IBL

Loop 3X3 Competition National Camp 2018 telah bergulir selama tiga hari pada 23-25 Januari 2018. Setidaknya ada 64 peserta putra dan putri dari berbagai kota yang berkumpul di DBL Academy, Surabaya, Jawa Timur. Menariknya, di antara putra-putri terbaik itu ada satu anak yang unik.

Anak itu bernama Trey Johansen. Ia berasal dari SMA BPK Holis, Bandung, Jawa Barat. Di antara anak-anak lainnya, ia tampak unik karena ia berbeda dari yang lain. Meski pun di sisi lain, ia tetap energik ketika di lapangan. Rasanya seperti tidak ada beda jika melihat dengan sekilas.

Namun, jika melihat dengan seksama, ia mengaku punya perbedaan sejak lahir yang membuat tangan kanannya berukuran lebih kecil. Namun, hal itu justru tidak menyurutkan kepercayaan dirinya. Hal itu terbukti ketika ia sampai di kamp ini dan terpilih sebagai salah satu putra terbaik dari Bandung.

Mainbasket berkesempatan mewawancarai Trey di sela-sela kesibukkannya berlatih. Ia duduk di pinggir lapangan, menjawab semua pertanyaan dengan percaya diri, sambil sesekali melirik teman-temannya yang sedang berlatih. Karena di antara para campers, telah hadir pelatih asing Dusan Bulut dan Dusan Ignjatov dari Serbia. Bulut, misalnya, merupakan pemain terbaik, juara dunia, serta peringkat atas FIBA 3X3. Oleh karena itu, ia merasa tidak mau melewatkan kesempatan ini.

Simak wawancara kami dengan Trey.  

Halo!

Halo!

Kamu Trey Johansen, kan?

Iya, Kak.

Trey, saya kagum sama kamu. Bisa sampai sini dari Bandung. Apa yang kamu dapat sejauh ini di Loop 3X3 Competition National Camp 2018?

Yang pertama, sih, pengalaman yang baru, ya. Pasti dapat pelajaran baru, pengalaman baru, dikasih tahu juga bagaimana cara menjadi pemain yang bagus, yang bisa bekerja keras dan rajin. Terus saya dapat teman-teman baru dari berbagai kota.

Apa pendapatmu tentang para pelatih, terutama Dusan Bulut?

Menurut saya, Bulut ramah sama anak-anak campers (sebutan peserta kamp). Dia juga mau mengajarkan apa kesalahan yang dilakukan campers. Sama Coach Dusan Bulut diajari buat yang lebih benar lagi.

Ada kendala bahasa tidak? Bulut, kan, dari Eropa.

Setelah Coach Bulut menerangkan pasti diterjemahkan sama Kak Dimaz (Muharri). Bahasa yang campers tidak mengerti bisa diterjemahkan sama Kak Dimaz. Bisa juga langsung dipraktekkan sama Bulut supaya kami paham.

Dengan kondisi begini, apa yang membuat kamu sampai sini?

Yang penting mau. Mau buat basket, tidak malas-malasan, terus diperjuangkan juga.

Kuncinya apa?

Dengan cara percaya sama diri sendiri. Saya harus kerja keras lebih, karena saya tahu saya bisa.

Kamu kembar ya? Saudaramu tidak di sini?

Iya, kembar. Tidak ada.

Apa yang paling penting dari persaudaraan kalian, terutama untuk saling memotivasi diri supaya kalian maju?

Yang penting itu saling dukung. Saya bisa di sini karena kembaran saya juga. Di samping itu, saya bisa di sini juga karena ada teman-teman setim lain yang mendukung, terutama memang saudara saya karena satu tim juga. Kerja kerasnya dapat.

Kamu pernah minder?

Tidak juga, sih. Bisa menunjukkan yang lebih percaya diri lagi.

Rahasianya apa supaya tidak minder?

Ya, harus percaya diri. Tidak merasa kekurangan. Soalnya saya yakin saya bisa.

Saya suka kepercayaan diri kamu. Bagaimana cara menumbuhkannya?

Asal mau, mau berusaha, pokoknya bisa.

Sempat kesulitan tidak, sih, buat main basket?

Tidak juga. Soalnya saya dulu dilatih sejak kecil. Tangan kanan dan tangan kiri sudah terbiasa (melantun bola).

Apa cita-cita kamu kalau sudah besar?

Sebenarnya saya kalau sudah gede tidak mau jadi pemain basket, tapi sekadar hobi saja. Hanya saja kalau dipikir-pikir pengen coba juga ke profesional.

Apa tim favoritmu di IBL?

Di mana? IBL? Saya tidak terlalu mengikuti IBL sebenarnya.

Kalau NBA pasti sering nonton?

Kalau NBA nonton. Tim favorit saya Golden State Warriors.

Memang apa yang kamu suka dari Warriors?

Punya kerja sama yang baik antara pemain bintangnya, seperti Stephen Curry, Klay Thompson, Kevin Durant. Mereka isinya pemain bintang, tapi bisa kerja sama.

Siapa yang paling kamu suka?

Kevin Durant. Suka saja sama cara mainnya. Tidak egois. Tidak main sendiri.

Terakhir, apa yang ingin kamu dapat dari kamp ini dan bisa kamu bawa pulang ke Bandung?

Saya bisa dapat pengalaman yang baru. Saya juga pengen menunjukkan kalau saya bisa seperti teman-teman yang lain. Saya pengen tahu bagaimana jalannya camp ini. Drill yang bagus kayak apa. Saya pengen tahu supaya bisa berbagi nanti pulang ke Bandung.

Foto: DBL

Komentar