Jarak bukan penghalang untuk berkembang. Kasuari Triton Papua Barat merupakan salah satu tim asal Papua yang mengikuti Mandiri Kejurnas Antarklub 2025 U18.
Keikutsertaan Kasuari Triton menjadi pengalaman baru bertanding di level nasional.
Hal ini pula yang menjadi bukti bahwa jarak tak menjadi penghalang. Kasuari Triton berangkat dari Pelabuhan Manokwari pada Minggu, 20 Juli.
Iya, enam hari lalu petualangan mereka sudah dimulai. Lebih dini ketimbang partisipan lain.
Kapal yang membawa penggawa Kasuari Triton singgah lebih dulu di Sorong, Ternate, Bitung, Pantoloan dan baru tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Jauh nan melelahkan. Namun itu bukan menjadi sebuah dinding penghalang untuk menimba ilmu.
"Sebenarnya kami bisa tiba di Surabaya itu Jumat malam (25/7). Tapi kapalnya molor bersandar saja di pelabuhan-pelabuhan sebelum Surabaya," buka Aldo Rino Rumbrawer, kepala pelatih Kasuari Triton.
Yup, Kasuari Triton tiba pada Sabtu (26/7). Tiba tepat pada hari mereka berlaga. Lelah sudah pasti.
Namun itu bukan menjadi alasan kegagalan mereka meraih kemenangan pada gim pertama.
Kasuari Triton takluk di tangan Wofle Sorong Papua Barat Daya dengan skor akhir 34-51.
"Anak-anak memang capek kan. Baru saja tiba gak ada istirahat langsung tanding. Tapi itu bukan jadi alasan kami karena kalah. Ya, memang tim lawan lebih bagus saja. Kami juga terlambat panas," ungkapnya.
Pada gim tersebut, Kasuari Triton sempat tertinggal dengan selisih 26 poin di paruh pertama.
Di dua kuarter akhir mereka mengejar ketertinggalan. Perlahan namun pasti memangkas selisih angka.
Mengunci penggawa Wofle Sorong sembari melancarkan serangan cepat.
"Kejurnas ini jadi ajang anak-anak merasakan pengalaman bermain di level nasional. Lawan tim-tim yang kuat dan juga lebih bagus dari mereka," katanya.
Perjuangan dan perjalanan mereka menjadi bahan bakar tambahan untuk belajar dan bertanding di Kejurnas.
Cerita selama di Surabaya juga menjadi oleh-oleh untuk para penggawa. Membagikan kisah perjalanan bertanding di level nasional.
"Harapannya sudah jelas ketika pulang nanti anak-anak di Papua Barat semakin banyak yang bermain basket. Mereka yang berangkat ini bakal berbagi cerita pengalaman ke teman-temannya," terangnya.
Durasi perjalanan dan jarak bukan sebuah sekat. Melainkan tantangan bagi Kasuari Triton untuk mendobrak batasan. Semangat Kasuari Triton! Semangat Papua.(*)