KEJURNAS

Regina Pacis (Recis) Basketball Bajawa mengambil langkah berani. Mereka merupakan juara di NTT. Tidak ada lawan lagi. Recis berkelana ke luar pulau dan tiba di Surabaya untuk mencari pengalaman dan mengasah keterampilan.

Recis Basketball Bajawa merupakan klub yang didirikan oleh Rudolf Aqroz Wogo. Pria yang akrab disapa Rudy itu juga menjadi pelatih dari SMA Regina Pacis Bajawa, sebuah sekolah yang berada di Kabupaten Ngada, NTT.

“Kami butuh mereka supaya dapat pengalaman. Mereka jadi tau, oh di Jawa itu ternyata begini. Jadi tidak nyaman di kota kami yang tidak ada kompetisi sama sekali, paling hanya DBL,” kata Rudy.

Baca juga: Rekap Hari Kedua Kejurnas U18 Putri

Tim putri SMA Regina Pacis Bajawa sudah tujuh kali menjadi juara DBL East Nusa Tenggara Series. Mereka tidak terkalahkan sejak 2017. Tapi Rudy ingin anak asuhnya berkembang dan merasakan pengalaman tampil di level nasional.

“Kami salah satu yang terpinggirkan sebenarnya. Tetapi tidak sadar bahwa kita ini jauh sekali lho dalam segala hal. Apalagi dengan luar negeri malah lebih jauh lagi,” tutur pria yang juga menjadi Wakil Ketua II DPRD Ngada itu.

Penampilan pertama Recis Bajawa di kejurnas langsung berhadapan dengan Warriors Jakarta. Level tim berbeda. Recis tumbang 25-91. Tapi mereka tidak patah semangat karena ini merupakan proses yang harus mereka hadapi untuk terus berkembang.

“Kalau di sana sudah juara, sudah merasa besar. Ini sudah juara DBL tujuh kali lho juara. Dianggap hebat. Lalu datang kesini terbantai. Nggak ada apa-apanya kalau di luar. Sehingga setelah itu mereka tetap berlatih,” imbuh Rudy.

Baca juga: Kasuari Triton, Menjelajah Lautan demi Mengejar Pengalaman

Perjalanan Recis untuk menimba ilmu dan pengalaman di kejurnas juga berliku. Mereka berangkat dari Bajawa menuju Labuan Bajo dengan jalur darat selama delapan jam. Setelah itu mereka naik kapal laut menuju pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya selama 3 hari 2 malam. Recis tiba di Surabaya pada 24 Juli lalu atau dua sebelum U18 dimulai.

Ini merupakan pertama kalinya para pemain Recis menginjakkan kaki di Surabaya. Tak terkecuali Gregoria Deandra Bhebhe Liko yang pernah ikut DBL Camp 2025 di Jakarta. Dan semua dibiayai secara mandiri oleh Rudy, yang juga menjadi pelatih, pemilik, sekaligus donator klub tersebut.

Recis sudah terbiasa dengan perjalanan jauh. Saat mengikuti DBL di Kupang, mereka harus menempuh perjalanan darat dan laut, dari Bajawa ke Ende, lalu menyeberang ke Kupang dengan kapal ferry. Total perjalanan menempuh jarak 635 km menuju ibu kota provinsi NTT.

Baca juga: Membangunkan Basket Maluku dari Tidur Panjang

“Ini kesempatan besar bangi kami yang baru pertama kali keluar dari NTT. Mencoba lingkungan kompetisi yang lebih tinggi dan bertemu Warriors yang jelas-jelas tim kuat. Pengalaman mereka juga lebih tinggi. Tapi kami mainnya senang banget,” kata Dean, sapaan Gregoria Deandra.

Partisipasi dalam kejurnas juga menjadi harapan besar bagi Dean dan juga anak-anak Bajawa yang lain. Ini merupakan kesempatan mereka untuk unjuk gigi. Sehingga membuka peluang mereka mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi.

“Kalau bisa, pengennya dilirik dari kampus-kampus mungkin ya. Supaya membuka jalan diterima di Unesa misalnya atau kampus-kampus lain. Ada keinginan kami buat jadi mahasiswa gitu,” ucap Dean. (*)

Foto: Perbasi

Komentar