KEJURNAS

IBL

"Inilah yang kami cari. Pembelajaran," kata Sudiyanto, Asisten Pelatih Jambore Pontianak.

Melakoni gim pertamanya di Mandiri Kejurnas Antarklub 2025 U16 di GOR Unesa Surabaya, Jumat 18 Juli, Jambore harus mengakui keunggulan Biffi Surabaya, 27-81. Pada akhir kuarter pertama, Jambore hanya mencetak 4 poin, berbanding 23 poin dari Biffi.

"Kami ingin terus belajar. Khususnya, bagi kami para pelatih, juga bagi para pemain. Kami semua terus membuka mata, bagaimana atau seperti apa kekuatan tim-tim basket di luar Pontianak, khususnya di Pulau Jawa," tambah Sudiyanto.

Berdiri sejak tahun 1966, Jambore adalah salah satu kekuatan basket di antara persaingan tim-tim basket Pontianak yang semakin semarak. Menurut Sudiyanto, kompetisi basket di Pontianak sangat padat. Dengan beragam kategori usia, kompetisi di Pontianak bahkan bisa hampir selalu ada setiap bulan.

Menghadapi Biffi, Kepala Pelatih Jambore Hazan Maulana memainkan semua pemainnya. Termasuk pemain berusia 13 tahun Jose Jacques. Berposisi sebagai garda (guard), Jose memanfaatkan dengan baik kesempatan yang diberikan Hazan. Jose bermain selama lima menit, mencetak 1 poin melalui tembakan gratis, dan berhasil mencuri (steal) 1 bola saat bertahan. Jose juga hanya melakukan 1 kali turnover. 

"Saya ingin memberi kesempatan kepada semua pemain untuk merasakan kompetisi Kejurnas ini," jelas Hazan. "Mereka harus merasakan sendiri bagaimana rasanya menghadapi lawan-lawan yang lebih jago daripada mereka. Mungkin di Pontianak beberapa dari kami merasa diri cukup. Tetapi di sini, kami melihat sendiri bahwa kami memang harus terus belajar dan berlatih."

Membina dan membangun pemain-pemain muda di Pontianak, Jambore sudah mendidik pemain sejak berusia 10 tahun. Demi meningkatkan kualitas, upaya mengirimkan para pelatih untuk belajar ke beberapa pelatih senior di Indonesia kerap dilakukan. Termasuk juga mendatangkannya ke Pontianak.

Menghasilkan pemain-pemain terbaik dari Pontianak adalah salah satu tujuan. Bagi Jambore, membentuk karakter dan menjadikan para pemainnya sosok-sosok yang baik dan berguna di dalam masyarakat menjadi tujuan lain yang juga amat penting. 

"Melihat para pemain kami mendapatkan beasiswa basket di kampus-kampus ternama di Indonesia, tidak jarang malah menjadi kepuasan tersendiri bagi kami para pelatih dan manajemen Jambore. Apalagi kalau kelak nanti mereka berhasil di bidangnya," tambah Sudiyanto.

Penyelenggaraan Kejurnas 2025 yang sudah diumumkan jauh-jauh hari sangat disyukuri oleh Jambore. Sejak diumumkan akan ada penyelenggaraan Kejurnas lebih dari empat bulan lalu, Jambore langsung melakukan persiapan.

"Khususnya terkait finansial. Sebagai tim yang berasal cukup jauh dari tempat penyelenggaraan (Surabaya), ini adalah salah satu faktor penting. Kami jadi punya ruang yang cukup untuk mempersiapkan diri," kata Sudiyanto. "Apalagi jika nanti tahun depan Kejurnas akan diselenggarakan pada waktu bulan yang sama. Saya rasa siapapun akan punya waktu yang sangat cukup untuk mempersiapkan diri."(*)

Foto: Perbasi

Komentar