IBL

Apabila seorang atlet telah dikontrak sebagai duta sponsor, maka ia wajib menggunakan produk sponsor itu saat bertanding. Bila melanggar, sanksi tegas akan dilayangkan, pemutusan kontrak dan penghentian honorarium (royalti) jadi yang terburuk. Hukuman itu tidak terjadi pada DeAndre Ayton. Ia telah menandatangani kontrak jutaan Dollar AS dengan Puma. Namun, ia tertangkap kamera sedang mengenakan Nike Kobe AD Mid pada NBA Summer League 2018 dan Puma mengijinkannya. Mengapa?

Ayton mengatakan alasannya pasca membantu Phoenix Suns menekuk Orlando Magic pada 9 Juli 2018. “Mereka masih mengembangkan teknologi untuk kaki saya. Oleh karena itu, mereka memperbolehkannya sementara menunggu sepatu basket saya mencapai performa terbaik. Saya berkaki besar,” ujar pria berukuran kaki US 18 (38,5 cm) ini. Dalam kesempatan itu pula Ayton menegaskan kontraknya dengan Puma baik-baik saja. Ia tetap menyukai merek berlambang Macan Kumbang itu.

Nike Kobe AD Mid Mamba Mentality Pack Black-White.

 

Hal itu tergolong wajar sebab 17 tahun terakhir Puma selalu fokus dengan pengembangan sepatu atletik. Mereka memang secara resmi kembali ke ranah basket pada 2018. Namun, mereka harus mengejar pelbagai teknologi pengembangan sepatu basket dari kompetitornya. Teknologi bantalan Jamming pada Puma Clyde Court Disrupt belum memadai untuk digunakan pada pemain bertapak besar.

Untuk menghormati Puma, Ayton menutup logo Nike di bagian samping dengan mewarnainya hitam yang sejatinya berwarna perak. Melalui pemilihan warna sepatunya ini, banyak pihak memperkirakan bahwa sepatu khusus Ayton (PE atau Player’s Exclusive) akan berwarna hitam dengan detail berwarna putih.

Pada laga itu, Ayton berkontribusi dengan menyarangkan 17 angka dan 18 rebound dari total 71 angka yang dihasilkan Suns. Kompetisi ini sekaligus sebagai pemasanan para pemain muda dalam menyambut NBA musim 2018-2019 yang akan jadi musim perdana mereka.

Puma membuat gebrakan dengan merekrut peringkat 1 dan 2 NBA Draft 2018, DeAndre Ayton dan Marvin Bagley III. Hal itu mereka lakukan sebagai bukti untuk mengguncang dominasi Nike, adidas, dan Under Armour di ranah basket. Meski demikian, mereka masih harus mempersiapkan banyak hal terkait teknologi pengembangan sepatu demi mencapai targetnya itu. Ulasan lengkap tentang topic ini bisa Anda simak di Majalah Mainbasket edisi 71 (Agustus 2018).

Foto: Getty Images, Nike basketball

Komentar