IBL

Adidas memutus kerjasama dengan rapper Kanye West pada tahun 2022. Setelah itu, mereka punya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, yaitu menjual sepatu Yeezy di gudang. Adidas sudah berusaha mengosongkan gudangnya, dan kini tersisa 2 juta pasang yang harus dijual. 

Seperti yang diberitakan sebelumnya, bahwa Adidas bisa mendapatkan keuntungan 700 juta dolar Amerika kalau mereka berhasil menjual semua sisa stok Yeezy. Mereka sudah mencapai separuh dari target tersebut. Dengan 2 juta pasang sepatu, yang dijual seharga 230 dolar Amerika per pasang, maka Adidas bisa mengumpulkan pendapatan sekitar 430 juta dolar Amerika. 

Setelah menjual 40 persen inventarisnya tahun lalu, pada Adidas mengumumkan akan menjual sisanya dalam beberapa minggu mendatang. Yang pertama mulai dijual adalah Yeezy Boost 350 V2 dalam warna abu-abu seharga 230 dolar Amerika. Harga yang sama seperti sebelum kemitraan Adidas dan West berakhir. 

"Adidas memulai peluncuran lebih lanjut inventaris Yeezy dengan serangkaian produk yang sudah ada tersedia secara bertahap selama beberapa minggu mendatang di seluruh dunia," tulis perusahaan itu dalam siaran persnya. "Produk ini akan tersedia secara eksklusif melalui platform digital Adidas termasuk aplikasi Konfirmasi, aplikasi Adidas, dan adidas.com."

Untuk membeli sepatu tersebut, pelanggan perlu mendaftar untuk mengikuti undian. Mereka memiliki waktu hingga 29 Februari untuk melakukannya dan jika terpilih akan dapat membeli sepatu tersebut.

"Masih ada permintaan untuk siluet Yeezy di pasar," kata analis Cowen John Kernan kepada Bloomberg. "Merek tersebut menghasilkan persentase yang sangat besar dari keseluruhan laba operasional mereka selama beberapa tahun."

Musim panas lalu, Adidas menghasilkan laba operasional sekitar 540 juta dolar Amerika melalui penjualan sepatu kets Yeezy, yang dirilis dalam dua peluncuran terpisah. Saat mengumumkan hasil tahun fiskal 2023, CEO Adidas Bjorn Gulden mengatakan memilih untuk tidak menghapus inventaris Yeezy telah membantunya melampaui ekspektasi pendapatan. 

"Dua belas bulan lalu kami mengalami masalah Yeezy yang dapat menyebabkan kami menghapus semua inventaris. Kami menyelesaikan setengahnya," kata Gulden. 

Gulden sebelumnya adalah CEO Puma dan baru bergabung dengan Adidas setelah bencana Kanye West dua tahun lalu. (*)

Foto: Just Fresh Kicks

Komentar