Element Bintang Gresik tidak gentar menghadapi gempuran tim-tim besar di Mandiri Kejurnas Antarklub 2025. Mereka langsung menghadapi The Hawk Basketball di hari pertama (17/7) di GOR Pancasila, Surabaya. Dan Element Bintang Gresik kalah telak 22-81.
Miracle Gathyo Merzalino menyumbang 12 dan 4 steal poin untuk timnya. Adrian Poehan membantu dengan 6 poin dari 3/8 tembakan. Disusul Muhammad Nanggala Purwanto dengan 4 poin.
Tetapi bagi Element Bintang Gresik, kejurnas ini bukan hanya soal menang dan kalah. Mereka tampil sebaik-baiknya dan menyerap pengalaman berharga menghadapi tim-tim dengan materi pemain di atasnya.
Baca juga: KRekap Hari Pertama Kategori Putra
“Kami harapannya itu dari tahun ke tahun ada regenerasi. Kami juga berangkat dari tim daerah dimana pembinaannya harus dikencengin. Kemudian memperbanyak sparing antar tim dari luar daerah,” kata asisten pelatih Element Bintang Gresik Suryo.
Lawan mereka di Mandiri Kejurnas Antarklub 2025 ini memang tidak main-main. Element Bintang Gresik turun di U16 dan U18. Mereka tergabung di Grup D bersama The Hawks, Aras Gading Muda Jakarta, Gorontalo Muda, dan Indonesia Thunder Bandung. Element Bintang Gresik masuk Grup E untuk U18 bersama Batang Garing Utama Palangkaraya, Airone Basketball Jakarta, dan Buzzer Basketball Banten.
“Pengalaman luar biasa yang kami peroleh dengan adanya turnamen dan sparing. Kami bersyukur banget dalam kejurnas ini bisa ketemu tim-tim gede. Apalagi banyak yang bagus di luar daerah,” ujar pria yang akrab disapa Coach Boyo itu.
Element Bintang Gresik didirikan pada 2019. Mereka langsung menyasar pembinaan kelompok usia. Sempat vakum pada 2020 karena pandemi dan mulai beraktivitas lagi pada 2021.
Element Bintang Gresik memang bukan klub basket pertama di kota tersebut. “Bisa dibilang yang kedua dari segi terbentuknya. Tetapi untuk aktif di event-event besar, mungkin kami lebih dulu dan berani terjun ke daerah,” tutur Coach Boyo.
Baca juga: Jadwal Lengkap Mandiri Kejurnas Antarklub 2025 U16
Coach Boyo menuturkan sebenarnya antusiasme basket di Gresik juga tinggi. Tetapi ada kendala dalam tingkat pengembangan talenta di Gresik. Pengembangan itu terputus di tingkat perguruan tinggi.
“Untuk pembinaan tingkat SD, SMP, SMA sudah berkembang. Tetap terputus di tingkat perguruan tinggi karena di Gresik cuma ada dua perguruan tinggi. Biasanya setelah level SMA, mereka kuliah ke luar daerah. Ada yang masih basket, ada yang tidak. Mungkin mindset kalau nggak masuk perguruan tinggi, mau ke basket lagi terkendala,” terangnya.
Lebih lanjut, Coach Boyo ingin semua elemen basket di Gresik bersinergi membentuk tujuan yang sama. Terutama memunculkan pelatih-pelatih muda yang memiliki dasar permainan basket yang bagus.
“Sebenarnya SDM bagus. Sarana dan prasarana juga. Sayangnya, tidak diimbangi dengan mindset yang bagus. Masing-masing klub dan pemain itu beda-beda. Harapannya disusun secara bersinergi program berjenjang sehingga pengalaman anak-anak Gresik tidak terbuang sia-sia.”
Foto: Perbasi