-2019 bersama Las Vegas Aces pada Oktober 2018. Jumlah sepatunya pun diprediksi akan terus bertambah mengingat ia masih belum ada tanda-tanda untuk pensiun dari basket. Ia juga masih bergairah mengumpulkan sneaker lain yang ia suka.

Foto: Lyndsey Weatherspoon / The Undefeated, Leon Bennett / Getty Images

Komentar