IBL

Nike baru-baru ini merilis laporan tentang cara mereka mengurangi polusi pascaproduksi sebagai bentuk kepedulian pada isu lingkungan. Laporan itu berjudul “Sustainability Business Report”. Lewat laporan itu, Nike menampilkan data komprehensif tentang fokus Nike pada isu-isu produksi massal yang baru-baru ini merebak dengan cara penanggulangannya.

Tak hanya isu lingkungan, Nike juga membahas sistem ketenagakerjaan serta dampak sosial produk. Mereka melaporkan bahwa telah mengintegrasi sistem tenaga kerja buruh mereka demi memperhatikan hak asasi buruh. Selain itu, Nike juga berencana bekerja sama dengan pihak-pihak terkait demi mendukung visi tersebut.

Terkait isu lingkungan, Nike mengungkapkan bahwa 75 persen produk sepatu dan baju mereka telah terbuat dari bahan yang bisa didaur ulang. Lini produksi dengan bantalan udara (Air Sole) jadi senjata utama. Nike mengatakan, semua sepatu berbantalan udara mengandung 50 persen bahan daur ulang. Nike Air Max 270 mengadung setidaknya 70 persen. Serta Nike Air Vapormax mengandung 75 persen bahan daur ulang. Bahan plastik polyester yang digunakan juga telah beralih ke plastik daur ulang.

Seluruh kebijakan itu membuat 95 persen bahan sisa produksi bisa digunakan kembali sehingga berujung ke pembuangan sampah. Nike menargetkan akan mencapai 100 persen di Amerika Serikat pada 2019 dan seluruh dunia pada 2025.

Nike Air VaporMax pertama kali dikenalkan pada Air Max Day 2017. Nike memberikan sol dengan bantalan udara penuh. Bantalan itu dibuat secara khusus di Air Manufacturing Innovation Plants bertempat di Oregon dan St. Louis, Amerika Serikat. Lewat gambar kartun, Nike memperlihatkan bagaimana proses pembuatan bantalan udara Vapormax.

 

Foto: Nike

Komentar