IBL

Bagi penggiat kultur sneaker, kehadiran tekonologi sol boost besutan adidas adalah penyegaran. Sebelum kehadiran sol berbasis plastik styrofoam itu, sneaker identik dengan sol yang terbuat dari karet dan plastik EVA. Dengan menjanjikan kenyamanan serta berat yang jauh lebih ringan, boost dengan cepat diterima pasar.

Lewat inovasi ini, adidas seakan punya teknologi sol yang jadi ciri khas. Seperti sol air bubble buatan Nike, boost terbukti memberikan dampak bagi perusahaan berlogo garis tiga ini. Mulai kalangan artis, rapper, penyanyi, atlet, hingga masyarakat luas berbondong-bondong membelinya demi merasakan sensasi yang telah dijanjikan adidas.

Apakah boost sepopuler itu? Setidaknya, hal tersebut bisa Anda simak dari cara adidas mengeksposnya. Mereka mencoba menempatkan boost hampir di semua jenis sepatu lari, kasual dan klasik. Mulai dari seri Energy Boost, NMD, EQT, Iniki Runner, hingga seri Superstar yang klasik itu.

Dengan perjalanan yang mentereng itu maka pencapaian adidas dengan boost-nya layak untuk dirayakan. Pengenalan perdana teknologi boost ini bersamaan dengan perilisan adidas Energy Boost pada 2013. Oleh karena itu, adidas merilis lagi siluet ini bergandengan dengan satu seri lain lewat koleksi adidas Running “5 Years of Boost Anniversary”.

Koleksi ini memuat tiga siluet terlaris bersol boost. Siluet itu di antaranya Energy Boost, Energy Boost OG, dan Ultra Boost. Energy Boost OG adalah perilisan ulang sepatu yang mereka rilis pada 2013 lalu dengan tampilan yang serupa.

Bisa dibilang, adidas Energy Boost merupakan yang paling dilirik kala itu. Sepatu ini menempatkan sol boost di sepanjang sol bawah dibalut dengan cangkang karet. Perpaduan tersebut menciptakan rasa nyaman di kaki setiap melangkah. Menurut adidas, penggunanya sepatu ini bisa menghemat tenaga saat berjalan dan berlari 40 persen dari sepatu yang tidak menggunakan sol boost.

Inovasi adidas untuk sepatu yang lebih responsif disematkan adidas di Energy Boost terbaru. Mereka meningkatkan kualitas torsi yang dihasilkan. Di bagian ujung depan sepatu, adidas bekerja sama dengan Aramis untuk membuat sudut elastis yang berfungsi untuk menambah kerapatan sepatu. adidas menjanjikan bahwa zona elastis ini mencengkeram lebih kuat di bagian depan namun tetap nyaman digerakkan.

Sementara di bagian sol, porsi sol boost mendapat 85 persen porsi lebih banyak dari versi lima tahun lalu. Boost di sepatu ini dilindungi oleh selapis karet berwarna hitam yang berfungsi sebagai cangkang untuk boost. Ternyata, lapisan ini dihasilkan dari kerja sama adidas dengan Continental, merek ban kendaraan bermotor kenamaan. Tentunya, cengkeraman pada medan jalan jadi lebih baik dari sepatu versi sebelumnya.

Melalui Divisi adidas Running, adidas mengeluarkan pernyataan terkait dengan perilisan ini. “Pada 2013, kita mulai untuk merilis revolusi ini dengan merilis Energy BOOST. Perilisan ini berikan perubahan besar dalam dunia lari. Sejak saat itu, teknologi kami telah memberi dampak ke penjuru dunia melalui pengembalian energi kaki yang efektif hampir di segala kondisi,” kata Matthias Amm mewakili adidas Running untuk adidas.

Lebih lanjut, Matthias menjelaskan visi adidas Running untuk sol boost di masa yang akan datang. “Ke depan, kami akan mengembangkan lebih jauh teknologi ini dengan mengkombinasikan performa, penampilan. Inovasi, estetika, dan desain futuristik. Sebagai bocoran, kami merencanakan untuk merilis siluet modern yang hasil perpaduan semua elemen tersebut di awal 2019.”

Koleksi ini telah tersebar di gerai adidas dengan jumlah yang sangat terbatas. Sementara penjualan secara online dikabarkan telah habis terjual.

Sumber Foto: adidas Running

Komentar